Selasa, 31 Agustus 2010

MY GIRLFRIEND IS A GUMIHO EPISODE 1

Maaf ya temen-temen pembaca, (itu juga kalo ada yang baca. Semoga banyak deh. Amin....) syifa baru bikin blog nih tapi udah nekat mau bikin sinopsis hehe, jadi maaf kalo masih banyak kesalahan. My Girlfriend is a Gumiho episode pertama muuulaaai....

Mi Ho wanita yang berwajah cantik itu sedang melihat Dae Woong yang menuruni tangga di dekat kampusnya. Dia pun langsung memanggil-manggil Dae Woong. Dae Woong kaget melihat Mi Ho dan dia pun langsung mengubah arah jalannyasambil pura-pura menerima telpon. Dae Woong terus berusaha menghindari Mi Ho. Tapi sayang Mi Ho berhasil menemukannya dan langsung menghampirinya.

Mi Ho, ”Apa kau tidak mendengar panggilanku?”. Dae Woong langsung bilang tidak menengarnya karena tadi dia sedang menelfon temannya. Mi Ho langsung senyum dan bilang “Ah, jika kau tidak ingin mati, aku kira kamu tidak akan berpura-pura tidak mendengarku”. Dae Woong pun senyum dengan terpaksa dan bilang bahwa dia masih ingin hidup lama. Mi Ho pun langsung menarik tangan Dae Woong dan menunjukan sesuatu yang baru ia temukan.

Mi Ho terus menarik tangan Dae Woong. Dae Woong berbicara dalam hati, “Ini pacarku, semua laki-laki iri padakukarena kau mempunyai pacar yang sangat canti”. Semua laki-laki yang melihat mereka langsung iri pada Dae Woong kare Mi Ho benar-benar gadis yang sangat cantik.

Dae Woong, “Kemana kau akan membawaku?”. Mi Ho, “kau akan melihatnya sendiri. Hari ini adalah hari yang sangat spesial”. Mi Ho terus menarik Dae Woong dan akhirnya dia melepaskan Dae Woong dan bilang kepadanya, “Di restauran sebelah sana ada sapi yang baru dipotong, aku ingin makan sapi.. kumohon”. Dae Woong kaget dan bilang “Makan sapi LAGI??? Tidak!! Mi Ho aku sedang tidak punya uang, tidak ada sapi untuk hari ini”.

Mi Ho marah dan berbisik ke telinga Dae Woong, “Kalau begitu aku akan memakanmu”. Dae Woong langsung panik dan terdiam. Mi Ho mencolek pipi Dae Woong dan bilang “Ah, rasanya pasti lezat”. Mi Ho lalu mulai menyanyi “Woong Woong apa yang kau lakukan? Apa yang kamu makan? Aku makan nasi. Apa yang akan kamu makan dengan nasi? Dae Woong yang akan menjadi lauknya”. Dae Woong jadi semakin ketakutan sementara Mi Ho kelihatan senang menggoda Dae Woong. Mi Ho,”Apakah dia hidup? Atau mati? Ah, dia hidup. Dae Woong cepat belikan aku sapi dan aku tidak akan memakanmu”.

Mi Ho langsung berlari dengan senang menuju restauran sapi itu sementara Dae Woong masih berdiri termangu dengan wajah ketakutan dan dia bicara dalam hati “Perempuan yang mau memakanku itu adalah... pacarku... dia GUMIHO”.

Flashback, cerita Dae Woong bertemu Mi Ho....
Dae Woong bersama teman-temannyasedang melakukan soothing di gedung olahraga. Dae Woong berperan menjadi super hero yang mengalahkan tiga ninja dan dia melakukan aksinya sambil terbang dengan menggunakan bantuan kawat-kawat yang ditarik oleh teman-temannya. Setelah mengalahkan tiga ninja itu, Dae Woong bertanya pada temannya Seon Nyun “Apa aku keren?”. Seon Nyun yang sedang merekkam aksi itupun langsung bilang bahwa Dae Woong benar-benar terlihat tampan. Dae Woong tersenyum senang dan memerintahkan teman-temannya yang lain untuk menurunkannya.

Setelah shooting kecil-kecilan itu Dae Woong langsung melihat rekamannya itu dan berkomentar “Bukankah aku terlihat seperti raja action? Ah jika dilihat sekilas kawat itu tidak terlihat dan aku benar-benar seperti terbang di udara”. Teman-teman Dae Woong yang sedang makan hanya manggut-manggut setuju. Dae Woong nanya “Bagaimana ice creamnya? Apa aku juga harus memesan ayam?”. Teman-teman Dae Woong langsung setuju.

Byung Soo yang merupakan salah satu teman dekat Dae woong bilang, “Jika kita masukan video itu ke internet, apakah kau pikir kau akan jadi bintang UCC? Ah aku pikir lebih baik kita buat video lain dan mengirimkannya ke acara Star king saja”. Dae Woong,”Yang ada di acara Star King hanyalah orang-orang umum, aku ini artis masa depan jadi itu tidak bagus untuk image debutku nanti”. Byung Soo mengerti maksudnya dan langsung melanjutkan makan ice cream lagi.

HP Dae Woong berbunyi dan ia pun langsung mengangkatnya, “Hallo Nuna, kau ada di sekolah? Baiklah aku kesana. Kau hitunglah sampaiseratus dan aku akan sampai disana”.dae Woong langsung mematikan Hpnya dan berlari keluar dari gedung olahraga itu sementara teman-temannya bingung mau kemana Dae Woong.

Dae Woong langsung mengendarai motornya dan menuju ke kampusnya untuk menemui orang yang dia panggil Nuna itu. Nuna itu adalah senior Dae Woong di kampusnya yang bernama Hye In, Dae Woong sebenarnya suka pada Hye In itu.

