Selasa, 31 Agustus 2010

MY GIRLFRIEND IS A GUMIHO EPISODE 1

Maaf ya temen-temen pembaca, (itu juga kalo ada yang baca. Semoga banyak deh. Amin....) syifa baru bikin blog nih tapi udah nekat mau bikin sinopsis hehe, jadi maaf kalo masih banyak kesalahan. My Girlfriend is a Gumiho episode pertama muuulaaai....

Mi Ho wanita yang berwajah cantik itu sedang melihat Dae Woong yang menuruni tangga di dekat kampusnya. Dia pun langsung memanggil-manggil Dae Woong. Dae Woong kaget melihat Mi Ho dan dia pun langsung mengubah arah jalannyasambil pura-pura menerima telpon. Dae Woong terus berusaha menghindari Mi Ho. Tapi sayang Mi Ho berhasil menemukannya dan langsung menghampirinya.

Mi Ho, ”Apa kau tidak mendengar panggilanku?”. Dae Woong langsung bilang tidak menengarnya karena tadi dia sedang menelfon temannya. Mi Ho langsung senyum dan bilang “Ah, jika kau tidak ingin mati, aku kira kamu tidak akan berpura-pura tidak mendengarku”. Dae Woong pun senyum dengan terpaksa dan bilang bahwa dia masih ingin hidup lama. Mi Ho pun langsung menarik tangan Dae Woong dan menunjukan sesuatu yang baru ia temukan.

Mi Ho terus menarik tangan Dae Woong. Dae Woong berbicara dalam hati, “Ini pacarku, semua laki-laki iri padakukarena kau mempunyai pacar yang sangat canti”. Semua laki-laki yang melihat mereka langsung iri pada Dae Woong kare Mi Ho benar-benar gadis yang sangat cantik.

Dae Woong, “Kemana kau akan membawaku?”. Mi Ho, “kau akan melihatnya sendiri. Hari ini adalah hari yang sangat spesial”. Mi Ho terus menarik Dae Woong dan akhirnya dia melepaskan Dae Woong dan bilang kepadanya, “Di restauran sebelah sana ada sapi yang baru dipotong, aku ingin makan sapi.. kumohon”. Dae Woong kaget dan bilang “Makan sapi LAGI??? Tidak!! Mi Ho aku sedang tidak punya uang, tidak ada sapi untuk hari ini”.

Mi Ho marah dan berbisik ke telinga Dae Woong, “Kalau begitu aku akan memakanmu”. Dae Woong langsung panik dan terdiam. Mi Ho mencolek pipi Dae Woong dan bilang “Ah, rasanya pasti lezat”. Mi Ho lalu mulai menyanyi “Woong Woong apa yang kau lakukan? Apa yang kamu makan? Aku makan nasi. Apa yang akan kamu makan dengan nasi? Dae Woong yang akan menjadi lauknya”. Dae Woong jadi semakin ketakutan sementara Mi Ho kelihatan senang menggoda Dae Woong. Mi Ho,”Apakah dia hidup? Atau mati? Ah, dia hidup. Dae Woong cepat belikan aku sapi dan aku tidak akan memakanmu”.

Mi Ho langsung berlari dengan senang menuju restauran sapi itu sementara Dae Woong masih berdiri termangu dengan wajah ketakutan dan dia bicara dalam hati “Perempuan yang mau memakanku itu adalah... pacarku... dia GUMIHO”.

Flashback, cerita Dae Woong bertemu Mi Ho....
Dae Woong bersama teman-temannyasedang melakukan soothing di gedung olahraga. Dae Woong berperan menjadi super hero yang mengalahkan tiga ninja dan dia melakukan aksinya sambil terbang dengan menggunakan bantuan kawat-kawat yang ditarik oleh teman-temannya. Setelah mengalahkan tiga ninja itu, Dae Woong bertanya pada temannya Seon Nyun “Apa aku keren?”. Seon Nyun yang sedang merekkam aksi itupun langsung bilang bahwa Dae Woong benar-benar terlihat tampan. Dae Woong tersenyum senang dan memerintahkan teman-temannya yang lain untuk menurunkannya.

Setelah shooting kecil-kecilan itu Dae Woong langsung melihat rekamannya itu dan berkomentar “Bukankah aku terlihat seperti raja action? Ah jika dilihat sekilas kawat itu tidak terlihat dan aku benar-benar seperti terbang di udara”. Teman-teman Dae Woong yang sedang makan hanya manggut-manggut setuju. Dae Woong nanya “Bagaimana ice creamnya? Apa aku juga harus memesan ayam?”. Teman-teman Dae Woong langsung setuju.

Byung Soo yang merupakan salah satu teman dekat Dae woong bilang, “Jika kita masukan video itu ke internet, apakah kau pikir kau akan jadi bintang UCC? Ah aku pikir lebih baik kita buat video lain dan mengirimkannya ke acara Star king saja”. Dae Woong,”Yang ada di acara Star King hanyalah orang-orang umum, aku ini artis masa depan jadi itu tidak bagus untuk image debutku nanti”. Byung Soo mengerti maksudnya dan langsung melanjutkan makan ice cream lagi.

HP Dae Woong berbunyi dan ia pun langsung mengangkatnya, “Hallo Nuna, kau ada di sekolah? Baiklah aku kesana. Kau hitunglah sampaiseratus dan aku akan sampai disana”.dae Woong langsung mematikan Hpnya dan berlari keluar dari gedung olahraga itu sementara teman-temannya bingung mau kemana Dae Woong.

Dae Woong langsung mengendarai motornya dan menuju ke kampusnya untuk menemui orang yang dia panggil Nuna itu. Nuna itu adalah senior Dae Woong di kampusnya yang bernama Hye In, Dae Woong sebenarnya suka pada Hye In itu.

Hye In memenunggu Dae Woong disebuah ruangan dan Dae Woong pun langsung mengghampirinya. Hye In melihat sebuah buku dan Dae Woong langsung bilang bahwa dia ikut audisi main film yang diadaptasi dari buku itu dan kemungkinan besar dia akan lolos audisi. hyeIn ikut senang dan dia langsung mengacak-acak rambut Dae Woong.

Dae Woong langsungmelepaskan tangan Hye In dan bilang “Jika aku terkenal nanti, kau tidak bisa menyentuhku seperti ini. Tapi baiklah aku akan memberimu kesempata untuk menyentu wajahku, pundakku, hmm.. apa aku harus memelukmu juga?”. Hye In sedikit bengong tapi dia langsung tertawa dan bilang “Aku merasa bersyukur mengenalmu, jadi tidak usah memelukmu”. Dae Woong, “Aku akan terkenal suatu saat nanti jadi tunggu dan lihat saja!”.

Dae Woong bersama Byung Soo dan Seo Nyun sedang ada di sebuah salon milik kakek Dae Woong. Dae Woong berusaha membaca buku yang akan di filmkannya itu dan berusaha mendalami perannya. Byung Soo,”Bukankah ini audisi untuk film historical? Apa tidak papa jika rambutmu di keriting begitu?”. Dae Woong baru sadar dan dia berniat untuk bertanya tentang rambutnya itu.

Seo Nyun yang lagi ikut perawatan di salon itu nanya ke Dae Woong “Dae Woong semenjak salon ini milik kakekmu apakah ini gratis?”. Dae Woong bilang bahwa kakeknya akan memotong biaya salon itu dari uang bulanannya. Byung Soo berkomentar bahwa hidup Dae Woong itu sangat enak karna mendapat uang bulanan dari kakeknya sehingga Dae Woong bebas makan dan bermain. Seo Nyun juga ikut berkomentar bahwa diaakan lebih berteman ddekat dengan Dae Woong (Berarti secara ngak langsung dia ngakuin kalau dia matre, hehe). Dae Woong hanya tertawa sekilas dan menanyakan tentang rambutnya itu.

Dae Woong keluar dari ruangan perawatan rambut itu dan langsung kaget begitu bertemu denagn kakeknya. Kakek Dae Woong bertanya “Apakah aku menyuruhmu untuk ke salon dengan gratis lagi? Dan kenapa kau membawa teman-temanmu?”. Dae Woong langsung melihat ke kasi yang judes padanya itu dan bilang ke kakeknya, “Siapa bilang aku ke salon ini gratis? Aku akan membayarnya dan aku juga punyya uang”. Kakek,”Uang? Itu bukan uang kuliahmu kan? Aku mendapat telfon dari kampusmu dan mereka bilang kau belum bayar uang kuliahmu. Apa yang kamu lakukan dengan uang kuliahmu itu?”. Dae Woong panik dan bilang,”Ah sepertinya kau lupa membayarnya. Aku harus menyelesaikan rambutku dulu ya nanti kita bicara lagi”. Dae Woong sudah mau kabur namun kakeknya langsung menahannya.

“Kemana kamu akan pergi hah? Aku dengar kamu membeli moto baru dengan uang kuliahmu itu. Bibimu mengatakan semuanya padaku!”. Suara kakek yang teriak itu membuat kedua teman Dae Woong itu keluar dari ruang perawatan dan melihat Dae Woong yang ditahan pergi oleh kakeknya. Dae Woong bilang bahwa dia akan menyerahkan motornya itu nanti, tapi sekarang dia harus mennyelesaikan masalah rambutnya dulu karena jika semakin lama rambutnya itu mendapatkan perawatan maka rambutnya akan menjadi super keriting. Kakeknya ngak perduli dan berkata dia ingin memotong habis rambut Dae Woong itu. Dae Woong memaksa bilang bahwa dia akan ikut pergi bersama kakek asalkan dia mendapatkan perawatan untuk rambutnya itu.

