Senin, 06 September 2010

Sinopsis My Girlfrieng is Gumiho Episode 2

Setelah Mi Ho menunjukan sosok Gumihonya (Serigala Berekor 9), dia mengambil kembali Mutiara Titisannya dan Dae Woong langsung jatuh lemas ke lantai. Mi Ho terbang diatas Dae Woong dan berkata bahwa dia sudah menyelamatkan Dae Woong, tapi Dae Woong malah mencampakkannya. Mi Ho, “Aku sudah tidak kenal lagi padamu”.

Dae Woong mulai memburuk dengan cepat keadaannya, dan ada asap pekat mengelilinginya. Mi Ho masih saja terbang melayang diatas Dae Woong tapidia mulai merasa sedih karena membiarkan seseorang mati dihadapannya. Tapi diapun pergi meninggalkan Dae Woong. Di perjalanan, dia jadi teringat insiden babi di hutan. Dia ingat walau Dae Woongpergi tapi dia kembali lagi untuk menyelamatkannya dari babi itu. Mi Ho pun kembali dan cahaya putihnya membuat asap hitam yang ada di sekeliling Dae Woong menhilang. Mi Ho, “Kau pernah kembali sekali untuk menyelamatkanku, jadi aku juga akan melakukan hal yang sama padamu”.

Mi Ho memberikan Mutiara Titisannya lagi pada Dae Woong. Dae Woong pun sadar dengan kepala pening. Dia kaget melihat Mi Ho ada di sampingnya dan menatapnya dengan pandangan seorang anak kecil yang mendapat mainan baru. Dia pun langsung lari ketakutan bersembunyi dari Mi Ho. Mi Ho bergumam, “Aku harus membuat takut pemuda ini agar dia selalu berada di sisiku, hehe”. Mi Ho memandang dengan geli ketika melihat Dae Woong mencoba mengeluarkan diri dari tempat persembunyiannya, tapi dia terjatuh dan bergantung pada seutas tali. Mi Ho, “Kau ingin aku membantumu?”.

Ada adegan tambahan nih... ceritanya ada sosok superhero Dae Woong yang beraksi melakukan aksi kabur dari Mi Ho sambil menyemangati Dae Woong yangg asli dengan berkata kalau Dae Woong pasti bisa kabur. Ketika Dae Woong mau loncat dan langsung kabur dari Mi Ho, kakeknya menelfon Dae Woong. Ketika akan mengangkatnya Hpnya malah jatuh. Mi Ho menatap HP itu dengan wajah penasaran. Dia mendengar suara dari HP itu dan menjawabnya. Kakek, “Dimana Dae Woong”. Mi Ho melihat ke Dae Woong yang sedang bergantung diatasnya. Mi Ho pun menjawab, “Dae Woong? Dia berada di atasku”. Kakek pun jadi kaget bukan main.

Mi Ho menyuruh Dae Woong untuk turun, tapi dia menjawab lebih baik dia diatas daripada dimakan. Dia lebih baik mati karena kelelahan bergelantung. Mi Ho menganca, akan menarik Dae Woong turun, tapi Dae Woong menjawab bahwa Mi Ho tidak bisa menariknya seperti menarik sebuah apel (Lucu loh oppa yang satu ini.. kaya anak kecil.. hehe). Mendengarnya Mi Ho langsung menunjukan kekuatan Gumihonya yang lain dan langsung terbang untuk menarik Dae Woong turun.

Mi Ho mendarat diatas Dae Woong dan itu membuat Dae Woong mengakui kalau Mi Ho memang Serigala Berekor 9. Dae Woong, “Baiklah.. kau memang Gumiho. Karena kau menarikku, jadi kau bisa memakanku”. Mi Ho, “Benarkah aku bisa memakanmu?”. Dae Woong, “Baiklah, kau bisa memakanku. Tapi jika di dunia ini ada Gumiho, maka di dunia ini juga ada hantu. Dan aku akan kembali sebagai hantu untuk balas dendam padamu”. Dae Woong menguatkan dirinya untuk berani mati dengan keberanian palsu. Mi Ho pun jadi bertanya, “Mengapa kau tidak memintaku untuk menyelamatkanmu?. Kalau kau minta aku pasti akan menyelamatkanmu..”. setelah itu Dae Woong langsung berlutut dan minta Mi Ho menyelamatkannya (Aduh oppa dari tadi kek.. gitu ja kok repot si).