Hye In memenunggu Dae Woong disebuah ruangan dan Dae Woong pun langsung mengghampirinya. Hye In melihat sebuah buku dan Dae Woong langsung bilang bahwa dia ikut audisi main film yang diadaptasi dari buku itu dan kemungkinan besar dia akan lolos audisi. hyeIn ikut senang dan dia langsung mengacak-acak rambut Dae Woong.

Dae Woong langsungmelepaskan tangan Hye In dan bilang “Jika aku terkenal nanti, kau tidak bisa menyentuhku seperti ini. Tapi baiklah aku akan memberimu kesempata untuk menyentu wajahku, pundakku, hmm.. apa aku harus memelukmu juga?”. Hye In sedikit bengong tapi dia langsung tertawa dan bilang “Aku merasa bersyukur mengenalmu, jadi tidak usah memelukmu”. Dae Woong, “Aku akan terkenal suatu saat nanti jadi tunggu dan lihat saja!”.

Dae Woong bersama Byung Soo dan Seo Nyun sedang ada di sebuah salon milik kakek Dae Woong. Dae Woong berusaha membaca buku yang akan di filmkannya itu dan berusaha mendalami perannya. Byung Soo,”Bukankah ini audisi untuk film historical? Apa tidak papa jika rambutmu di keriting begitu?”. Dae Woong baru sadar dan dia berniat untuk bertanya tentang rambutnya itu.

Seo Nyun yang lagi ikut perawatan di salon itu nanya ke Dae Woong “Dae Woong semenjak salon ini milik kakekmu apakah ini gratis?”. Dae Woong bilang bahwa kakeknya akan memotong biaya salon itu dari uang bulanannya. Byung Soo berkomentar bahwa hidup Dae Woong itu sangat enak karna mendapat uang bulanan dari kakeknya sehingga Dae Woong bebas makan dan bermain. Seo Nyun juga ikut berkomentar bahwa diaakan lebih berteman ddekat dengan Dae Woong (Berarti secara ngak langsung dia ngakuin kalau dia matre, hehe). Dae Woong hanya tertawa sekilas dan menanyakan tentang rambutnya itu.

Dae Woong keluar dari ruangan perawatan rambut itu dan langsung kaget begitu bertemu denagn kakeknya. Kakek Dae Woong bertanya “Apakah aku menyuruhmu untuk ke salon dengan gratis lagi? Dan kenapa kau membawa teman-temanmu?”. Dae Woong langsung melihat ke kasi yang judes padanya itu dan bilang ke kakeknya, “Siapa bilang aku ke salon ini gratis? Aku akan membayarnya dan aku juga punyya uang”. Kakek,”Uang? Itu bukan uang kuliahmu kan? Aku mendapat telfon dari kampusmu dan mereka bilang kau belum bayar uang kuliahmu. Apa yang kamu lakukan dengan uang kuliahmu itu?”. Dae Woong panik dan bilang,”Ah sepertinya kau lupa membayarnya. Aku harus menyelesaikan rambutku dulu ya nanti kita bicara lagi”. Dae Woong sudah mau kabur namun kakeknya langsung menahannya.

“Kemana kamu akan pergi hah? Aku dengar kamu membeli moto baru dengan uang kuliahmu itu. Bibimu mengatakan semuanya padaku!”. Suara kakek yang teriak itu membuat kedua teman Dae Woong itu keluar dari ruang perawatan dan melihat Dae Woong yang ditahan pergi oleh kakeknya. Dae Woong bilang bahwa dia akan menyerahkan motornya itu nanti, tapi sekarang dia harus mennyelesaikan masalah rambutnya dulu karena jika semakin lama rambutnya itu mendapatkan perawatan maka rambutnya akan menjadi super keriting. Kakeknya ngak perduli dan berkata dia ingin memotong habis rambut Dae Woong itu. Dae Woong memaksa bilang bahwa dia akan ikut pergi bersama kakek asalkan dia mendapatkan perawatan untuk rambutnya itu.

Byung Soo ikut membela Dae Woong dengan meminta kakek untuk membiarkan Dae Woong merawat rambutnya dulu karena kalau tidak rambutnya Dae Woong akan semakkin keriting. Akhirnya kakek melepaskan tangan Dae Woong dan menyuruhnya membereskan rambutnya dulu. Tapi Dae Woong langsung kabur dari kakeknya. Kakeknya teriak-teriak memanggil Dae Woong tapi Dae Woong tidak peduli dan langsung pergi menggunakan motonya.

Karena Dae Woong tidak menggunakan helm, maka polisipun langsung menilangnya. Dae Woong bilang bahwa dia sedang buru-buru jadi tidak membawa helm. Si polisi bilang bahwa Dae Woong harus ikut ke kantor polisi karena motor Dae Woong ini dilaporkan adalah motor curian, tentu saja Dae Woong kaget.

Akhirnya mau ngak mau Dae Woong ikut ke kantor polisi dan dipenjarakan. Dae Woong meminta kepada polisi bahwa dia harus ke salon dulu untuk menyelesaikan masalah rambutnya, tapi polisi tidak peduli. Dae Woong terus mengoceh minta di bebaskan, “Aku ini aktor masa depan dan aku akan mengikuti audisi yang sangat penting. Jika rambutku semakin keriting aku akan meminta pertanggung jawaban dari pemerintah”. Lagi-lagi tidak ada yang peduli padanya.

Bibinya Dae Woong bilang bahwa Dae Woong sudah boleh keluar dari penjara dan kini kakeknya sedang menunggunya diluar. Dae Woong takut-takut untuk keluar dan kakeknya langsung bilang bahwa hal pertama yang harus mereka lakukan adalah mengurus rambut Dae Woong ke salon.

Akhirnya mereka pergi ke salon untuk mengurus rambut Dae Woong. Bibinya Dae Woong langsung bilang pada kakek, “Kau terlalu kejam, Ayah. Dia adalah cucumu satu-satunya, tapi kau malah melaporkan bahwa motor yang dipakainya itu adalah motor curian”. Kakek bilang bahwa dia melakukan hal ini karena Dae Woong cucunya. Kakeknya ini sudah terlalu banyak membiarkan Dae Woong bahkan dia sudah membiarkan Dae Woong kuliah mengambil jurusan film.