Byung Soo ikut membela Dae Woong dengan meminta kakek untuk membiarkan Dae Woong merawat rambutnya dulu karena kalau tidak rambutnya Dae Woong akan semakkin keriting. Akhirnya kakek melepaskan tangan Dae Woong dan menyuruhnya membereskan rambutnya dulu. Tapi Dae Woong langsung kabur dari kakeknya. Kakeknya teriak-teriak memanggil Dae Woong tapi Dae Woong tidak peduli dan langsung pergi menggunakan motonya.

Karena Dae Woong tidak menggunakan helm, maka polisipun langsung menilangnya. Dae Woong bilang bahwa dia sedang buru-buru jadi tidak membawa helm. Si polisi bilang bahwa Dae Woong harus ikut ke kantor polisi karena motor Dae Woong ini dilaporkan adalah motor curian, tentu saja Dae Woong kaget.

Akhirnya mau ngak mau Dae Woong ikut ke kantor polisi dan dipenjarakan. Dae Woong meminta kepada polisi bahwa dia harus ke salon dulu untuk menyelesaikan masalah rambutnya, tapi polisi tidak peduli. Dae Woong terus mengoceh minta di bebaskan, “Aku ini aktor masa depan dan aku akan mengikuti audisi yang sangat penting. Jika rambutku semakin keriting aku akan meminta pertanggung jawaban dari pemerintah”. Lagi-lagi tidak ada yang peduli padanya.

Bibinya Dae Woong bilang bahwa Dae Woong sudah boleh keluar dari penjara dan kini kakeknya sedang menunggunya diluar. Dae Woong takut-takut untuk keluar dan kakeknya langsung bilang bahwa hal pertama yang harus mereka lakukan adalah mengurus rambut Dae Woong ke salon.

Akhirnya mereka pergi ke salon untuk mengurus rambut Dae Woong. Bibinya Dae Woong langsung bilang pada kakek, “Kau terlalu kejam, Ayah. Dia adalah cucumu satu-satunya, tapi kau malah melaporkan bahwa motor yang dipakainya itu adalah motor curian”. Kakek bilang bahwa dia melakukan hal ini karena Dae Woong cucunya. Kakeknya ini sudah terlalu banyak membiarkan Dae Woong bahkan dia sudah membiarkan Dae Woong kuliah mengambil jurusan film.

Kakeknya itu masih tidak habis pikir bahwa Dae Woong memakai uang kuliahnya untuk membeli motor. Bibi bilamg bahwa kakeklah yang terlalu menuruti kemauan Dae Woong karena orang tua Dae Woong sudah meninggal dan itu membuat kakek merasa bersalah. Kakek bilang mulai hari ini akan membuat Dae Woong menjadi orang yang biasa-biasa saja.

Dae woong sudah menyelesaikan rambutnya dan dia langsung meminta maaf pada kakeknya. Kakek langsung menyuruh Dae Woong naik kedalam mobil. Didalam mobil kakek bilang bahwa Dae Woong harus mengikuti ujian perguruan tinggi. Jelas Dae Woong langsung menolaknya dan bilang bahwa beberapa hari lagi dia akan ikut audisi penting. Kakek tidak mau tahu dan bilang bahwa Dae Woong harus belajar di tempat itu dan tidak boleh kembali sebelum Dae Woong menjadi manusia. Dae Woong meminta bibinya untuk menepikan mobil, namun kakek meminta bibi mempercepat jalan agar mereka bisa cepat sampai ke tempat tujuan mereka.

Di sebuah kuil, ada seorang biksu yang sedang menjelaskan kepada tamunya tentang sebuah lukisan yang ada Nenek Sam Shin dan seekor rubah. Biksu itu bilang bahwa rubah itu adalah Gumiho yang sangat cantik sekali dan berusaha untuk menjadi seorang manusia. Gumiho itu datang ke dunia manusia, tapi karena Gumiho sangat cantik, semua laki-laki langsung menyukainya dan itu membuat banyak masalah. Para istri dari laki-laki yang menyukai Gumiho itupun mengadu pada Nenek Sam Shin, Nenekpun berfikir jika gumiho menikah maka keadaan akan kembali damai. Tapi para ibu itu menyebarkan gosip buruk mengenai Gumiho, jadi tidak ada satu lelaki pun yang mau menikahinya.

Gumiho yang pada awalnya ceriapun menjadi sedih karena tidak ada satu laki-laki pun yang mau melamarnya. Akhirnya Nenek Sam Shinpun memotong ke sembilan ekor Gumiho dan memenjarakannya di dalam sebuah lukisan.

Para tamu itu pun bilang bahwa Gumiho itu memiiliki nasib yang sangat malang. Biksu itu bilang bahwa sebaiknya mereka pergi dari kuil itu dan berdo’a di luar. Para tamu itupun berniat pergi dari kuil itu namun mereka kaget ketika melihat sosis yang dibawanya menghilang. Tamu yang satu lagi bilang bahwa mungkin sosis itu sudah dimakannya tadi pagi, jadi lebih baik mereka makan di kantin yang ada di dekat kuil saja.

Biksu itu dan para tamu pun langsung keluar dari kuil. Gumiho yang ada di dalam kuil pun jadi kesal pada biksu itu dan berkata, “Ah, biksu palsu itu sangat menyebalkan. Kenapa dia membawa tamu kesini? Padahal dulu ketika dia kecil dia amat sangat lucu dan tampan, tapi ketika dia tua, dia jadi sangat cerewet. Dia seenaknya saja bercerita tentangku padahal dia tidak tahu cerita sesungguhnya”. Gumiho lalu mengeluarkan sosis yang tadi dia ambil dan langsung memuntahkannya karena itu bukanlah daging sungguhan. Gumiho pun langsung berteriak, “Aaaaaaaaaaaaaah... aku ingin sekali memakan daging!”.

Dae Woong dan kakeknya berhenti di tempat peristirahatan di pinggir jalan karena Dae Woong bilang dia ingin ke kamar kecil. Kakek terus ingin mengawasi Dae Woong dan Dae Woongpun meminta agar kakek tidak mengikutinya sampai ke kamar mandi, lagipula HP dan dompet Dae Woong sudah ada di kakeknya jadi tidak mungkin dia kabur. Kakekpun lalu meminta jaminan satu sepatu Dae Woong. Dae Woong memberikan satu buah sepatunya dan pergi ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Dae Woong bilang bahwa dia sudah banyak menonton action tapi baru kali ini ada action yang jagoannya melarikan diri dengan sepatu sebelah. Dae woong lalu melihat ada sebuah jendela di kamar mandi dan dia mendapatkan ide. Sementara kakek sedang asyik senyum-senyum sendiri karena memegang sepatu Dae Woong dan dia yakin Dae Woong tidak akan bisa kabur.

Kakekpun kesal menunngu dia lalu menengok kamar mandi dan ternyata tidak ada sosok Dae Woong dalam kamar mandi. Kakek melihat ada satu jendela kamar mandi yang terbuka dan dia sadar kalau Dae Woong kabur. Kakek marah besar dan langsung melemparkan sepatunya Dae Woong dan lansung pergi keluar dari kamar mandi untuk mencari Dae Woong. Ketika kakek pergi, Dae Woong keluar dari sebuah plastik hitam yang sangat besar di dalam kamar mandi dan langsung tersenyum sambil memakai sepatu yang tadi dilempar oleh kakek.

Kakek menghampiri bibi dan bilang kalau Dae Woong melarikan diri. Bibi bilang bahwa dia sama sekali tidak melihat Dae Woong keluar dari kamar mandi.selagi kakek dan bib berdebat Dae Woong keluar dari kamar mandi dan naik ke dalam truk sayuran. Truk sayuran itupun mulai maju membawa Dae Woong pergi, sementara kakek marah sekaligus sedih karena Dae Woong malah pergi.

Truk sayuran yang membawa Dae Woong berhenti di suatu tempat dan Dae Woong pun langsung turun dari truk itu. Hari sudah mulai gelap dan mulai turun hujan. Dae Woong bingung kemana dia akan pergi dan dia pun jadi menyesal karena kabur terlalu terburu-buru. Ada sebuah mobil yang melintas dan ternyata itu adalah mobil biksu yang ada di kuil Gumiho. Dae Woong meminta tumpangan dan biksu itupun mengijinkannya.

Biksu itu memberinya makan dan memperbolehkannya menginap di sebuah kamar yang ada di kuil itu. Lalu Dae Woong meminjam HP untuk menelfon bibinya. Dae Woong akan menelfon bibinya tapi dia sedikit lupa nomor telfon bibinya itu. Jadi dia berusaha mencoba satu persatu nomornya (aneh ya kan kemungkinannya kecil banget, mati-mati tuh nyobanya. Hehe). Karena sinyalnya tidak terlalu bagus dan batre Hpnya pun sudah mulai habis, Dae Woong berusaha mencari sinyal dengan berkeliling kuil. Ketika akhirnya dia menemukan sinyal bagus, hujan turun. Disana ada sebuah kuil do’a diapun berteduh di kuil do’a itu.