Dong Joo menemukan pola nomor telfon yang ingin Dae Woong hubungi dengan HP biksu di kuil Gumiho itu. Dia lalu menghubungi Bibi Dae Woong itu. Dong Joo berpura-pura sebagai temannya Dae Woong, “Maaf aku ingin meminta nomor HP Dae Woong, aku temannya”.

Diatas gor olahraga itu, Mi Ho sedang memakan daging ayam, dihadapannya Dae Woong sedang berlutut meminta maaf karena dia tidak punya uang untuk membelikan Mi Ho daging sapi. Dae Woong bertanya pada Mi Ho sebenarnya Mi HO memberikan Mutiara Titisannya pada Dae Woong itu benar untuk menyelamatkannya atau hanya untuk bisa dekat dengannya (Ya ampun oppa.. geer bgt si...).

Dae Woong masi berlutut, dia mencari cara agar bisa kabur dari Mi Ho, dia langsung takt ketika melihat Mi Ho menghancurkan tulang ayam dengan semangat makannya. Mi Ho langsung bilang bahwa dia tidak akan meninggalkan Dae Woong selama Mutiara Titisannya ada pada dae Woong. Mi Ho, “Dae Woong, selama Mutiara itu ada padamu, kau adalah milikku”. Mi Ho tersenyum dan Dae Woong membalasnya dengan terpaksa. Dae Woong berusaha memperlakuka Mi HO dengan sopan. Walau dia takut, tapi hanya akan menganggap Mi Ho anak kecil untuk menghilangkan rasa takutnya itu.

Dae Woong masuk kedalam dan meyakinkan dirinya kalau Mi Ho diberi daging, pasti dia tidak akan memakannya. Diapun berlatih pedang (Buat jaga-jaga kalau nanti Mi Ho mau makan dia, dia bisa bela diri). Ketika sedang berlatih, dia melihat sebuah kostum laga dari besi diapun mencoba menggunakannya. Mi Ho, “Kenapa kau selalu takut padaku? Padahal aku sudah menolongmu”. Dae Woong, “Tetap saja, bagaimana jika nanti kau lapar kau akan memakan hatiku?”.

Miho membela diri, “Apa pernah kau melihatku memakan hati? Apa pernah kau melihatku mengeluarkan hati dari seseorang lalu memakannya?”. Dae Woong, “Kau ini kan Gumiho”. Mi Ho pun menyerah dan mendesah. Mi Ho,”Baik, aku Gumiho. Jadi kau harus menjaga hatimu baik-baik”. Setelah itu Mi Ho langsung pergi tidur.

Dong Joo, menemukan data Dae Woong di internet dan tersenyum pada dirinya dan berkata, “Ini adalah pemburuan yang mudah”. Ternyata Dong Joo adalah pemburu Gumiho. Dia membuka sebuah tembok rahasia yang isinya adalah semua hal tentang Gumiho. Dan dia mengambil sebuah piso dengan ukiran kuno. Dong Joo menyeringgai, “Kenapa Gumiho sangat ingin jadi manusia ketimbang tetap tinggal di tempatnya”.

Dae woong tidur diluar bengan baju besinya dan Mi hopun menjaganya. Mi Ho lalu bilang dia bersenang-senang hari ini karena Dae Woong. Lalu ada banyak nyamuk yang mengerubuti Dae Woong dan Mi Ho pun menangkapinya sambil bilang, “Hari ini nyamuk maupun aku tidak akan memakanmu”. Lalu dia naik ke atap gedung gor dan menatap keadaan lingkungan dari sini. Dia lalu berkomentar, “wah... dunia ini sudah berubah menjadi lebih indah”.

Kakek dan bibi Min Sokmenghawatirkan Dae Woong dan meratapi kalau Dae Woong itu memang bandel, tapi dia tidak pernah berhubungan dengan wanita.. tapi sekarang?. Lalu kakek meminta bibi untuk memblokir kartu kredit Dae Woong. Bibi pun bertanya, “Memangnya apa yang di ceritakan wanita itu di telfon?’. Lalu kakek menjawab bahwa bibi yang belum menikah itu, tidak usah tau masalah ini. Bibi jadi tersinggung dengan perkataan kakek lalu pergi dari sana.