Kakeknya itu masih tidak habis pikir bahwa Dae Woong memakai uang kuliahnya untuk membeli motor. Bibi bilamg bahwa kakeklah yang terlalu menuruti kemauan Dae Woong karena orang tua Dae Woong sudah meninggal dan itu membuat kakek merasa bersalah. Kakek bilang mulai hari ini akan membuat Dae Woong menjadi orang yang biasa-biasa saja.

Dae woong sudah menyelesaikan rambutnya dan dia langsung meminta maaf pada kakeknya. Kakek langsung menyuruh Dae Woong naik kedalam mobil. Didalam mobil kakek bilang bahwa Dae Woong harus mengikuti ujian perguruan tinggi. Jelas Dae Woong langsung menolaknya dan bilang bahwa beberapa hari lagi dia akan ikut audisi penting. Kakek tidak mau tahu dan bilang bahwa Dae Woong harus belajar di tempat itu dan tidak boleh kembali sebelum Dae Woong menjadi manusia. Dae Woong meminta bibinya untuk menepikan mobil, namun kakek meminta bibi mempercepat jalan agar mereka bisa cepat sampai ke tempat tujuan mereka.

Di sebuah kuil, ada seorang biksu yang sedang menjelaskan kepada tamunya tentang sebuah lukisan yang ada Nenek Sam Shin dan seekor rubah. Biksu itu bilang bahwa rubah itu adalah Gumiho yang sangat cantik sekali dan berusaha untuk menjadi seorang manusia. Gumiho itu datang ke dunia manusia, tapi karena Gumiho sangat cantik, semua laki-laki langsung menyukainya dan itu membuat banyak masalah. Para istri dari laki-laki yang menyukai Gumiho itupun mengadu pada Nenek Sam Shin, Nenekpun berfikir jika gumiho menikah maka keadaan akan kembali damai. Tapi para ibu itu menyebarkan gosip buruk mengenai Gumiho, jadi tidak ada satu lelaki pun yang mau menikahinya.

Gumiho yang pada awalnya ceriapun menjadi sedih karena tidak ada satu laki-laki pun yang mau melamarnya. Akhirnya Nenek Sam Shinpun memotong ke sembilan ekor Gumiho dan memenjarakannya di dalam sebuah lukisan.

Para tamu itu pun bilang bahwa Gumiho itu memiiliki nasib yang sangat malang. Biksu itu bilang bahwa sebaiknya mereka pergi dari kuil itu dan berdo’a di luar. Para tamu itupun berniat pergi dari kuil itu namun mereka kaget ketika melihat sosis yang dibawanya menghilang. Tamu yang satu lagi bilang bahwa mungkin sosis itu sudah dimakannya tadi pagi, jadi lebih baik mereka makan di kantin yang ada di dekat kuil saja.

Biksu itu dan para tamu pun langsung keluar dari kuil. Gumiho yang ada di dalam kuil pun jadi kesal pada biksu itu dan berkata, “Ah, biksu palsu itu sangat menyebalkan. Kenapa dia membawa tamu kesini? Padahal dulu ketika dia kecil dia amat sangat lucu dan tampan, tapi ketika dia tua, dia jadi sangat cerewet. Dia seenaknya saja bercerita tentangku padahal dia tidak tahu cerita sesungguhnya”. Gumiho lalu mengeluarkan sosis yang tadi dia ambil dan langsung memuntahkannya karena itu bukanlah daging sungguhan. Gumiho pun langsung berteriak, “Aaaaaaaaaaaaaah... aku ingin sekali memakan daging!”.

Dae Woong dan kakeknya berhenti di tempat peristirahatan di pinggir jalan karena Dae Woong bilang dia ingin ke kamar kecil. Kakek terus ingin mengawasi Dae Woong dan Dae Woongpun meminta agar kakek tidak mengikutinya sampai ke kamar mandi, lagipula HP dan dompet Dae Woong sudah ada di kakeknya jadi tidak mungkin dia kabur. Kakekpun lalu meminta jaminan satu sepatu Dae Woong. Dae Woong memberikan satu buah sepatunya dan pergi ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Dae Woong bilang bahwa dia sudah banyak menonton action tapi baru kali ini ada action yang jagoannya melarikan diri dengan sepatu sebelah. Dae woong lalu melihat ada sebuah jendela di kamar mandi dan dia mendapatkan ide. Sementara kakek sedang asyik senyum-senyum sendiri karena memegang sepatu Dae Woong dan dia yakin Dae Woong tidak akan bisa kabur.

Kakekpun kesal menunngu dia lalu menengok kamar mandi dan ternyata tidak ada sosok Dae Woong dalam kamar mandi. Kakek melihat ada satu jendela kamar mandi yang terbuka dan dia sadar kalau Dae Woong kabur. Kakek marah besar dan langsung melemparkan sepatunya Dae Woong dan lansung pergi keluar dari kamar mandi untuk mencari Dae Woong. Ketika kakek pergi, Dae Woong keluar dari sebuah plastik hitam yang sangat besar di dalam kamar mandi dan langsung tersenyum sambil memakai sepatu yang tadi dilempar oleh kakek.

Kakek menghampiri bibi dan bilang kalau Dae Woong melarikan diri. Bibi bilang bahwa dia sama sekali tidak melihat Dae Woong keluar dari kamar mandi.selagi kakek dan bib berdebat Dae Woong keluar dari kamar mandi dan naik ke dalam truk sayuran. Truk sayuran itupun mulai maju membawa Dae Woong pergi, sementara kakek marah sekaligus sedih karena Dae Woong malah pergi.