Dae Woong terus berusaha menelfon bibinya di kuil itu. Dai kuil itu adalah kuil tempat Gumiho berada. Akhirnya telfon itu tersambung juga, tetapi bukan ke bibinya melainkan ke nomor Gumiho. Dan gumiho langsung bilang kalau dia seneng banget karena akhirnya ada seseorang yang datang. Dae Woong menyangka kalau Gumiho itu adalah perempuan yang suka mencari teman kencan melalui telefon yang salah sambung, jadi dia menjawab kalau dia ngak tertarik sama Gumiho.

Gumiho,”Apakah kamu adalah pemuda yang baru saja melepaskan topi mu? Kau terlihat lebih manis tampa topi”. Kebetulan saat itu Dae Woong baru saja melepas topinya. Dae woong jadi bingung, dia ikir dia melakukan video call tapi ternyata Hpnya telah mati karena abis batre. Dengan takut-takut dia meletakan HP itu di telinganya dan nanya, “Hallo?”. Gumiho,”Kenapa kamu berkata hallo? Sekarang juga aku sedang menatapmu”. Dae Woong semakin takut dia lalu melihat kesana kemari. Gumiho,”Apa kamu mencariku? Kamu ngak akan bisa melihatku”.

Dae Woong jadi tambah takut dan akan mencoba kabur. Tapi Gumiho mencegahnya dan bilang kalau Dae Woong pergi, dia tidak akan memaafkannya. Dae Woong,”Kenapa kau melakukan hal ini padaku?”. Gumiho,”Aku ingin kamu melakukan sesuatu untuk ku, sekarang kau masuk ke kuil dan kau akan melihat lukisan disana”. Dae Wooong bilang dia melihatnya, itu adalah lukisan Nenek dan anjingnya, katanya. Gumiho langsung bilang bahwa itu bukan anjing melainkan adalah rubah. Dae Woongpun langsung minta maaf atas kesalahannya itu.

Gumiho,”Kau lihat kan kalau di lukisan itu si rubah tidak memiliki ekor? Gambarlah sembilan ekor disana”. Dae Woong bilang jika dirinya menggambar di lukisan bersejarah, dia bisa di penjara. Gumiho bilang bahwa itu bukanlah masalah. Dae Woong pun mulai menggambar ekor pada rubah itu, hujanpun turun semakin lebat. Anjing yang ada di kuil itupun menggonggong sehingga si biksu pergi ke kuil itu.
Gumiho meminta Dea Woong cepat karena para biksu sepertinya telah mulai menuju kesitu. Akhirnya Dae Woong selesai menggambar dan hujan pun semakin lebat. Angin mematikan semua lilin yang ada di kuil itu. Dae Woong yang ketakutan pun langsung keluar dari kuil itu dan langsung lari ke hutan.

Para biksu datang ke kuil itu dan mereka langsung kaget karena gambar rubah di lukisan itu hilang.

Dae Woong masih berlari di hutan dan dia tersandung sehingga membuatnya terjatuh. Gumiho menghampiri Dae Woong yang jatuh dan tampak sangat kesakitan. Gumiho bilang bahwa Dae Woong sepertinya mau mati, jadi dia akan menyelamatkan Dae Woong karena Dae woong sudah menyelamatkannya. Akhirnya gumiho membantu Dae Woong yang kesakitan.
Esok paginya, Dae Woong bangun dan dia kaget karena dia ada di atas pohon. Dae Woong jadi tambah bingung karena badannya tidak apa-apa padahal semalam dia jatuh dari gunung. Gumiho muncul dan menanyakan kabarnya Dae Woong. Dae Woong terpesona oleh kecantikan Gumiho. Gumiho,”Aku menaikkan kamu ke atas pohon karena tadi ada babi hutan”.

Dae Woong, “Sipa kamu?”. Gumiho langsung senyum dan balik nanya “Kamu tidak ingat aku? Padahal kemarin kita mengobrol”. Dae Woong yang masih terpesona nanya balik, “Kapan?”. Gumiho senyum dan bilang kalau Dae Woong tampak lebih manis jika terkena sinar matahari. Dae Woong jadi ingat kalau wanita yang menelfonnya semalam juga bilang dia manis. Dae Woong langsung ketakutan sehingga dia jatuh dari pohon. Dae Woong,”Ha.. ha.. hantu.. pergi sana!”. Tapi Gumiho malah menghampiri Dae Woong dan bilang kalau ia bukanlah hantu. Dae Woong pun jadi sadar kalau siang hari ngak akan ada hantu, jadi dia percaya kalau Gumiho bukan hantu tapi manusia biasa. Gumiho senang dikira manusia dan langsung nanya, “Apakah aku terlihat seperti itu?”.

Biksu di kuil melaporkan hilangnya lukisan rubah itu pada polisi. Si polisi datang bersama dengan seorang wartawan. Wartawan,”Apakah anjing itu selalu menggonggong?”. Biksu itu bilang bahwa anjing itu menggonggong sejak malam, waktu itu ada seorang pemuda yang datang ke kuil karena ada HP di kuil itu. Polisi,”Di kuil ini tidak terlihat ada seorang pun yang masuk”. Biksu,”Saya bukan mau mencurigai pemuda itu, tapi saya khawatir akan suatu hal”.

Dae Woong bilang bahwa semalam itu permainan Gumiho sangat membuatnya ketakutan. Gumiho mengingatka bahwa saking ketakutannya Dae Woong sampai menggambar ekor di dalam lukisan. Dae Woong langsung ingat dan meminta Gumiho ke kuil untuk bertanggung jawab karena merusak benda bersejarah.

Gumiho bilang bahwa dia tidak ingin kembali ke kuil itu lagi. Dae Woong lalu menggandeng tangan Gumiho dan membawanya menuju kuil untuk bertanggung jawab karena sudah membuatnya menggambar di lukisan itu. Gumiho membela dirinya dengan mengatakan kalau dia melakukan itu untuk membebaskan diri karena dia sudah lama terperangkap di kuil itu dan ia ingin bebas. Dae woong,”Kau pasti memiliki masalah, jadi kau dikurung di kuil itu”.

Dae woong bilang kalau Gumiho pasti dikurung disana karena neneknya. “Aku mengerti keadaanmu karena kakekku juga begitu terhadapku. Berapa lama kau terperangkap disana?”. Gumiho,”500 tahun!”. Dae Woong langsung berhenti berjalan karena kaget, “500 tahun?”. Gumiho bilang pada Dae Woong bahwa dia telah ditangkap oleh Nenek Sam Shin dan sudah lebih dari 500 ada di kuil itu. Dae Woong, “Nenek Sam Shin? Lalu siapa kau itu?”. Gumiho pun jujur mengaku bahwa dia adalah Gumiho.
Dae Woong, “Gumiho? Ah, itu sebabnya kau memintaku untuk menggambar 9 ekor pada rubah itu?”. Gumiho mengangguk dan berkata, “Tapi aku juga sudah menyelamatkanmu. Aku menaruh manik rubahku di tubuhmu, karena itulah kau tidak sakit sama sekali”.

Dae Woong kesal dan jadi menyangka Gumiho adalah orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa dan akan sia-sia meminta pertanggung jawabannya itu artinya dia yang akan mendapat masalah.

Gumiho,”Kau tidak percaya padaku? Kau hidup karena aku”. Dae Woong,”Aku mati karenamu! Kenapa kau bersikap sepeprti orang normal? Seharusnya kau memakai bunga kalau kau gila! Ah, kau bilang kau ini Gumiho? Lalu mana ekormu itu?”. Gumiho,”Kau tidak bisa melihatnya sekarang, nanti ketika ada sinar bulan kau akan bisa melihatnya”. Dae Woong makin streess, dia memutuskan untuk pergi sendiri.

Gumiho,”Kau mau kemana?”. Dae Woong,”Akuu mau ke Seoul, jadi sebaiknya kau pergi ke arah yang berlawanan”. Dae woong meninggalkan gumiho. Gumiho,”Di jalan itu ada babi hutan”. Namun Dae Woong tidak mendengarkannya.

Dae Woong tenang karena sudah jauh dari Gumiho. Tapi tiba-tiba terdengar suara aneh dan dia kaget karena suara itu terdengar dari babi hutan yang ada di dekatnya. Dae Woong sudah berlari jauh, namun dia jadi ingat sosok gumiho diapun mencari Gumiho. Gumiho yang sudah tahu itu akan terjadipun hanya menunggu Dae Woong dan langsung tersenyum ketika tahu Dae Woong datang dan langsung mengajaknya berlari untuk menyelamatkan diri.

Mereka lalu bersembunyi di balik sebuah pohon besar. Gumiho hanya tertawa senang karena melihat wajah Dae Woong yang ketakutan. Setelah aman, maraka pun keluar dari hutan menuju ke jalanan.

Dae Woong melihat penampilan Gumiho dan menyuruhnya kembali ke kuil dan tidak berkeliaran dihutan karena banyak babi hutan. Dia bilang bahwa ia tidak takut babi hutan samaa sekali. Dae Woong mengerti dan bilang lagi bahwa akan sangat berbahaya jika berkeliaran di hutan dengan pakaian seperti itu. Lalu dia melepaskan kemejanya dan memberikannya pada gumiho. Gumiho bilang kalau Dae Woong cukup bermanfaat. Dae Woong menyuruh Gumiho ke kuil dan mengakui kalau dia yang mencoret lukisan itu, dan dia pamit pergi.