Kartu kredit Dae Woong di tolak di restaurant ketika Mi Ho sudah mulai memakan makanannya. Dae Woong pun terpaksa harus membayar dengan uang kes. Ketika dia sedang berjalan bengan Mi Ho, Mi Ho menghentikannya dan minta dibelikan minuman soda. Ketika Dae Woong memasukan koinnya, mesin itu macet. Dae Woongpun menendanginya dan itu membuat Mi Ho terpancing untuk ikut menendangnya juga. Itu menyebabkan semua yang ada di dalam mesin itu keluar dan hancur. Ada satu kaleng minuman soda yang jatuh dan merekapun mengambilnya lalu langsung kabur darisana.

Ketika Bibi Min Sok sedang memakan es kopi di depan lift dan tiba-tiba esnya tersangkut di tenggorokannya. Lalu pria misterius yang waktu itu bertemu dengan bibi di lift, keluar dari lift. Dan ketika meliihat bibi tersedak es dia langsung menggandeng bbi dan melompat turun naik sampai es itu keluar. Setelah keluar, dia langsung pergi begitusaja. Bibi terlihat sangat malu oleh kejadian itu.

Dae Woong mengajak Mi Ho ke kampus dan itu membuat Mi ho terkagum-kagum ketika dia melihat gedung kampusnya karena Mi Ho hanya tahu kuil dimana banyak orang berdo’a. Mi Ho bilang bahwa Dae Woong sangat keren karena mengajaknya ke kampus, Dae Woong pun menikmati semua pujian Mi Ho itu. Dae woong bilan bahwa di kampus, orang-orangnya sangat cerdas oleh karena itu Mi Ho jangan bersikap mencurigakan. Lalu Mi Ho bertanya “Apa aku terlihat seperti manusia jika aku diam dan tidak melakukan hal yang aneh?”. Dae Woong pun mengangguk dan itu membuat Mi Ho menjadi sangat senang.

Dae Woong menghampiri teman-temannya dan ingin meminjam uang kepada mereka karena selama ini Dae Woong selalu menelaktir mereka. Tapi teman-temannya bilang mereka tidak punya uang. Mi Ho yang mempunyai penciuman yang tajam mencium ada bau uang di kantong teman-temannya Dae Woong itu. Mi Ho pun menceritakan hal itu pada Dae Woong, dan itu membuat Dae Woong malu karena ternyata temennya itu sama sekali tidak mau membantunya.

Mi ho bertanya mengapa Dae Woong tidak mempercayainya dan mengapa Dae Woong tidak marah pada temannya itu karena berbohong. “Apa kau takut?”. Kata itupun membuat Dae Woong jadi marah dan berkata bahwa sebagai manusia ada hal yang tidak boleh diungkapkan karena itu akan membuanya malu. Lalu Dae Woong pun menghampiri temannya itu dan memberikan sisa uang di kantongnya kepada temannya untuk membeli makan dan itu membuat Mi Ho bingung. diaa terus bertanya soal kebingungannya itu dan membuat Dae Woong marah. Dan berkata bahwa Mi Ho itu bukan manusia dan bilang Mi ho jangan ikut campur. Itu membuat Mi Ho berwajah masam.

Mi Ho terus mengikuti Dae Woong, ketika Dae Woong mau masuk ke perpustakaan, Mi Ho pun ingin ikut tapi Dae Woong tidak memperbolehkannya karena masuk ke perpus haru mempunyai tanda pengenal. Sedangkan Mi Ho itu tidak memiliki tanda pengenal dan tanda sosial karena Mi Ho bukan manusia. Itu membuat Mi Ho jadi sedih, dia hanya bisa mendesah, dia ingin sekali masuk ke tempat dimana manusia bisa masuk kesana.
Di perpus, Dae Woong sibuk mencari-cari tentang Gumiho. Dia sangat ingin tahu bagaimana caranya agar ia bisa lepas dari Gumiho. Tapi dia tidak bisa menemukan apapun. Dia berteriak di tengah perpus, “Apa tidak ada yang pernah melihat Gumiho? Lalu apagunanya orang-orang pintar itu? Dan mengapa ia harus memilihku diantara banyaknya orang?”.