Truk sayuran yang membawa Dae Woong berhenti di suatu tempat dan Dae Woong pun langsung turun dari truk itu. Hari sudah mulai gelap dan mulai turun hujan. Dae Woong bingung kemana dia akan pergi dan dia pun jadi menyesal karena kabur terlalu terburu-buru. Ada sebuah mobil yang melintas dan ternyata itu adalah mobil biksu yang ada di kuil Gumiho. Dae Woong meminta tumpangan dan biksu itupun mengijinkannya.

Biksu itu memberinya makan dan memperbolehkannya menginap di sebuah kamar yang ada di kuil itu. Lalu Dae Woong meminjam HP untuk menelfon bibinya. Dae Woong akan menelfon bibinya tapi dia sedikit lupa nomor telfon bibinya itu. Jadi dia berusaha mencoba satu persatu nomornya (aneh ya kan kemungkinannya kecil banget, mati-mati tuh nyobanya. Hehe). Karena sinyalnya tidak terlalu bagus dan batre Hpnya pun sudah mulai habis, Dae Woong berusaha mencari sinyal dengan berkeliling kuil. Ketika akhirnya dia menemukan sinyal bagus, hujan turun. Disana ada sebuah kuil do’a diapun berteduh di kuil do’a itu.

Dae Woong terus berusaha menelfon bibinya di kuil itu. Dai kuil itu adalah kuil tempat Gumiho berada. Akhirnya telfon itu tersambung juga, tetapi bukan ke bibinya melainkan ke nomor Gumiho. Dan gumiho langsung bilang kalau dia seneng banget karena akhirnya ada seseorang yang datang. Dae Woong menyangka kalau Gumiho itu adalah perempuan yang suka mencari teman kencan melalui telefon yang salah sambung, jadi dia menjawab kalau dia ngak tertarik sama Gumiho.

Gumiho,”Apakah kamu adalah pemuda yang baru saja melepaskan topi mu? Kau terlihat lebih manis tampa topi”. Kebetulan saat itu Dae Woong baru saja melepas topinya. Dae woong jadi bingung, dia ikir dia melakukan video call tapi ternyata Hpnya telah mati karena abis batre. Dengan takut-takut dia meletakan HP itu di telinganya dan nanya, “Hallo?”. Gumiho,”Kenapa kamu berkata hallo? Sekarang juga aku sedang menatapmu”. Dae Woong semakin takut dia lalu melihat kesana kemari. Gumiho,”Apa kamu mencariku? Kamu ngak akan bisa melihatku”.

Dae Woong jadi tambah takut dan akan mencoba kabur. Tapi Gumiho mencegahnya dan bilang kalau Dae Woong pergi, dia tidak akan memaafkannya. Dae Woong,”Kenapa kau melakukan hal ini padaku?”. Gumiho,”Aku ingin kamu melakukan sesuatu untuk ku, sekarang kau masuk ke kuil dan kau akan melihat lukisan disana”. Dae Wooong bilang dia melihatnya, itu adalah lukisan Nenek dan anjingnya, katanya. Gumiho langsung bilang bahwa itu bukan anjing melainkan adalah rubah. Dae Woongpun langsung minta maaf atas kesalahannya itu.

Gumiho,”Kau lihat kan kalau di lukisan itu si rubah tidak memiliki ekor? Gambarlah sembilan ekor disana”. Dae Woong bilang jika dirinya menggambar di lukisan bersejarah, dia bisa di penjara. Gumiho bilang bahwa itu bukanlah masalah. Dae Woong pun mulai menggambar ekor pada rubah itu, hujanpun turun semakin lebat. Anjing yang ada di kuil itupun menggonggong sehingga si biksu pergi ke kuil itu.
Gumiho meminta Dea Woong cepat karena para biksu sepertinya telah mulai menuju kesitu. Akhirnya Dae Woong selesai menggambar dan hujan pun semakin lebat. Angin mematikan semua lilin yang ada di kuil itu. Dae Woong yang ketakutan pun langsung keluar dari kuil itu dan langsung lari ke hutan.

Para biksu datang ke kuil itu dan mereka langsung kaget karena gambar rubah di lukisan itu hilang.

Dae Woong masih berlari di hutan dan dia tersandung sehingga membuatnya terjatuh. Gumiho menghampiri Dae Woong yang jatuh dan tampak sangat kesakitan. Gumiho bilang bahwa Dae Woong sepertinya mau mati, jadi dia akan menyelamatkan Dae Woong karena Dae woong sudah menyelamatkannya. Akhirnya gumiho membantu Dae Woong yang kesakitan.
Esok paginya, Dae Woong bangun dan dia kaget karena dia ada di atas pohon. Dae Woong jadi tambah bingung karena badannya tidak apa-apa padahal semalam dia jatuh dari gunung. Gumiho muncul dan menanyakan kabarnya Dae Woong. Dae Woong terpesona oleh kecantikan Gumiho. Gumiho,”Aku menaikkan kamu ke atas pohon karena tadi ada babi hutan”.

Dae Woong, “Sipa kamu?”. Gumiho langsung senyum dan balik nanya “Kamu tidak ingat aku? Padahal kemarin kita mengobrol”. Dae Woong yang masih terpesona nanya balik, “Kapan?”. Gumiho senyum dan bilang kalau Dae Woong tampak lebih manis jika terkena sinar matahari. Dae Woong jadi ingat kalau wanita yang menelfonnya semalam juga bilang dia manis. Dae Woong langsung ketakutan sehingga dia jatuh dari pohon. Dae Woong,”Ha.. ha.. hantu.. pergi sana!”. Tapi Gumiho malah menghampiri Dae Woong dan bilang kalau ia bukanlah hantu. Dae Woong pun jadi sadar kalau siang hari ngak akan ada hantu, jadi dia percaya kalau Gumiho bukan hantu tapi manusia biasa. Gumiho senang dikira manusia dan langsung nanya, “Apakah aku terlihat seperti itu?”.