Kakek bertanya pada bibi, “Apakah kau sudah mencari ke semua tempat?”. Bibi menjawab ia sudah mencari dan ia berkata bahwa kakek harus melepaskan Dae Woong jika dia ingin pergi. Tentu saja kakek tidak mau, dia sampai mau menjual motor Dae woong agar dia kembali ke rumah. Lalu dia bertanya pada diri sendiri, “Tunggu apa aku kalah lagi dari anak itu?”.

Byung Soo dan Seo Nyun sedang membicarakan Dae Woong yang berani kabur dari kakeknya. Byung Soo bilang seharusnya ia bisa merasakan naik motor Dae Woong sekali sebelum dijual kakeknya, sementara Seo Nyeon bilang bahwa Dae Woong keren brani kabur seperti itu. Byung Soo,”Apa aku juga keren jika kabur seperti itu?”. Tapi Seo Nyeon malah bilang Byungg Soo malah akan terlihat seperti pembuat masalah.

Byung Soo tidak terima dan malah mengejek rambut Dae Woong itu kuno keriting seperti bibi-bibi. Tapi wanita itu malah bilang, “Ah, keriting dan berputar? Itu sangat lucu”. Byung Soo pun tak bisa berkomentar lagi. Lalu Seo Nyeon berkata padanya jika Dae Woong datang padanya dia akan melindungi Dae Woong, “kalau kau tahu beritahu aku secepatnya ya”.

Biksu memanggil Dong Joo ke kuil agar dia melihat anjing pemberian Dong Joo yang sangat berharga, karena sejak malam dia terus menggonggong biksu takut dia sakit. Dong Joo bilang dia akan kesitu karena sekalian ada keperluan bisnis. Lalu dia bertanya apa terjadi sesuatu tadi malam?. Biksu itupun membawanya ke kuil dan memeperlihatkan lukisan itu padanya. Biksu itu keluar duluan dari kuil, sementara Dong Joo masih menatap lukisan itu dengan seksama. Dong Joo, “Aku sengaja menaruh anjing untuk melindunginya. Ada yang mengeluarkannya sehingga dia kabur, siapa orang itu?”.

Dae woong menjual kalung agar dapat uang. Lalu dia menuju telfon umum untuk menelfon dan dia melihat sosok Gumiho yang duduk di kursi. Dae Woong kesal karena dia diikuti oleh Gumiho. Gumiho bilang bahwa dunia ini kini telah berubah. Lalu ada seseorang yang membuang kaleng minuman soda, Gumiho pun mengambilnya dan meminum sisanya. Dae Woong berkomentar, “Dia cukup cantik”.

Dae Woong ternyata menelfon kampusnya menanyakan apakah uang kuliahnya sudah dibayar?. “Tunngu akan diperiksa dulu” kata pihak kampus. Gumiho yang memiliki pendengaran tajam mendengarkan itu semua. Selagi menunggu dia bicara sendiri, “Aku ada audisi yang sangat penting dan aku ragu meninggalkannya, Ah semua akan baik-baik saja karena dia tidak tahu siapa aku”. Pihak kampus lalu memberi tahu bahwa uang sekolahnya telah di bayar kakek. Mendengar itu dia langsung mematikan telfonnya dan berniat untuk makan sesuatu yang enak.

Gumiho yang melihatnya keluarpun akan mengikutinya lagi. Dae Woong kesal, “Mengapa kamu mengikutiku hah?”. Gumiho, “Biarkan aku ikut makan denganmu. Aku ingin daging, selama di kuil aku tidak pernah makan daging. Sapi.. ya sapi.. aku ingin makan sapi”. Dae Woong menghampirinya, “Putri Gumiho, kita tidak saling mengenal jadi sebaiknya kita mengambil jalan yang berbeda”.

Dae Woong sudah mau berjalan pergi tapi ia berhenti karena mendengar Gumiho memanggilnya, “Belikan aku sapi, Dae Woong”. Dae Woong memutar badannya dan bertanya, “Darimana kau tahu namaku?”. Gumiho, “Kau adalah mahasiswa jurusan seni di universitas Han Gang angkatan 2009, Dae Woong. Itulah yang kamu katakan”. Gumiho langsung tersenyum namun Dae Woong malah jadi bingung.

Akhirnya dia pun mengijinkan Gumiho makan bersamannya. Dae Woong, “Kamu bisa tahu informasiku itu pasti karena menguping, tapi jarak antara tempat dudukmu dan telfon umum itu jauh tidak mungkin bisa menguping”. Gumiho bilang dia bisa melakukan hal itu sejak dia menjadi Gumiho. Dae Woong mengerti dan bilang, “ah, sejak otakmu melemah, bagian tubuhmu yang lain semakin menguat ya”.

Lalu Dae Woong membuat kesepakatan, “Karena aku sudah membelikanmu daging, kamu harus merahasiakan tentang masalah di kuil itu ya”. Gumiho, “Kamu juga haruus janji tidak memberi tahu orang-orang bahwa aku ini adalah Gumiho”. Dae Woong pun setuju untuk saling menjaga rahasia.

Gumiho yang melihat daging mentah ingin langsung memakannya, tapi dia mengurungkan niatnya karena dia tahu sifat manusia yang tidak memakan daging mentah. Dae Woong nanya, “Kamu kan Gumiho, kenapa kamu tidak makan daging mentah? Kenapa mau makan daging masak?”. Gumiho menjawab bahwa dia ingin menjadi amnusia jadi dia harus melakukan apapun yang manusia lakukan. Dae Woong mengejek hal yang dilakukan Gumiho itu terdengar mudah. Tapi Gumiho bilang itu sangatlah sulit.

Dagingnya sudah matang dan Gumiho pun langsung memakannya dengan lahap. Dae Woong, “Ah, pasti sangat sulit bagimu untuk tinggal di kuil karena kau sangat suka daging. Sebenarnya dimana rumahmu? Apa aku harus menelfon keluargamu?”. Gumiho bilang dia itu tidak punya siapapun. Dae Woong diam sebentar lalu tanya, “kau tidak memiliki orang tua?”. Gumiho, “ia, karena kau bukan manusia”. Dae Woong, “Ah benar kau ini bukan manusia, kau adalah rubah berekor sembilan!! Apa aku bisa menbicaraka pembicaraan seriu dengangadis ini?”. Gumiho memakan semua daging itu dan membuatnya berebutan satu daging yang tersisa dengan Dae Woong. Ketika Dae Woong mau memakannya, diapun langsung membentak dan marah besar sehingga Dae Woong pun memberikan dagingnya. Setelah menerimanya Gumiho pun kembali ceria. Dae woong lalu bilang dia mau ke kamar mandi dan menyuruh Gumiho menunggu di restauran.

Ternyata dia bukan mau ke kamar mandi melainkan ke telfon umum untuk menelfon kuil dan memberi tahu bahwa ada orang yang kabur dari kuil itu, setelah selesai diapun menutuo telfonnya. Dae woong, “apa mereka akn percaya bahwa orang gila itu yang mencoret lukisan tua itu?”. Dae Woong menghilangkan pikirannya itu dan langsung pergi.

Gumiho yang penasaran kemana Dae Woong pergipun menyusulnya ke kamar mandi sambil membawa tulang dan mendapati Dae Woong yang tidak ada. Ketika melihat ada closet, Gumiho terlihat takjub “kenapa ada tempat duduk disini? Ah, ini bukan kusi melainkan sumber air. Tempatnya bagus tapi airnya tidak bersih”. Tidak sengaja tulang yang dibawa Gumiho itu jatuh ke closet dan ketika dia mau menganmbilnya tulang itu sudah disedot oleh closetnya. Ketika dia mau mengambil lagi tulang dagingnya, dia mendengar suara biksu dikuil dan dia pun langsung bersembunyi.

Biksu, Dong Joo, dan polisi mencari Dae Woong dan Gumiho di restauran itu. Pemilik restaurannya bilang bahwa tadi memang ada pemuda dan pacarnya yang sangat cantik. Dong Joo langsung terlihat cemburu mendengarnya. Biksu itu bilang mungkin kemarin dia minjem HP buat nelfon perempuan itu. Dong Joo bilang dia ingin meminjam HP itu dan pamit pulang ke Seoul, jika ada kabar dia akan langsung memberi tahu biksu itu.

Di perjalanan, Dong Joo bilang bisa mencari orang hilang dari telfon. Asistennya mengira bahwa yang hilang adalah peliharaannya, “peliharaanmu hilang lagi?”. Dong Joo, “Ini sedikit seram untuk dikatakan hewan peliharaan dan ini juga sedikit berbahaya”. Asistennya nanya lagi, “lalu hewan apa itu?”. Dong Joo, “Ini bisa dibandingkan dengan Mutan”.

Gumiho naik ke atap untuk mencari Dae Woong, dia menggunakan inda penciumannya untuk menemuka Dae Woong. Dia mencium bau Dae Woong di dekat terminal, dia pun langsung berangkat ke terminal. Di perjalanan dia melihat bapa-bapa membeli minuman soda seperti yang tadi dia temukan di tempat sampah. Bapa-bapa itu sadar bahwa Gumiho pasti mau minuman itu, dia pun langsung memberikannya. Gumiho minum dan berkomentar, “ini semua penuh gelembung dan ini adalah pengalaman pertamaku meminum minuman yang unik ini”.

Mobilnya Dong Joo melintasi gumiho namun dia tidak tahu bahwa itu adalah Gumiho. Asistennya bertanya lagi, “Seperti apa dia itu?”. Dong Joo, “Aku belum pernah melihatnya di dunia nyata. Tapi pasti dia sangat cantik dan kecantikannya itu cukup untuk menggoda para pria”.