Dae Woong mendapat ide, dia mencari tahu tentang kuil tempat Gumiho pertama kali bertemu dengannya. Lalu dia mendapat berita terbaru tentang kuil itu. Berita itu tentang lukisan yang bergambar nenek dan rubahnya, dan sekarang rubah itu hilang dari lukisannya. Dae Woong jadi sadarbahwa dia lah yang membebaskan Gumiho dengan menggambarkan 9 ekor di lukisan itu.

Mi Ho yang bosan menghampiri teman Dae Woong yang berbohong dan pada saat itu dia sedang bermain bola dan bolanya itu menghampirinya. Mi Ho pun melemparkan bola itu dengan kekuatannya sehingga teman Dae Woong itu ambruk. Lalu dia menghibur diri bahwa dia bukan manusia juga bukan teman Dae Woong, jadi tidak papa jika melakukan itu.

Dae Woong bertanya apa Mi Ho adalah rubah yang di lukisan itu? Dan Mi Ho menjawab iya. Dae Woong ingat begitu ketakutannya dia malam itu dan membuat kesalahan dengan penanya, dia menggambar titik dan itu membuat tahi lalat di bahu Mi Ho. Dia mengurungkan niatnya untuk menanyakan kenapa Mi Ho memilihnya, karena dia sadar bahwa itu juga adalah kesalahannya.

Mi Ho bilang Dae Woong harus ingat, karena Dae woong telah membebaskannya dia jadi memberikan hal paling berharga untuknya. Dan dia pun sudah meletakkan tangannya di dada Dae Woong. Jadi Dae Woongg harus memikirkan sebuah tanggung jawab padanya.
Seo Nyeon dan Byung Soo mengunjungi Dae Woong dan mereka datang ketika Mi Ho mengucapkan kata-kata terakhir (Bertanggung jawab di korea bisa diartikan dengan seks). Mendengarnya Seo Nyeon langsung berlari keluar dan menangis karena mengira perkataan Mi Ho itu sebagai arti lain. Di lain pihak, Byung soo malah mengucapkan selamat pada temannya itu seperti layaknya seorang teman sejati.

Dae woong menjelaskan bahwa gadis yang bersamanya adalah Gumiho. Dae Woong, “Maksudku namanya adalah Mi ho dan Gu adalah nama keluarganya. Dia tinggal untuk sementara waktu bersamaku karena suatu alasan”. Mi ho senang bahwa sekarang dia punya nama. Sepertinya hanya Byung soo lah teman sejati Dae woong karena hanya dialah yang memberi Dae woong uang. Byung Soo, “Aku tahu apa artinya kemarahan kakekmu”.

Mi Ho tanya mengapa Dae woong memberinya nama Gu-Mi ho?. Dae woong menjawab bahwa hanya itulah nama yang terpikir olehnya dan dia hanya mengarang. Itu membuat Mi ho marah. Dae woong yang sadar akan kemarahan Mi ho pun langsung menyambung perkataanya, “Hanya itulah nama yang sangat cocok untukmu. Dan nama Mi ho itu adalah nama yang manis untukmu”. Mi Ho jadi berbunga-bunga mendengar itu dan dia bilang dia suka jika Dae woong memanggilnya dengan nama itu. Dae Woong bilang Mi Ho tidak boleh mengganggu teman-temannya (tapi tepat di waktu itu salah seorang yang sedang main basket sedng dibawa menggunakan tandu.. hehe). Mi Ho meliriknya sebentar lalu berpaling ke Dae Woong dan bilang dia berjanji. Tentu seharusnya dia tidak melakukan itu lagi kan? Hehe.

Dong Joo berusaha memancing Dae Woong dengan memanggilnya ke kantor Administrasi. Dia sudah menunggu Mi Ho, Dae Woong datang sendiri. Dong Joo pun langsung mencari MI Ho di sekitar situ. Piso kuno yang di bawa Dong Joo bersinar, dan itu menandakan bahwa keberadaan Mi Ho dekat dengannya. Lalu Dong Joo berlari untuk menemukan Gumiho.