Biksu di kuil melaporkan hilangnya lukisan rubah itu pada polisi. Si polisi datang bersama dengan seorang wartawan. Wartawan,”Apakah anjing itu selalu menggonggong?”. Biksu itu bilang bahwa anjing itu menggonggong sejak malam, waktu itu ada seorang pemuda yang datang ke kuil karena ada HP di kuil itu. Polisi,”Di kuil ini tidak terlihat ada seorang pun yang masuk”. Biksu,”Saya bukan mau mencurigai pemuda itu, tapi saya khawatir akan suatu hal”.

Dae Woong bilang bahwa semalam itu permainan Gumiho sangat membuatnya ketakutan. Gumiho mengingatka bahwa saking ketakutannya Dae Woong sampai menggambar ekor di dalam lukisan. Dae Woong langsung ingat dan meminta Gumiho ke kuil untuk bertanggung jawab karena merusak benda bersejarah.

Gumiho bilang bahwa dia tidak ingin kembali ke kuil itu lagi. Dae Woong lalu menggandeng tangan Gumiho dan membawanya menuju kuil untuk bertanggung jawab karena sudah membuatnya menggambar di lukisan itu. Gumiho membela dirinya dengan mengatakan kalau dia melakukan itu untuk membebaskan diri karena dia sudah lama terperangkap di kuil itu dan ia ingin bebas. Dae woong,”Kau pasti memiliki masalah, jadi kau dikurung di kuil itu”.

Dae woong bilang kalau Gumiho pasti dikurung disana karena neneknya. “Aku mengerti keadaanmu karena kakekku juga begitu terhadapku. Berapa lama kau terperangkap disana?”. Gumiho,”500 tahun!”. Dae Woong langsung berhenti berjalan karena kaget, “500 tahun?”. Gumiho bilang pada Dae Woong bahwa dia telah ditangkap oleh Nenek Sam Shin dan sudah lebih dari 500 ada di kuil itu. Dae Woong, “Nenek Sam Shin? Lalu siapa kau itu?”. Gumiho pun jujur mengaku bahwa dia adalah Gumiho.
Dae Woong, “Gumiho? Ah, itu sebabnya kau memintaku untuk menggambar 9 ekor pada rubah itu?”. Gumiho mengangguk dan berkata, “Tapi aku juga sudah menyelamatkanmu. Aku menaruh manik rubahku di tubuhmu, karena itulah kau tidak sakit sama sekali”.

Dae Woong kesal dan jadi menyangka Gumiho adalah orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa dan akan sia-sia meminta pertanggung jawabannya itu artinya dia yang akan mendapat masalah.

Gumiho,”Kau tidak percaya padaku? Kau hidup karena aku”. Dae Woong,”Aku mati karenamu! Kenapa kau bersikap sepeprti orang normal? Seharusnya kau memakai bunga kalau kau gila! Ah, kau bilang kau ini Gumiho? Lalu mana ekormu itu?”. Gumiho,”Kau tidak bisa melihatnya sekarang, nanti ketika ada sinar bulan kau akan bisa melihatnya”. Dae Woong makin streess, dia memutuskan untuk pergi sendiri.

Gumiho,”Kau mau kemana?”. Dae Woong,”Akuu mau ke Seoul, jadi sebaiknya kau pergi ke arah yang berlawanan”. Dae woong meninggalkan gumiho. Gumiho,”Di jalan itu ada babi hutan”. Namun Dae Woong tidak mendengarkannya.

Dae Woong tenang karena sudah jauh dari Gumiho. Tapi tiba-tiba terdengar suara aneh dan dia kaget karena suara itu terdengar dari babi hutan yang ada di dekatnya. Dae Woong sudah berlari jauh, namun dia jadi ingat sosok gumiho diapun mencari Gumiho. Gumiho yang sudah tahu itu akan terjadipun hanya menunggu Dae Woong dan langsung tersenyum ketika tahu Dae Woong datang dan langsung mengajaknya berlari untuk menyelamatkan diri.

Mereka lalu bersembunyi di balik sebuah pohon besar. Gumiho hanya tertawa senang karena melihat wajah Dae Woong yang ketakutan. Setelah aman, maraka pun keluar dari hutan menuju ke jalanan.

Dae Woong melihat penampilan Gumiho dan menyuruhnya kembali ke kuil dan tidak berkeliaran dihutan karena banyak babi hutan. Dia bilang bahwa ia tidak takut babi hutan samaa sekali. Dae Woong mengerti dan bilang lagi bahwa akan sangat berbahaya jika berkeliaran di hutan dengan pakaian seperti itu. Lalu dia melepaskan kemejanya dan memberikannya pada gumiho. Gumiho bilang kalau Dae Woong cukup bermanfaat. Dae Woong menyuruh Gumiho ke kuil dan mengakui kalau dia yang mencoret lukisan itu, dan dia pamit pergi.

Kakek bertanya pada bibi, “Apakah kau sudah mencari ke semua tempat?”. Bibi menjawab ia sudah mencari dan ia berkata bahwa kakek harus melepaskan Dae Woong jika dia ingin pergi. Tentu saja kakek tidak mau, dia sampai mau menjual motor Dae woong agar dia kembali ke rumah. Lalu dia bertanya pada diri sendiri, “Tunggu apa aku kalah lagi dari anak itu?”.

Byung Soo dan Seo Nyun sedang membicarakan Dae Woong yang berani kabur dari kakeknya. Byung Soo bilang seharusnya ia bisa merasakan naik motor Dae Woong sekali sebelum dijual kakeknya, sementara Seo Nyeon bilang bahwa Dae Woong keren brani kabur seperti itu. Byung Soo,”Apa aku juga keren jika kabur seperti itu?”. Tapi Seo Nyeon malah bilang Byungg Soo malah akan terlihat seperti pembuat masalah.