Bibi Dae Woong ada di sebuah mall, dia menelfon Byung Soo untuk menanyakan kabar Dae Woong. Lalu bibi masuk kedalam Lift, di Lift dia tidak sengaja kentut karena merrasa tidak enak badan. Lift berhenti disebuah lantai, dia pun langsung panik dan ingin menghilangkan bau kentut nya itu. Ternyata ada seorang laki-laki seusianya yang naik Lift itu, bibi pun langsung bersikap tenang dan pura-pura tidak menyadari bau kentutnya itu.

Lalu Lift berhenti di sebuah lantai dan ada 2 ibu-ibu yang masuk, ketika pintu di tutup ibu itu bilang bahwa ada bau tidak sedap di Lift. Tiba-tiba laki-laki itu bilang dia yang kentut karena sedang tidak enak badan. Bibi pun kaget mendengarnya. Pintu Lift pun terbuka lagi, laki-laki itu pun keluar. Sebelum pintu tertutup kembali, bibi pun tersenyum mengucapkan terima kasih. Dan di luar Lift laki-laki itu langsung bilang, “Ah, dia manis”.

Dae Woong berniat meninggalkan gumiho makannya dia langsung naik bis menuju Seoul. Ketika duduk dia langsung menutup mukanya memakai masker. Kondektur bis meminta tiket kepada Dae Woong dan dia pun memberikannya. Tepi kondektur itu minta dua tiket, jelas Dae Woong jadi bingung, ketika dia membuka matanya dia pun berteriak kaget melihat Gumiho ada di kursi sampingnya. Dae Woong, “Ngapain kamu ada disini?”. Gumiho, “Kita harus pergi bersama-sama”.

Dia pun langsung menarik Gumiho turun dan meminta agar Gumiho tidak mengikutinya lagi. Gumiho bilang dia mengikuti Dae Woong dengan cara mencium bau Dae Woong. Gumiho melihat Dea Woong membawa plastik hitam, “Ah, kau membawa greentea seperti biksu. Kau juga membawa sosis dan strawberry”. Dae Woong, “Dari mana kau tahu? Apa kau terus mengikutiku dan melihat apa yang aku beli?”. Gumiho bilang lagi bahwa dia bisa tahu karena mencium bau Dae Woong.

Dae Woong udah bener-bener kesal dia nanya, “Kenapa kamu mengikutiku terus?”. Dengan polos dia menjawab, “Karena aku menyukaimu”. Dae Woong mulai marah dan mendorong gumiho, “Kamu bertingkah seperti orang gila hanya untuk mengikutiku kan? Aku sudah sering melihat wanita yang terus mengikuti laki-laki tapi ini pertama kalinya aku melihat yang sepertimu. Sensasional!! Iya aku mengakui bahwa metode gilamu ini benar-benar segar tapi ini aneh. Kau itu menyeramkan dan terlihat seperti penguntit”.

Gumiho bilang dia tidak berbohong. Dae Woong, “Jadi kau adalah Gumiho?”. Dia mengaku iya. Dae Woong, “Gumiho itu menarik laki-laki... dia rubah berekor sembilan.. apakah seperti itu? Gumiho itu menggali dan mengambil hati laki-laki untuk dimakan. Gumiho seperti itu?”. Gumiho, “Aku ini sudah menyelamatkanmu”. Dae Woong kesal karena menyangka Gumiho tetap pura-pura gila. Diapun menantang Gumiho, “Aku akan pergi dan kau boleh mengikutiku dengan indra penciumanmu itu. Ketika bulan muncul,tunjukan ekormu itu padaku dan ambil mutiara titisan itu agar aku percaya”.

Dae Woongpun pergi dan Gumiho bilang, “Aku akan mengikutimu dan membuatmu percaya, lalu kau kan mati”. Dae Woong tidak peduli dan langsung masuk ke bis. Didalam bis Dae Woong melihat keluar dan melihat sosok Gumiho yang memandangnya tajam. Ketika kedua kalinya dia melihat sosok Gumiho pun sudah menghilang.

Akhirnya dia sampai di terminal Seoul dan dia merasa ada yang terus mengikutinya. Ketika dalam keretapun dia melihat ada sosok perempuan yang menggunakan gaun putih dan berambut panjang, dia sudah ketakutan tapi ternyata itu bukanlah Gumiho. Keetika berjalan di sebuah taman ada yang menepuk pundaknya dan dia pun jadi semakin ketakutan, tapi ternyata itu adalah Byung Soo dan Seo Nyeon.

Merekapun pergi ke sebuah gor tempat latihan basket dan Byung Soo memberikan tas dan HP kepada Dae Woong dari bibinya, bibi juga berpesan Dae Woong jangan dulu pulang sampai bibi berhasil membuat kakek tenang dulu. Seo Nyeon bilang bahwa untuk sementara waktu Dae Woong bisa tinggal di gor itu dan dia ijin keluar sebentar untuk mengambil kuncinya.

Dae Woong mencium bau tidak sedap dan diapun berfikir untuk melepaskan bajunya. Byung Soo melihat punggung Dae Woong yang penuh memar dan bertanya, “Kau mendapatkan luka dan sepertinya luka ini membuat tulangmu patah. Apa kau tidak merasa sakit?”. Dae Woong, “Tidak terasa sakit sama sekali”. Dae Woong ingat dia terjatuh di hutan dan yakin bahwa itu yang membuatnya luka tapi anehnya benar-benar tidak terasa sakit sama sekali. Dae Woongg ingat bahwa Gumiho bilang dia telah menyelamatkan nyawa Dae Woong tapi dia berusaha menyangkal bahwa yang dikatakan Gumiho itu tidak mungkin benar.

Byung Soo, “Tidak mungkin apanya?”. Dae Woongg bilang bahwa dia bertemu wanita aneh hari ini yang mengaku dirinya adalah Gumiho, lalu dia bilang, “Ah, aku tidak boleh mengatakan ini pada siapapun atau aku akan di bunuh”. Byung Soo bilang kalau perempuan itu memang Gumiho harusnya dia jangan memberi tahunya, karena menurut cerita jaman dulu jika ada yang mengetahui rahasianya dan membongkarkan pada orang lain maka Gumiho akan memakan hati pria-pria. Dae Woong langsung panik dan Byung Soo bilang bahwa itu hanyalah sebuah cerita.

Seo Nyeon lalu datang sambil membawa kunci. Byung Soo pamit karena ia harus kerja sambilan dulu. Dae Woong minta agar mereka tetap bersamanya di gor, lalu Seo Nyeon bilang dia dengan senang hati akan menemaninya. Byung Soo cemburu dan bilang bahwa Seo Nyeon harus segera pulang karena ayahnya akan khawatir nanti. Dae Woong jadi takut di tinggal sendiri, Byung Soo lalu bilang bahwa Dae Woong harus menjaga hatinya agar tidak di makan Gumiho. Ketika mereka keluar Dae Woong berteriak “JANGAN MATIKAN LAMPUNYA!!!”. Tapi lampu malah dimatikan (Atuh nyalain lagi ja oppa Seung Gi, kan oppa punya kaki. Haha).

Dae Woong pun ke kamar mandi dan mengganti baju dan memcuci mukanya. Lalu dia ingak kata-kata Gumiho, “Aku akan menemukanmu dan membuatmu percaya. Dan jika saatnya tiba, aku akan membunuhmu!!”. Lalu dia berkomentar bahwa hal itu cukup mengerikan.
Untuk menghilangkan rasa takutnya dia bermain basket di gor itu. Bola basketnya terlepas dari tangan Dae Woong dan saat Dae Woong akan mengambilnya bola itupun menghampirinya sendiri. Dae Woong mencoda berfikiran positif, bahwa bola itu memantul ke tembok sehingga bolanya kembali kepadanya. Tiba-tiba saja semua bola yang ada dalam gor itu menghampirinya dan Gumiho pun datang menghampirinya.

Dae Woong kaget melihat Gumiho. Gumiho bilang bahwa sebelumnya dia sudah mengatakan akan menemukan Dae Woong. Dae Woong sudah tidakbisa bicara apa-apa lagi, dan hanya bilang bahwa Gumiho itu sangat luar biasa hebatnya. Gumiho bilang bahwa dia memang benar adalah Gumiho dan dia akan menunjukan ekornya saat bulan muncul. Gumiho berjalan menjauh dari Dae Woong, dan ketika bulan benar-benar terlihat jelas, kesembilan ekor Gumiho itupun muncul dan itu membuat Dae Woong tercengang dan menjatuhkan bola basketnya (Kalau aku si udah pasrah aja, mau digimanain juga).