Mi Ho merasakan sesuatu datang mendekatinya.... dan dia membalikan kepalanya. Disisi lain, Dong Joo berlari menuruni tangga. Disisi yang lainnya, Mi Ho melihat ayam yang dibawa oleh motor, “Itu Ayam!!”. Dia kemudian berlari mengejar motor itu. Dong Joo pun ikut mengejar Mi Ho. Dong Joo berhasil mendekat dan pisaunya bersinar semakin kuat. Mi Ho berbalik ke arah Dong Joo dan itu membuatnya kaget dan dia pun menghentikan langkahnya. Dong Joo, “Gadis itu, masih sama seperti yang dulu”.
Dong Joo heran sambil gemetaran “Kenapa dia harus kembali dengan wajah yang sama”. Diapun mengingat kejadian 100 tahun yang lalu ketika dia membunuh Mi Ho dengan pisau kunonya, lalu tubuh Mi Ho jatuh di tangannya. Mereka berduapun menangis dan tubuh Mi Ho berubah menjadi abu (Oh.. tragis banget, pemburu Gumiho harus suka sama yang harus dia bunuh?).

Kembali ke masa kini... Dong Joo meyakinkan dirinya bahwa walaupun wajah mereka sama tapi mereka adalah Gumiho yang berbeda. Karena Gumiho yang waktu itu telah dia bunuh. Dong Joo “Dia hanya terlihat sama, hanya itu!!”.

Dae Woong mencoba bertanya pada Mi Ho soal roh nenek sam shin yang ada di lukisan itu, tapi Mi Ho tidak mau memberi informasi apapun. Dae Woong pun mempunyai ide bodoh yang akan membuat Mi Ho memberi tahunya, yaitu BUAT DIA MABUK, LALU CARI INFORMASI DARINYA!! (Ya ampun oppa... dia itu bukan manusia.. ada2 ja.. hehe).
Dae Woong mengguncang-guncangkan bir sehingga bir itu berbusa lalu melemparnya. Mi Ho sangat kuat minum. Dae Woong mengajak Mi Ho main batu, gunting, kertas dan berbuat curang. Dia juga mencoba mengajarkan Mi Ho menghancurkan kaleng yang ternyata itu sangat mudah bagi Mi Ho tapi sulit untuk dirinya. Dae Woong mengira Mi Ho sudah mabuk, jadi dia memulai permainannya. Dia berkata dia sudah mulai dekat dengan Mi Ho sekarang, dia juda bilang Mi Ho lebih baik dari temannya yang lain. Mi Ho juga lebih cantik dari gadis lain. Bahkan dia sempat kaget ketika bertemu dengan Mi Ho pertama kali. Tapi Mi Ho malah tidak suka katanya dia lebih suka menjadi gadis biasa saja.

Dae Woong mengucapkan banyak pujian untuk Mi Ho. Dia bilang asal Mi Ho tidak memakannya dia mau berteman dengan Mi Ho. Mi Ho bingung, ia nanya apa Dae Woong mau berteman dengannya walau dia bukan manusia? Dia juga bertanya bagaimana caranya mereka bisa jadi teman?. Lalu pria itu mengajarkan Mi Ho bersalaman ala E.T.
Mi ho begitu senang sampai mengulanginya beberapa kali. Dae Woong pun jadi sedikit menyesal karena telah membohongi Mi Ho dengan alasan ingin menjadi temannya. Tapi itu tak menghentikan tujuannya. Dia pun mulai bertanya tentang kekuatan Gumihonya.

Dari situ dia tahu bahwa sekarang Mi Ho lebih lemah karena Mutiara Titisannya ada di dirinya. Dia juga bertanya lagi apakah Mi Ho punya kelemahan?. Mi Ho menjawab tidak. Lalu dia tanya lagi apa ada yang Mi Ho takuti?. Lalu Mi Ho menjawab bahwa dia takut pada air dalam jumlah banyak. Dia langsung berpikir untuk membuang Dae Woong di danau.

Mi Ho merasa moodnya jadi bagus karena minum bir, dia lalu mengajak Dae Woong untuk melihat ekornya karena ekornya ingin keluar. Tapi Dae Woong berkata dia belum siap. Mi Ho pun terus coba menarik Dae Woong, akhirnya Dae Woong pun mau tapi sepertinya pake syarat soalnya dia bilang gini, “Baiklah, aku keluar.. tapi jangan sakiti aku.. yang pelan.. yang lembut.. dan perlakukan aku dengan baik!!”.