Byung Soo tidak terima dan malah mengejek rambut Dae Woong itu kuno keriting seperti bibi-bibi. Tapi wanita itu malah bilang, “Ah, keriting dan berputar? Itu sangat lucu”. Byung Soo pun tak bisa berkomentar lagi. Lalu Seo Nyeon berkata padanya jika Dae Woong datang padanya dia akan melindungi Dae Woong, “kalau kau tahu beritahu aku secepatnya ya”.

Biksu memanggil Dong Joo ke kuil agar dia melihat anjing pemberian Dong Joo yang sangat berharga, karena sejak malam dia terus menggonggong biksu takut dia sakit. Dong Joo bilang dia akan kesitu karena sekalian ada keperluan bisnis. Lalu dia bertanya apa terjadi sesuatu tadi malam?. Biksu itupun membawanya ke kuil dan memeperlihatkan lukisan itu padanya. Biksu itu keluar duluan dari kuil, sementara Dong Joo masih menatap lukisan itu dengan seksama. Dong Joo, “Aku sengaja menaruh anjing untuk melindunginya. Ada yang mengeluarkannya sehingga dia kabur, siapa orang itu?”.

Dae woong menjual kalung agar dapat uang. Lalu dia menuju telfon umum untuk menelfon dan dia melihat sosok Gumiho yang duduk di kursi. Dae Woong kesal karena dia diikuti oleh Gumiho. Gumiho bilang bahwa dunia ini kini telah berubah. Lalu ada seseorang yang membuang kaleng minuman soda, Gumiho pun mengambilnya dan meminum sisanya. Dae Woong berkomentar, “Dia cukup cantik”.

Dae Woong ternyata menelfon kampusnya menanyakan apakah uang kuliahnya sudah dibayar?. “Tunngu akan diperiksa dulu” kata pihak kampus. Gumiho yang memiliki pendengaran tajam mendengarkan itu semua. Selagi menunggu dia bicara sendiri, “Aku ada audisi yang sangat penting dan aku ragu meninggalkannya, Ah semua akan baik-baik saja karena dia tidak tahu siapa aku”. Pihak kampus lalu memberi tahu bahwa uang sekolahnya telah di bayar kakek. Mendengar itu dia langsung mematikan telfonnya dan berniat untuk makan sesuatu yang enak.

Gumiho yang melihatnya keluarpun akan mengikutinya lagi. Dae Woong kesal, “Mengapa kamu mengikutiku hah?”. Gumiho, “Biarkan aku ikut makan denganmu. Aku ingin daging, selama di kuil aku tidak pernah makan daging. Sapi.. ya sapi.. aku ingin makan sapi”. Dae Woong menghampirinya, “Putri Gumiho, kita tidak saling mengenal jadi sebaiknya kita mengambil jalan yang berbeda”.

Dae Woong sudah mau berjalan pergi tapi ia berhenti karena mendengar Gumiho memanggilnya, “Belikan aku sapi, Dae Woong”. Dae Woong memutar badannya dan bertanya, “Darimana kau tahu namaku?”. Gumiho, “Kau adalah mahasiswa jurusan seni di universitas Han Gang angkatan 2009, Dae Woong. Itulah yang kamu katakan”. Gumiho langsung tersenyum namun Dae Woong malah jadi bingung.

Akhirnya dia pun mengijinkan Gumiho makan bersamannya. Dae Woong, “Kamu bisa tahu informasiku itu pasti karena menguping, tapi jarak antara tempat dudukmu dan telfon umum itu jauh tidak mungkin bisa menguping”. Gumiho bilang dia bisa melakukan hal itu sejak dia menjadi Gumiho. Dae Woong mengerti dan bilang, “ah, sejak otakmu melemah, bagian tubuhmu yang lain semakin menguat ya”.

Lalu Dae Woong membuat kesepakatan, “Karena aku sudah membelikanmu daging, kamu harus merahasiakan tentang masalah di kuil itu ya”. Gumiho, “Kamu juga haruus janji tidak memberi tahu orang-orang bahwa aku ini adalah Gumiho”. Dae Woong pun setuju untuk saling menjaga rahasia.

Gumiho yang melihat daging mentah ingin langsung memakannya, tapi dia mengurungkan niatnya karena dia tahu sifat manusia yang tidak memakan daging mentah. Dae Woong nanya, “Kamu kan Gumiho, kenapa kamu tidak makan daging mentah? Kenapa mau makan daging masak?”. Gumiho menjawab bahwa dia ingin menjadi amnusia jadi dia harus melakukan apapun yang manusia lakukan. Dae Woong mengejek hal yang dilakukan Gumiho itu terdengar mudah. Tapi Gumiho bilang itu sangatlah sulit.

Dagingnya sudah matang dan Gumiho pun langsung memakannya dengan lahap. Dae Woong, “Ah, pasti sangat sulit bagimu untuk tinggal di kuil karena kau sangat suka daging. Sebenarnya dimana rumahmu? Apa aku harus menelfon keluargamu?”. Gumiho bilang dia itu tidak punya siapapun. Dae Woong diam sebentar lalu tanya, “kau tidak memiliki orang tua?”. Gumiho, “ia, karena kau bukan manusia”. Dae Woong, “Ah benar kau ini bukan manusia, kau adalah rubah berekor sembilan!! Apa aku bisa menbicaraka pembicaraan seriu dengangadis ini?”. Gumiho memakan semua daging itu dan membuatnya berebutan satu daging yang tersisa dengan Dae Woong. Ketika Dae Woong mau memakannya, diapun langsung membentak dan marah besar sehingga Dae Woong pun memberikan dagingnya. Setelah menerimanya Gumiho pun kembali ceria. Dae woong lalu bilang dia mau ke kamar mandi dan menyuruh Gumiho menunggu di restauran.

Ternyata dia bukan mau ke kamar mandi melainkan ke telfon umum untuk menelfon kuil dan memberi tahu bahwa ada orang yang kabur dari kuil itu, setelah selesai diapun menutuo telfonnya. Dae woong, “apa mereka akn percaya bahwa orang gila itu yang mencoret lukisan tua itu?”. Dae Woong menghilangkan pikirannya itu dan langsung pergi.