Gumiho bilang bahwa dia ini memang Gumiho dan sekarang dia akan mengambil titisan rubah yang ada di Dae Woong. Gumiho pun mulai mendekat dan menempelkan bibirnya ke bibir Dae Woong (Sengaja pake bahasa yang agak halus, masih di bawah umur. Hehe) untuk mengambil mutiara titisan di Dae Woong.

cinta LeeLea

Sudah tiga tahun Azalea dan Sativa bersahabat. Mereka tinggal di sebuah desa yang bernama Hanyang di daerah Korea. Mereka berdua sama-sama pindahan dari negara lain. Azalea yang pindah dari Indonesia dan Sativa yang berasal dari Amerika. Walau mereka pindahan dari negara lain, tapi mereka dan keluarganya tetap lancar berbahasa Korea. Di Hanyang ada seorang pemuda asli Korea yang bernama Lee Han. Mereka bertiga sekolah di sebuah SMA yang sama di Hanyang. Azalea dan Sativa sudah berteman agak baik dengan Lee Han dua tahun. Lee han mempunyai tetangga yang bernama Kim naem. Tampa sepengetahuan Lea ternyata kim memendam perasaan padanya. Mereka pun akhirnya terlibat cinta yang sulit.
Suatu hari Azalea, Sativa, dan Lee Han berencana akan bermain di sebuah pusat pembelajaan di Hanyang. Ternyata Lee Han berencana akan menyatakan perasaanya pada Azalea. Lee Han sudah jatuh cinta pada Azalea sejak pertama kali dia bertemu Azalea di sekolah waktu kelas 2, ketika Lea baru kelas 1. Dia pun membuat sebuah kejutan di sebuah kafe yang bernama “kafe saranghae”.
Ketika mereka sudah sampai di pusat pembelajaan yang bernama HANYANG SQUARE tersebut, Lee Han yang memang memiliki tujuan tersendiri ke hanyang square langsung menyuruh Sativa untuk membelikan mereka sesuatu di lantai 3. Lee Han,’”Sativa tolong belikan makanan untuk kita bertiga ya.. aku dan Azalea akan membeli minuman untuk kita. Nanti kita bertemu lagi di kafe saranghae ok.. “. Sativa yang merasa mereka curang pun langsung berkomentar tajam. Sativa, “mengapa harus aku yang membel?, kan bisa Azalea. Aku tidak mau membelinya jika tidak di temani olehmu oppa..”. Lee Han,”apa maksudmu? Aku kan juga punya tugas membeli minuman bersama Lea. Sudahlah Iva.. kita kan sudah mempunyai tgas masing-masing”. Dengan rasa kesal dan cemburu Sativa pun pergi. Sativa,”hmm.. aku tahu kamu sebenarnya ingin berduaan dengan Lea kan.. tapi kenepa? Apa yang bagus darinya? Dia hanya orang Indonesia yang biasa saja. Harusnya kan dia menyukai aku yang orang Amerika, juga yang lebih segalanya dari gadis hitam itu”. Sebenarnya Azalea tidak hitam, kulitnya sangat bersih walaupun tidak terlalu putih.
Lea dan Lee pun sudah sampai di kafe saranghae. Lee langsung membuat kaget Lea dengan kejutan yang dia susun untuk menyatakan cintanya pada Lea. Lea yang memang mencintai Lee pun merasa sangat senang. Dengan cepat Lea pun langsung mengangguk ke arah Lee. Tapi, tampa mereka sadari Iva yang dari tadi sudah sampai dari membeli makanan ringan di lantai 3 pun menamgis di pintu masuk kafe. Dia tidak pernah menyangka bahwa akhirnya Lee akan mengatakan perasaanya pada Lea. Walau Lee sering bercerita bahwa ia menyukai Lea, tapi Lee tidak pernah mengatakan akan menyatakan perasaanya pada Lea. Iva langsung berlari pulang sambil menangis.
Sesampainya di rumah Iva langsung menelfon Lea dan berkata ia pulang duluan. Iva,”lea.. va pulang duluan ya.. va lupa ada yang harus va kerjakan”. Lea,”mengapa kau pulang begitu saja? Sekarang kau dimana? Apa benar tidak terjadi apapun”. Iva,”aku di rumah… emm.. tidak terjadi apapun, aku hanya tiba-tiba ingat ada yang harus ku kerjakan. Mianhe…”.
Ke esokan harinya Lea pergi ke rumah Iva untuk berangkat sekolah bersama. Tapi, Iva sudah berangkat duluan. Lea yang merasa bingung pun langsung menyusul ke sekolah mereka. Di sekolah Lea mencari-cari Iva kemana-mana. Ketika Lea bertemu dan bertanya kenapa Iva meninggalkanya ke sekolah, Iva hanya menggeleng dan berkata ”aku hanya ingin berangkat sendiri, aku sedang tidak ingin di ganggu. Mianhe…“. Lea,”tapi kau tidak apa-apa kan? Kau tidak marah padaku kan? Aku merasa kau marah padaku”. Iva,”sudahlah tidak apa-apa. Guenchanayo…”. Lalu Iva pun pergi tampa mengucapkan selamat tinggal pada Lea. Lea jadi semakin yakin bahwa Iva marah padanya.
Hari-hari berlalu tapi Iva tetap acuh pada Lea. Lea pun merasa tidak enak dengan sikap Iva. Lea memutuskan untuk mencari tahu apa yang menyebabkan Iva marah padanya.
Pada waktu istirahat sekolah, Lea dan Lee makan bersama di kantin. Lea pun bertanya pada Lee apakah dia mengetahui sesuatu. Lea,”oppa… iva sepertinya marah padaku semenjak kita berpacaran waktu di hanyang square. Aku merasa tidak enak dengan sikapnya. Apa kau tahu kenapa dia seperti itu?”. Lee,”tidak aku tidak tahu kenepa dia seperti itu. Dia tidak cerita padaku. Dia juga menghiraukanku berhari-hari ini. Sangat aneh…”. Lea,”huh… aku sangat bingung kenapa dia begitu padaku. Aku tahu dia pasti marah padaku. Ini membuatku gila, dia adalah satu-satunya sahabat terbaiku di hanyang. Aku jadi merasa sedih”. Lee,”sudahlah tidak usah kau pikirkan, nanti aku akan bertanya padanya”. Lea,”iya.. gomayo.. nha saranghanta oppa”.
Sepulang sekolah, Lee langsung pergi ke rumah Iva. Sesampainya disana Lee langsung menenyakan hal itu pada Iva. Lee,”va.. kamu ini kenapa? Kamu menghiraukan kami,whe? Aku dan Lea merasa kamu menjauh dari kami”. Iva langsung kembali masuk ke rumah. Lee pun langsung memegang tangan Iva, dan itu pun membuat Iva mengeluarkan air mata. Iva”nha saranghaeyo.wheyo? nha.. tidak suka kau berpacaran dengan Lea. Aku tidak suka kau mencintai Lea. Whe? Apa aku tidak boleh mendapatkan cintamu? Apa aku tidak boleh marah jika orang yang ku cintai mencintai orang lain? Saranghae.. saranghanta.. lee”tapi kenapa? Bukankah kau sudah tahu aku mencintainya selama ini. Kenapa kau baru mengatakan padaku sekarang? Jika kau mengatakan ini dari dulu mungkin aku tidak akan pernah berani mengatakanya pada Lea. Karena aku tidak mau menyakiti perasaan siapa pun. Mianhe.. tapi sekarang sudah terlambat. Cintaku sudah semakin kuat padanya. Walau mulutku terus berkata agar memutuskan hubungan denganya agar kita tidak ada yang tersakiti, tapi hatiku berkata jangan menyakiti hatinya dan hatiku sendiri. Mianhe.. aku tidak bermaksud menyakiti hatimu. Tapi aku tidak bisa menyakitinya”,
Lee pun langsung pergi pulang. Iva,”oppa aku mohon janngan seperti ini padaku. Aku sangat mencintaimu.. aku bisa gila jika kau melakukan ini padaku, jangan hanya memikirkan perasaanya.. pikirkan perasaanku juga aku mohon..”. lee,”mianhe.. mianheyo.. aku tidak ingin menyakitinya, aku akan gila bila menyakitinya.. mianhamnida”. Dia pun pergi dengan mata berkaca-kaca.
Keesokan harinya suasana antara mereka bertiga jadi semakin canggung. Lee tidak memberi tahu Lea tentang kejadian kemarin, jadi Lea mencari tahu dengan bertanya pada Iva. Dia pun pergi menemui Iva yang sedang duduk sendirian di kantin. Lea,”va.. kamu tuh kenepa si?? Pertama kamu nyuekin aku sama Lee. Setelah Lee datang ke rumah kamu malah masalah ini kelihatan semakin ruwet di mata aku. Sebenarnya ada apa?”. Tapi Iva tidak menjawab satu kata pun. Lea yang sedang berpikir mengenai masalah ini pun langsung memperlihatkan muka yang kaget. Lea,”jadi semua ini gara-gara itu.. apa benar kamu menyukai oppa? Apa kamu benar-benar menyukainya sehingga kamu seperti ini ketika aku menjadi pacarnya?”. Tapi Iva tidak menjawabnya dan langsung pergi. Dengan sikap Iva yang seperti itu Lea pun jadi semakin yakin bahwa ini benar-benar cinta.
Karena merasa marah, Iva mencoba melakukan hal yang gila. Dia memutuskan akan bunuh diri. Dia akan melakukan di rumahnya ketika secara kebetulan Lee juga menuju ke rumahnya. Lee pun langsung menghentikan Iva. Dia memohon pada Iva untuk tidak melakukan hal itu. Tapi Iva malah berontak akan benar-benar melakukannya. Lee pun mencoba menghentikan Iva dengan memeluk kakinya dan memohon untuk tidak melakukannya. Iva,”baik aku tidak akan pernah bunuh diri. Tapi aku mohon jadilah pacarku. Putuskanlah hubunganmu dengan Lea”. Lee,”a..ku.. ti.. dak bisa melakukan itu. Aku tidak bisa menyakiti hatinya. Aku tidak bisa membuatnya menangi.. aku sudah menganggap air matanya adalah jantungku”. Iva,”baik jika kau memang tidak ingin melihatnya menangis kita pergi dari sini, kita pergi ke luar negeri. Kita tinggalkan tempat ini”. Lee,”aku.. tidak bisa.. mianhe..”. mendengar jawaban itu pun Iva langsung melompat dan akhirnya dia tercekik tali. Untung Lee langsng menggendonya dan mengangkatnya. Lee,”kau gila”. Iva,”ya aku gila. Aku gila karena kau”. Lee,”baik.. ayo kita pergi ke tempat yang kau inginkan. Aku akan mengikuti kemana pun kau pergi asal kau tidak akan melakukan hal seperti ini lagi”. Iva,”baiklah kita pergi lusa”. Lee hanya mengangguk.
Iva pun mengirim sebuah surat sehari sebelum kepergiannya untuk Lea.
“ lea.. aku sangat menyayangimu seperti saudaraku sendiri. Aku juga sangat ingin mengucapkan terima kasih padamu atas semuanya. Besok aku akan pergi dari korea. Tapi, aku akan membawa satu hal milikmu. Yaitu Lee han oppa. Aku mohon.. aku akan memberi apapun untukmu. Tapi aku juga minta satu hal darimu -Sativa-“
Ketika membacanya malam hari, besok paginya Lea pun pergi ke bandara dengan kim naem. Ketika sampai di bandara, mereka berdua berlari mencari Lee dan Iva. Mereka pun akhirnya bertemu. Kim,”hyung… kenapa kau pergi begitu saja?”. Lee langsung menghampiri Kim. Ternyata Lee sudah tahu bahwa Kim itu menyukai Lea. Lee,”tolong jaga dia untuku.. lakukan apa yang ingin kau lakukan sesukamu”. Kim,”tentu saja. Kau pergi atau tidak pun aku pasti akan memakaikan cincin ini di jarinya”. Lalu Lee pun menghampiri Lea yang ada di belakang Kim. Dia memengang tangan Lea tampa bicara apapun, tapi dengan tatapan yang sepertinya ingin mengatakan maaf. Setelah itu pun dia pergi. Tapi seakan tidak merelakan Lee pergi. Lea lari dan memeluk Lee. Lea,”aku bisa terima apapun yang kau ingin lakukan oppa, tapi saranghaeyo.. saranghaeyo.. oppa. Kita mungkin tidak akan pernah bertemu lagi. Karena aku juga akan pergi ke suatu tempat besok. Jadi aku ingin mengatakan saranghaeyo.. dan selamat tinggal..”. lea pun menarik Kim pergi dan langsung pergi. Lee yang menahan tangisnya pun berkaca-kaca. Lalu, dia pergi.