Hari berikutnya, Mi Ho ingin makan pagi, siang, dan malam. Dae Woong bilang mereka tidak bisa makan daging hari ini. Mata Mi Ho langsung berubah jadi biru, dan itu langsung membuat Dae Woong ketakutan. Lalu ada ibu-ibu yang menjatuhkan pot bunga dan hampir mengenai mereka tapi Mi Ho langsung terbang dan menendang pot itu sehingga pot itu ada di kepela si ibu itu. Mi Ho langsung memohon lagi dengan manis, dan bahkan dia sampai manggil Dae Woong “Woong” aja.

Min Sook kembali ke departemen store dan berharap bisa bertemu dengan pria itu lagi, tapi ketika bertemu dia kecewa karena Seo Nyeon ada bersamanya dan memanggilnya Doo Hong, jadi dia langsung kabur. Doo Hong mendekati gadis it dan dia langsung memanggilnya “Ayah”. Doo Hong melihat Min Sook yang bersembunyi kebetulan di bagian pakaian dalam pria. Pramuniaga lalu bertanya apakah Min Sook mau belanja, untuk mencari aman diapun menjawab iya. Tapi Doo Hong yang mendengarnya langsung tertunduk lemas dan pergi dari sana. Mereka berdua saling salah paham.

Di taman, Byung Soo bermain tebak-tebakan dengan Mi Ho. Dan jelas saja Mi Ho yang menang. Byung Soo memanggil Mi Ho dengan sebutan istri sahabat. Dae Woong hanya mencemooh mereka. Dae Woong lalu bertenya-tanya bagaimana jika Mi Ho melempar Byung soo ke sungai, dia pasti akan mati.

Byung Soo bilang Dae Woong tidak boleh memberi makann ikan seperti itu, itu jenis ikan langka. Lalu dia terpikir sesuatu. Diapun langsung menitipkan Mi Ho pada Byung Soo dan pergi. Dia pulang ke rumah kakek danberniat mau mengambil ikan kakek yang langka dan mau menjualnya. Tapi ketahuan oleh kakek dan dia pun langsung kabur dan dikejar oleh kakek dan bibinya. Ketika berlari ada truk yang menuju ke arah Dae Woong.

Bibi dan kakek berteriak, ikan itu terbang ke atas. Suasana pun berubah menjadi rumah sakit, dan musik yang dramatis dan terdengar suara kakek yang meminta dokter untuk menyelamatkannya. Lalu ada Dae Wooong yang keluar hanya menggunakan satu perban di kepalanya. Dan ternyata yang kakek minta untuk di selamatkan adalah ikannya (hehehe.. kakek yang aneh..).

Kakek menyuruh Dae Woong pulang tapi Dae woong menlak dan berteriak “Aku akan mati jika tidak tinggal dengan gadis itu”. Kakek tahu itu serius, lalu bibi dan kakek pun memintanya untuk membawa gadis itu kepeda kakek jika ingin menikahinya. Dae Woong, “Aku menikahinya? Aku tidak akan pernah menikahinya. Aku hanya tinggal sebentar dengannya dan aku akan membuangnya jauh-jauh”. Mendengar itu kakek pun menampar Dae Woong.

Dae woong merasa terguncang karena itu pertama kalinya kakek melakukan itu. Kakek bilang kepaadanya bahwa dia bisa hidup sesukanya. Lalu Dae woong jalan dan bertemu Seo Nyeon yang mengusirnya dari gor itu. Dia juga bilang bahwa sekarang Hye in sedang menghampiri Mi ho.

Hye in memperkenalkan diri sebagai temannya Dae woong. Dia seperti sudah membaca keadaan dan bertanya apa mi Ho pacarnya Dae woong?. Dae woong sambil berlari bilang agar mi ho jangan mengatakan apapun pada hye in. Tapi dia malah bilang “Iya”.
Lalu Dae woong datang dan langsung berteriak kalau Mi Ho bukan pacarnya. Dan itu membuat mi Ho sedih.