Gumiho yang penasaran kemana Dae Woong pergipun menyusulnya ke kamar mandi sambil membawa tulang dan mendapati Dae Woong yang tidak ada. Ketika melihat ada closet, Gumiho terlihat takjub “kenapa ada tempat duduk disini? Ah, ini bukan kusi melainkan sumber air. Tempatnya bagus tapi airnya tidak bersih”. Tidak sengaja tulang yang dibawa Gumiho itu jatuh ke closet dan ketika dia mau menganmbilnya tulang itu sudah disedot oleh closetnya. Ketika dia mau mengambil lagi tulang dagingnya, dia mendengar suara biksu dikuil dan dia pun langsung bersembunyi.

Biksu, Dong Joo, dan polisi mencari Dae Woong dan Gumiho di restauran itu. Pemilik restaurannya bilang bahwa tadi memang ada pemuda dan pacarnya yang sangat cantik. Dong Joo langsung terlihat cemburu mendengarnya. Biksu itu bilang mungkin kemarin dia minjem HP buat nelfon perempuan itu. Dong Joo bilang dia ingin meminjam HP itu dan pamit pulang ke Seoul, jika ada kabar dia akan langsung memberi tahu biksu itu.

Di perjalanan, Dong Joo bilang bisa mencari orang hilang dari telfon. Asistennya mengira bahwa yang hilang adalah peliharaannya, “peliharaanmu hilang lagi?”. Dong Joo, “Ini sedikit seram untuk dikatakan hewan peliharaan dan ini juga sedikit berbahaya”. Asistennya nanya lagi, “lalu hewan apa itu?”. Dong Joo, “Ini bisa dibandingkan dengan Mutan”.

Gumiho naik ke atap untuk mencari Dae Woong, dia menggunakan inda penciumannya untuk menemuka Dae Woong. Dia mencium bau Dae Woong di dekat terminal, dia pun langsung berangkat ke terminal. Di perjalanan dia melihat bapa-bapa membeli minuman soda seperti yang tadi dia temukan di tempat sampah. Bapa-bapa itu sadar bahwa Gumiho pasti mau minuman itu, dia pun langsung memberikannya. Gumiho minum dan berkomentar, “ini semua penuh gelembung dan ini adalah pengalaman pertamaku meminum minuman yang unik ini”.

Mobilnya Dong Joo melintasi gumiho namun dia tidak tahu bahwa itu adalah Gumiho. Asistennya bertanya lagi, “Seperti apa dia itu?”. Dong Joo, “Aku belum pernah melihatnya di dunia nyata. Tapi pasti dia sangat cantik dan kecantikannya itu cukup untuk menggoda para pria”.

Bibi Dae Woong ada di sebuah mall, dia menelfon Byung Soo untuk menanyakan kabar Dae Woong. Lalu bibi masuk kedalam Lift, di Lift dia tidak sengaja kentut karena merrasa tidak enak badan. Lift berhenti disebuah lantai, dia pun langsung panik dan ingin menghilangkan bau kentut nya itu. Ternyata ada seorang laki-laki seusianya yang naik Lift itu, bibi pun langsung bersikap tenang dan pura-pura tidak menyadari bau kentutnya itu.

Lalu Lift berhenti di sebuah lantai dan ada 2 ibu-ibu yang masuk, ketika pintu di tutup ibu itu bilang bahwa ada bau tidak sedap di Lift. Tiba-tiba laki-laki itu bilang dia yang kentut karena sedang tidak enak badan. Bibi pun kaget mendengarnya. Pintu Lift pun terbuka lagi, laki-laki itu pun keluar. Sebelum pintu tertutup kembali, bibi pun tersenyum mengucapkan terima kasih. Dan di luar Lift laki-laki itu langsung bilang, “Ah, dia manis”.

Dae Woong berniat meninggalkan gumiho makannya dia langsung naik bis menuju Seoul. Ketika duduk dia langsung menutup mukanya memakai masker. Kondektur bis meminta tiket kepada Dae Woong dan dia pun memberikannya. Tepi kondektur itu minta dua tiket, jelas Dae Woong jadi bingung, ketika dia membuka matanya dia pun berteriak kaget melihat Gumiho ada di kursi sampingnya. Dae Woong, “Ngapain kamu ada disini?”. Gumiho, “Kita harus pergi bersama-sama”.

Dia pun langsung menarik Gumiho turun dan meminta agar Gumiho tidak mengikutinya lagi. Gumiho bilang dia mengikuti Dae Woong dengan cara mencium bau Dae Woong. Gumiho melihat Dea Woong membawa plastik hitam, “Ah, kau membawa greentea seperti biksu. Kau juga membawa sosis dan strawberry”. Dae Woong, “Dari mana kau tahu? Apa kau terus mengikutiku dan melihat apa yang aku beli?”. Gumiho bilang lagi bahwa dia bisa tahu karena mencium bau Dae Woong.

Dae Woong udah bener-bener kesal dia nanya, “Kenapa kamu mengikutiku terus?”. Dengan polos dia menjawab, “Karena aku menyukaimu”. Dae Woong mulai marah dan mendorong gumiho, “Kamu bertingkah seperti orang gila hanya untuk mengikutiku kan? Aku sudah sering melihat wanita yang terus mengikuti laki-laki tapi ini pertama kalinya aku melihat yang sepertimu. Sensasional!! Iya aku mengakui bahwa metode gilamu ini benar-benar segar tapi ini aneh. Kau itu menyeramkan dan terlihat seperti penguntit”.