Di mobil Lea menangis kencang. Dia juga memohon pada Kim agar Kim mau menemaninya pergi ke Indonesia. Tapi, Kim pun agak ragu. Lea pun tidak memaksa.. jika memang Kim tak ikut pun Lea akan tetap pergi. Ke esokan harinya Lea pun berangkat ke bandara. Ternyata Kim sudah ada di bandara dengan sebuah koper di sampingnya. Lea,”kau jadi ikut? Baiklah ayo kita berangkat”. Kim,”tapi ingat ya. Belikan aku kamus B.Indonesia” katanya sambil bercanda.
Sudah setahun mereka meninggalkan Korea. Di Indonesia Lea dan Kim tinggal bersama nenek Lea. Mereka tak pernah pacaran seharipun. Walau Kim sering menyatakan cintanya pada Lea, tapi tak pernah Lea terima. Kim sudah pintar berbahasa Indonesia. Mereka berdua sekolah di Universitas Indonesia. Pada waktu yang sama, di bandara ada seorang lelaki tampan sedang membawa kopernya. Ternyata itu Lee. Lee,”sudah lama aku meninggalkan tempat ini, masih sama.. huh.. bagaimana ya kabar gadis itu?”. Lee pulang ke rumahnya dan langsung menuju ke rumah di sebelahnya. Lee,”Kim.. hyung sdah pulang.. kim..”. ibunya Kim pun senang bertemu dengan Lee. Tapi, dia pun binggung mau bilang apa soal Kim. Karena Kim telah berkata jangan beri tahu siapa pun dia pergi kemana. Ibu Kim,”maaf Lee, tapi Kim tidak ada. Dia kan juga pergi sehari setelah kau pergi untuk melanjutkan sekolah”. Lee,”kemana?”. Ibu Kim,”aku tidak boleh memberi tahu itu pada siapa pun. Tapi, Lee kemana pacarmu Iva itu?”. Lee,”dia sudah meninggal. Dia sakit dan langsung meninggal. Jadi aku pulang.. tapi, kenapa aku tidak boleh tahu?”. Ibu Kim,”aku juga tidak tahu”. Dia langsung masuk ke rumah. Lee merasa aneh, dia pun memutuskan untuk pergi ke rumah Lea. Tapi ibu Lea malah mengusirnya dan berkata,”kau bajingan setelah menyakiti anaku kau berani ingin menemuinya? Lea tidak ada, sampai kapanpun kau mencarinya, Lea tidak akan pernah ku izinkan bertemu dengan orang seperti dirimu”. Kata ibu Lea yang langsung membanting pintu. Lee pun langsung pergi.
Setelah sampai di rumah Lee mulai berpikir keras. “kemana mereka berdua?”. Lee langsung teringat kata-kata Lea waktu dia akan pergi. “apa jangan-jangan yang di katakan itu benar? Apa dia benar-benar pergi?”. Dia pun kembali menghampiri ibu Kim. Lee,”bibi.. aku ingin bicara.. dimana kim tinggal sekarang. Aku ingin tahu alamatnya. Tolong berikan padaku. Aku membutuhkannya bi.. aku ingin bertemu dengannya. Kumohon..”. tapi ibu Kim tidak berkata apa pun. Lee,”aku akan menunggu disini sampai kau mengatakannya..”.
Karena sampai tiga hari berturut-turut Lee tidak menyerah, ibu Kim pun menjadi tidak tega. “mukanya pucat, dia juga tidak mau makan. Otokhae.. otokhae..”. akhirnya dia memberikan alamat tempat Lea berada. Ibu Kim,”kenapa kau begitu keras kepala? Jangan pernah bilang kamu tahu ini dari ibu ya.. oh iya ibu ingin satu hal darimu. Aku tahu kau itu bekas pacarnya Lea. Tapi kumohon jangan merebutnya dari Kim. Karena dia sangat mencintai Lea. Dia pergi pun karena Lea yang mengajaknya. Walau aku melarangnya, tapi dia sampai berlutut ingin menemani Lea pulang dan menetap disana sambil kuliah. Jadi kumohon..”. Lee hanya mengangguk dan langsung pergi. Dia merasa terpukul dengan apa yang dikatakan ibu kim padanya. Dia pun jadi ragu untuk pergi menyusul mereka berdua.
Semalaman Lee berpikir tampa tidur. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi dan mengatakan perasaanya pada Lea yang ingin sekali dia sampaikan waktu dia ke amerika. Lee pun berangkat ke Indonesia. Setelah sampai di bandara soekarno hatta, lee pun jadi bingung dia harus berbicara bahasa apa? Karena dia tidak bisa bahasa indonesia. Akhirnya dia coba bicara b.inggris. dia berjalan mencari taxi. Ketika naik taxi dia tidak berbicara apapun dia hanya memberikan kertas yang diberikan ibu kim. Untunglah supir taxi itu mengerti dan langsung mengantarkan Lee pergi ke tempat yang tertera di kertas.
Setelah sampai supir itu pun menyuruh Lee turun. Lalu Lee pun memberikan uang 100rb pada supir itu. Supir itu menerima dengan sangat ramah. Lee langsung memencet bel yang ada di rumah itu. Lee,”god evening.. hello.. god evening..”. ternyata Lea yang membukakan gerbang karena di rumah hanya ada Lea dan Kim. Ketika dia mebuka pintu gerbang, dia langsung terperanjat kaget. Lea,”ah.. o..o..oppa.. kamu oppa Lee kan? Sedang pa kamu .. disini?”. Lee,”aku kesini ingin mengatakan sesuatu padamu. Mianhe..”. tapi lea langsung menutup kembali gerbang dan berbicara sambil agak berteriak. Lea,”aku tidak peduli lagi. Aku juga sudah bosan menjadi wanita yang selalu menerima apapun yang sudah takdirku. Jadi aku akan jadi wanita yang tangguh sejak kau mulai pergi. Dan saat itu juga aku sudah memutuskan untuk melupakan kehidupan dan kenanganku di korea. Yang tidak kulupakan hanya Kim naem”.katanya sambil menangis. Kim yang mendengar Lea menggunakan lagi bahasa korea punn merasa aneh. Padahal dia mengatakan semenjak aku lancar berbahasa Indonesia, kita tidak boleh lagi menggunakan bahasa korea. Jadi, dia memutuskan untuk keluar melihat apa yang terjadi disana.
Dia juga langsung terperanjat kaget dengan apa yang dia lihat. Kim,”hyung…? Sedang apa kamu disini?”. Lea,”aku tidak peduli lagi.. pergi dari sini.. pergi..”. kim,”ayo kita pergi dulu dari sini” ajak kim pada Lee. Mereka berdua pun akhirnya pergi ke sebuah kafe dekat rumah Lea. Kim,”ada perlu apa kaka kesini? Setelah meninggalkanya. Jangan ganggu dia aku mohon..”. Lee,”aku ingin bicara denganya sekali saja. Aku ingin bilang perasaanku padanya yang belum sempat aku katakan padanya waktu itu”. Kim,”tapi kenapa? Kan kau sudah punya sativa. Jangan pernah mendekatinya.. aku sudah bilang walau ada apa enggaknyakamu di sampingnya aku akan tetap memasangkan cincin ini di jarinya”. Lee,”aku tidak peduli iitu aku hanya ingin mengatakan perasaanku padanya. Kau tidak usah mencampuri urusanku. Mian.. tapi, nhan sarang Lea..”. kim tidak menjawab apapun. Dia hanya mendengus dan menggelengkan kepalanya.
Lee pun kembali ke rumah Lea. Lea yang masih kaget dan heran sedang duduk di samping gerbang. Dia hanya melamun memikirkan Lee waktu dia pergi meninggalkannya tampa mengatakan apapun padanya. Rasa bencinya pun semakin dalam pada Lee. Lee,”aku tidak peduli apa yang kau katakan padaku. Tapi aku kesini hanya ingin mengatakan bahwa sebenarnya aku sangat mencintaimu. Walau waktu itu aku tidak mengatakan apapun tapi dalam hatiku aku mengatakanya. Apa kau tidak mendengarnya?”. Tapi lea tidak menjawab. Lee,”aku Cuma ingin mengatakan itu. Jika memang kamu tetap tidak mau menerimaku, aku akan pergi. Selamat tinggal dan sampai jumpa”. Lea tetap tidak bergerak sedikit pun. Lalu kata-kata Lee selalu terngiang di telinganya. Dia pun tersadar dari lamunanya. Lea pun mencari-cari Lee, tapi dia sudah pergi.
Malam itu juga Lee pulang ke korea. Lea yang terus mencarinya memutuskan untuk ke bandara. Tapi sayang, Lee sudah check out. Lea langsung pulang dan bersiap-siap pergi ke korea pagi-pagi sekali. Kim hanya melihat dengan sedih dan langsung pergi.
Pagi harinya Lea pamit pada nenek, tapi dia benar-benar lupa pada kim. Lalu kim pun mengikutinya pergi ke bandara. Dia juga ikut ke korea, tapi tidak dudk berdampingan dengan Lea. Dia duduk jauh di belakang Lea. Tapi dia tetap memantau gerak-gerik Lea. Setelah sampai di bandara icheon, dia langsung menuju rumah Lee. Sesampainya di rumah, Lea langsung mengetuk pintu rumah Lee dengan kencang. Tapi ternyata Lee tidak ada di rumah. Ibu kim mengatakan bahwa Lee menyusul mereka ke Indonesia dan belum pulang. Lea merasa heran, mengapa Lee belum sampai juga, padahal dia dan aku kan duluan dia berangkatnya. Otokhaee?? Apa terjadi sesuatu pada dirinya?. Lalu Lea memutuskan untuk menunggu di rumah Lee sampai dia pulang ke rumahnya. Karena Lea perceya Lee pasti tidak apa-apa.
Kim tetap memperhatikan Lea dari jauh, tapi Lea tetap tidak memperhatikanya. Dia hanya terus bolak-balik karena cemas. Kim,”aku sangat sakit mengatakan ini, tapi mulai sekarang aku akan melepaskan gadis yang hanya mempunyai cinta terhadap Lee hyung. Aku akan membuat dia bahagia lewat Lee hyung”. Katanya pelan sambil dengan perasaan yang hancur.
Lalu ketika sudah sehari, Lee pun pulang ke rumahnya. Ternyata dia kemarin ke sekolah SMAnya dulu. Dia mengenang masa-masa bahagianya dengan Lea.
Lee,”le..lea? kenapa kamu ada disini?”. Lea langsung memeluk Lee tampa mengatakan apapun. Lee,”kenapa kamu ada disini?”. Lea,”saranhaeyo.. oppa..”. lee,”bukankah kamu bilang kamu sudah lupa padaku?” kata Lee sambil tersenyum. Lea hanya menggeleng kepala. Lee,”jangan seperti ini bagaimana dengan orang yang ada di luar itu?”. Lea langsung melepaskan pelukanya dan melihat keluar. Ternyata disana ada Kim yang sedang tersenyum padanya. Kim,”gwaenchana.. gwaenchanayo. Lakukan apapun yang ingin kau lakukan. Walau itu akan membuatku gila dan mati” katanya sambil tersenyum. Lea,”apa maksudmu? Kenapa kamu bicara seperti itu?. Awas saja jika kamu sampai bunuh diri ya..”. Kim,”bwo? Apa kamu sudah gila? Kamu pikir aku akan bunuh diri demi wanita jelek dan hitam sepertimu?”. Lea,”apa kamu bilang? Aigoo.. berani kamu bilang seperti itu padaku? Kamu tidak usah bunuh diri. Aku yang akan membunuh kamu sekarang juga” kata lea sambil berlari dan tertawa.
Ketika mereka sudah dekat, Lea langsung memeluk Kim. Lea,”gomawo.. gomaweyo.. Kim.. “. Lalu Lee menghampiri mereka berdua dam memeluk keduanya. Lee,”aku sangat menyayangi kalian berdua adik-adiku tercinta”. Lea,”apa? Adik? Jadi kau tidak mencintaiku dan hanya menganggapku adik? Baiklah aku tidak jadi membunuhmu Kim. Aku akan menikah saja denganmu..”. lee,”tidak boleh.. kau hanya untuku. Aku tidak terima jika sampai kau dimiki orang lain. Aku kan ingin jadi yang pertama.. heehe” katanya sambil menuju ke arah Lea. Kim,”hei… kamu ini bagaimana? Bukankah tadi sudah mau menikah denganku? Aku tidak akan pernah menerimanya” kata Kim sambil cemberut. Lea,”oh iya.. bagaimana jika aku menikahi keduanya saja. Bukankah itu adil untuk kita semua.. hehe”. Lee,”heh.. anak kecil sudah berani ya.. aku yang memutuskan disini.. arasho?”. Lea,”keude…”. Lalu mereka pun bahagia…
sebulan kemudian Lee dan Lea menikah. Kim membawa seorang gadis korea dari Seoul. Setelah berpacaran setahun mereka pun menikah.

MY GIRLFRIEND IS A GUMIHO

Ini adalah drama korea baru, masih anget nih cerinya. Di korea juga masih tayang dan sekarang juga masih episode awal-awal. Drama ini tayang di stasiun TV SBS, ngegantiin Bad Guy. Drama ini mulai tayang pada tanggal 11 agustus lalu. Sebenernya film ini agak aneh karena ceritanya tentang Gumiho, yang di Korea di percaya sebagai siluman rubah berekor 9 (kaya kyubi di film Naruto) yang melegenda. Karena katanya Gumiho selalu ada di sosok perempuan yang sangat cantik. Tapi genre film ini sih komedi romantis, dan itulah yang bikin Syifa tertarik.
Singkatnya film ini nyeritain seorang pemuda yang namanya Cha Dae Woong (Lee Seung Gi) yang sifatnya itu kekanak-kanakan banget. Dia punya cita-cita jadi bintang film, tapi film aksi biar kaya Superhero gitu deh. Karena suatu hal si Dae Woong ini ngak sengaja ngebebasin Gumiho (Shin Min Ah) yang dikurung di sebuah lukisan di sebuah kuil. Pertamanya sih dia amat sangat terpesona sama kecantikan gumiho tapi, setelah tahu bahwa dia gumiho beneran (tadinya dia kira Gumiho itu orang gila), dia juga jadi takut banget ama gumiho karena kabarnya gumiho itu suka makan hati laki-laki. Gumiho ini terus ngikutin Dae Woong kemanapun dia pergi karena mutiara titisan yang adalah sumber kekuatanya ada di tubuh dae Woong. Dan kayanya mereka berdua akan saling jatuh cinta gitu deh pada akhirnya.
Ini dia keterangan lebih lanjutnya...
Judul: Nae Yeojachingguneun Gumiho/ My Girlfrien is a Gumiho
Genre: Romance, komedi
Episode: 16
Stasiun TV: SBS
Perioda: 11 Agustus 10 – 3o September 10
Tayang: Rabu – Kamis, 21:55
Para pemain:
• Lee Seung Gi sebagai Cha Dae Woong
• Shin Min Ah sebagai Gumiho
• No Min Woo sebagai Park Dong Joo
• Park Soo Jin sebagai Eun Hye In
• Byung Hee Bong sebagai Cha Poong (kakek Dae Woong)
• Yoon Yoo Sun sebagai Cha Min Sook (Bibi Dae Woong)
• Sun Dong Il sebagai Ban Doo Hong
• Hyo Min sebagai Ban Seo Nyeo
• Kim Ho Chang sebagai Kim Byung Soo
• Im Hyun Sik sebagai Monk (Cameo ep 1)
• Min Joon Hyun sebagai Polisi (cameo)
• Lee Soo Geun sebagai Polisi (Cameo)
• UEE sebagai Murid Seni (Cameo)
• Park Shin Hye sebagai Go Mi Nyeo (Cameo)
Sutradara: Boo Sung Chul
Penulis: Hong Mi Ran, Hong Jung Eun (yang nulis film Sassy girl, You’r Beautiful, dll)