Gumiho bilang dia tidak berbohong. Dae Woong, “Jadi kau adalah Gumiho?”. Dia mengaku iya. Dae Woong, “Gumiho itu menarik laki-laki... dia rubah berekor sembilan.. apakah seperti itu? Gumiho itu menggali dan mengambil hati laki-laki untuk dimakan. Gumiho seperti itu?”. Gumiho, “Aku ini sudah menyelamatkanmu”. Dae Woong kesal karena menyangka Gumiho tetap pura-pura gila. Diapun menantang Gumiho, “Aku akan pergi dan kau boleh mengikutiku dengan indra penciumanmu itu. Ketika bulan muncul,tunjukan ekormu itu padaku dan ambil mutiara titisan itu agar aku percaya”.

Dae Woongpun pergi dan Gumiho bilang, “Aku akan mengikutimu dan membuatmu percaya, lalu kau kan mati”. Dae Woong tidak peduli dan langsung masuk ke bis. Didalam bis Dae Woong melihat keluar dan melihat sosok Gumiho yang memandangnya tajam. Ketika kedua kalinya dia melihat sosok Gumiho pun sudah menghilang.

Akhirnya dia sampai di terminal Seoul dan dia merasa ada yang terus mengikutinya. Ketika dalam keretapun dia melihat ada sosok perempuan yang menggunakan gaun putih dan berambut panjang, dia sudah ketakutan tapi ternyata itu bukanlah Gumiho. Keetika berjalan di sebuah taman ada yang menepuk pundaknya dan dia pun jadi semakin ketakutan, tapi ternyata itu adalah Byung Soo dan Seo Nyeon.

Merekapun pergi ke sebuah gor tempat latihan basket dan Byung Soo memberikan tas dan HP kepada Dae Woong dari bibinya, bibi juga berpesan Dae Woong jangan dulu pulang sampai bibi berhasil membuat kakek tenang dulu. Seo Nyeon bilang bahwa untuk sementara waktu Dae Woong bisa tinggal di gor itu dan dia ijin keluar sebentar untuk mengambil kuncinya.

Dae Woong mencium bau tidak sedap dan diapun berfikir untuk melepaskan bajunya. Byung Soo melihat punggung Dae Woong yang penuh memar dan bertanya, “Kau mendapatkan luka dan sepertinya luka ini membuat tulangmu patah. Apa kau tidak merasa sakit?”. Dae Woong, “Tidak terasa sakit sama sekali”. Dae Woong ingat dia terjatuh di hutan dan yakin bahwa itu yang membuatnya luka tapi anehnya benar-benar tidak terasa sakit sama sekali. Dae Woongg ingat bahwa Gumiho bilang dia telah menyelamatkan nyawa Dae Woong tapi dia berusaha menyangkal bahwa yang dikatakan Gumiho itu tidak mungkin benar.

Byung Soo, “Tidak mungkin apanya?”. Dae Woongg bilang bahwa dia bertemu wanita aneh hari ini yang mengaku dirinya adalah Gumiho, lalu dia bilang, “Ah, aku tidak boleh mengatakan ini pada siapapun atau aku akan di bunuh”. Byung Soo bilang kalau perempuan itu memang Gumiho harusnya dia jangan memberi tahunya, karena menurut cerita jaman dulu jika ada yang mengetahui rahasianya dan membongkarkan pada orang lain maka Gumiho akan memakan hati pria-pria. Dae Woong langsung panik dan Byung Soo bilang bahwa itu hanyalah sebuah cerita.

Seo Nyeon lalu datang sambil membawa kunci. Byung Soo pamit karena ia harus kerja sambilan dulu. Dae Woong minta agar mereka tetap bersamanya di gor, lalu Seo Nyeon bilang dia dengan senang hati akan menemaninya. Byung Soo cemburu dan bilang bahwa Seo Nyeon harus segera pulang karena ayahnya akan khawatir nanti. Dae Woong jadi takut di tinggal sendiri, Byung Soo lalu bilang bahwa Dae Woong harus menjaga hatinya agar tidak di makan Gumiho. Ketika mereka keluar Dae Woong berteriak “JANGAN MATIKAN LAMPUNYA!!!”. Tapi lampu malah dimatikan (Atuh nyalain lagi ja oppa Seung Gi, kan oppa punya kaki. Haha).

Dae Woong pun ke kamar mandi dan mengganti baju dan memcuci mukanya. Lalu dia ingak kata-kata Gumiho, “Aku akan menemukanmu dan membuatmu percaya. Dan jika saatnya tiba, aku akan membunuhmu!!”. Lalu dia berkomentar bahwa hal itu cukup mengerikan.
Untuk menghilangkan rasa takutnya dia bermain basket di gor itu. Bola basketnya terlepas dari tangan Dae Woong dan saat Dae Woong akan mengambilnya bola itupun menghampirinya sendiri. Dae Woong mencoda berfikiran positif, bahwa bola itu memantul ke tembok sehingga bolanya kembali kepadanya. Tiba-tiba saja semua bola yang ada dalam gor itu menghampirinya dan Gumiho pun datang menghampirinya.

Dae Woong kaget melihat Gumiho. Gumiho bilang bahwa sebelumnya dia sudah mengatakan akan menemukan Dae Woong. Dae Woong sudah tidakbisa bicara apa-apa lagi, dan hanya bilang bahwa Gumiho itu sangat luar biasa hebatnya. Gumiho bilang bahwa dia memang benar adalah Gumiho dan dia akan menunjukan ekornya saat bulan muncul. Gumiho berjalan menjauh dari Dae Woong, dan ketika bulan benar-benar terlihat jelas, kesembilan ekor Gumiho itupun muncul dan itu membuat Dae Woong tercengang dan menjatuhkan bola basketnya (Kalau aku si udah pasrah aja, mau digimanain juga).

Gumiho bilang bahwa dia ini memang Gumiho dan sekarang dia akan mengambil titisan rubah yang ada di Dae Woong. Gumiho pun mulai mendekat dan menempelkan bibirnya ke bibir Dae Woong (Sengaja pake bahasa yang agak halus, masih di bawah umur. Hehe) untuk mengambil mutiara titisan di Dae Woong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar