Jumat, 19 November 2010

My Girlfriend is Gumiho Episode 3

Setelah Hye In melihat Dae Woong sedang bersama Mi Ho, dia jadi kesal dan pergi dari situ. Dae Woong memberi penjelasan kalau Mi Ho bukan pacarnya. Byung Soo yang melihat itupun jadi kecewa pada temannya itu.
Hye In berkata kalau dia sama sekali tidak punya hak untuk marah karena selama ini mereka tidak pacaran. Lalu dia pergi. Dae Woong sedih dan terus mengejar Hye In sambil berkata “Mi Ho itu bertemu denganku di desa. Karena ada suatu masalah dia menyelamatkan nyawaku. Dia itu memiliki nenek yang sangat kejam. Jadi dia mengikutiku ke seoul. Karena dia tidak kenal siapapun di seoul jadi dia tinggal bersamaku”. Hye In berpendapat bahwa Mi Ho hanya memanfaatkan Dae Woong saja.
Dae Wooong jadi lega karena tahu bahwa Hye Insudah tidak marah lagi padanya. Lalu merekapun akan pergi untuk makan siang bersama. Byung Soo kecewa pada temannya itu. Dia lalu berkata pada Mi Ho agar Mi Ho menjegah Dae Woong untuk berpacaran dengan Hye In karena Mi Ho lah pacarnnnya Dae Woong. Mi Ho tidak mengerti arti pacar jadi dia diam saja. Lalu Byung Soo bilang bahwa Hye In itu sudah lama menyukai Dae Woong.
Memdengar itu Mi Ho tidakterima dan berkata, “tidak boleh! Mereka tidak boleh bersama”. Byung Soo yang memdengarnya senang dan memberi Mi Ho semangat.
Ketika Dae Woong dan Hye In akan berangkat, Mi hO mendekat dan muka Hye In langsung berubah menjadi garang (ahaha.. apa itu garang?). dae Woong ppun langsung menghampiri MI Ho dan memintanya untuk pergi. Mi Ho pun langsung ke topik pembicaraannya “Kau menyukainya? Kau akan berbagi energi dengannya kan?”. Dae Woong bingung “Berbagi energi?”. Mi Ho pun dengan cepan menjawab “Berpasangan” (mungkin kalau bahasa kasarnya semacam berciuman sampai melakukan suatu hubungan kali ya). Lalu Mi Ho pun bilang bahwa Dae Woong itu tidak hanya akan berbagi energi dengan Hye In tapi juga kan mengorbankan hidupnya untuk Hye In.
Gara-gara kesal Hye In pun memanggil Dae Woong. Mendengar itu Mi Ho langsung melarang “jika kau ingin pergi dengannya aku harus ikut, jika tidak boleh ikut maka serahkan mutiara titisan ku”. Dae Woong jadi bingung. Lalu Mi Ho menyederhanakan bahasanya “Jika kau pergi kau mati!!”. Dae Woong pun jadi merinding (hehehe).
Kesal Hye In pun langsung berangkat sendiri tampa memperdulikan Dae Woong yang mengejar mobilnya. Mi ho senang karena Dae Wooong tidak jadi pergi dengan Hye In.
 Dae-woong balik membentak Mi-ho tapi Mi-ho berkata dengan nada terluka kalau dia hanya ingin menyelamatkan Dae-woong, “Aku ingin menyelamatkanmu dari penderitaan. Jadi aku memberikanmu mutiara titisanku yang paling berharga.” Dae-woong merasa ditikam oleh rasa sesal dan berkata kalau dia merasa kesal karena harga dirinya telah dihancurkan. Dae-woong, “Aku menjadi kesal tidak akan menyelamatkan mutiara titisanmu jadi tolong menjauhlah dariku dan tinggalkan aku.”
Mi-ho lapar lagi tapi dia menyangka kalau meminta daging lagi pada Dae-woong hanya akan membuat Dae-woong lebih marah padanya. Dia bertanya-tanya apakah mood jelek Dae-woong karena dia tidak mau membelikannya makanan dan mengikutinya dalam jarak dekat. Mi-ho kelaparan tapi tidak mau mengganggu Dae-woong agar memberinya makanan. Dong-joo, sang pemburu Gumiho, menyaksikan semua ini dari kejauhan.

Di sisi lain kota, bibi Min-sook diminta untuk membawa Dae-woong pulang ke rumah dengan paksaan bila perlu. Jadi bibi pergi ke sekolah laga dimana pria misterius yang pernah menyelamatkannya menjalankan bisnis. Nama pria itu adalah Ban Doo-hong. Min-sook masuk tepat ketika seorang stunt dilatih. Lalu ada seseorang yang jatuh. Bergerak cepat, Doo-hong langsung meluncur ke depan untuk menyelamatkan Min-sook. Mereka langsung saling mengenali.
Min-sook bertanya untuk memastikan apakah wanita muda yang dilihat Min-sook bersamanya adalah anak perempuan Doo-hong. Bibi kegirangan waktu mendengar kalau Doo-hong adalah single father dan melakukan tarian kegembiraan setelah tahu Doo-hong masih single. Di pihak lain, Doo-hong masih berpikir kalau Min-sook sudah punya pasangan dan berkata pada dirinya untuk melupakannya saja.
Bibi mengatakan pada kakek kalau mereka harus membiarkan Dae Woong sendiri untuk beberapa saat (Padahal itu Cuma alasan biar bibi punya alasan buat ketemu Doo Hong).  Ketimbang menyeret Dae-woong pulang ke rumah, bibi akan memastikan untuk memeriksa keadaan Dae-woong. Setiap hari kalau perlu.
Di dalam bus, Dae-woong duduk sejauh mungkin dari Mi-ho dan melirik ketika Mi-ho tergiur memandangi iklan daging sebuah restoran. Mi-ho memandangi Dae-woong tapi Dae-woong pura-pura tidak melihat dan malah mengirimi Hye-in sms permintaan maaf: ‘tolong terima permintaan maafku.’

Mi-ho melihat dua orang duduk di depannya, seorang ibu memberitahu putrinya kalau dia baru saja akan ‘memakan’ putrinya itu. Mi-ho bertanya-tanya kenapa seorang wanita ingin memakan anaknya dan ketika gadis kecil itu menengadah melihat Mi-ho, dia bercanda kalau dia mungkin akan memakan gadis itu. Dae-woong melihat Mi-ho mengangkat tangan anak gadis itu seolah-olah dia akan menggigit. Dia jadi panik dan langsung menarik Mi-ho keluar bus.

Mi-ho berkata dia sedang meniru sikap ibu gadis itu. Dia juga mengingatkan Dae-woong kalau dia tidak makan manusia. Merasa malu, Dae-woong sadar kalau dia sudah bersikap berlebihan. Sampai akhirnya Mi-ho berujar, “Jika aku lapar, apakah aku akan makan anjing kecil? Aku akan memakan sesuatu yang lebih besar seperti kau.” Itu jadi membuat Dae Woong ketakutan lagi.
Ternyata, Dae-woong meninggalkan hp-nya di dalam bus. Dia meminta orang asing yang lewat agar meminjamkannya hp dan selagi Dae-woong memohon pada orang asing yang ditemuinya, Mi-ho berlari mengejar bus itu. Ketika Dae-woong memakai hp orang asing untuk menelpon hp-nya, sambil berharap seseorang akan mengangkatnya, dia malah mendengar suara Mi-ho di seberang sana. Mi-ho sudah berusaha melacak bus itu dan membawakan hp Dae-woong kembali.
Dae-woong mendapatkan sms balasan dari Hye-in yang setuju untuk menerima permintaan maafnya. Tapi kalimat Hye-in terlihat agak angkuh. Dae-woong yang masih kena sihir Hye-in sangat gembira. Di sisi lain, Mi-ho bangga pada dirinya sendiri karena telah melakukan hal yang berguna dan berkata, “Dae-woong kali ini kau senang karena aku, benar kan?”
Dae-woong melihat kalau Mi-ho kehabisan nafas. Dia sedikit terkejut karena ternyata gumiho mengalami reaksi fisik yang sama seperti manusia. Mi-ho menjelaskan, karena Dae-woong yang membawa mutiaranya, maka dia mengalami kelelahan fisik lebih besar dari biasanya. Dae-woong akhirnya mengerti dan berkata, “Mutiara titisan itu benar2 sangat penting buatmu.”

Mi-ho berkata kalau mutiara itu memang sangat berharga untuknya tapi Dae-woong tidak menyadarinya karena dia tidak bisa merasakan mutiara itu seperti yang Mi-ho rasakan. Jadi Mi-ho merangkul Dae-woong ke dalam pelukannya dan meminta Dae-woong untuk memperhatikan. Akhirnya Dae-woong bisa merasakan dorongan mutiara itu. Dae-woong juga akhirnya mengerti kalau Mi-ho adalah makhluk yang berbeda – bahkan perjalanan waktu berbeda pada saat itu.
Mi-ho berulang-ulang berkata kalau Dae-woong memiliki bagian penting darinya di dalam diri pemuda itu dan meminta, “Berjanji padaku kalau kau akan memperlakukan benda itu dengan baik dan menjamin kalau itu tidak akan terluka.” Dae-woong berjanji. Malam itu, Dae-woong terjebak di rumah. Dia tidak bisa memenuhi undangan temannya untuk berpesta. Dia mendesah, “Kemana hidupku berjalan? Selagi Mi-ho bersamaku, aku tidak bisa melakukan apa2!”
Hye-in tiba selagi Mi-ho sedang tidur jadi Dae-woong mengendap-endap keluar untuk bicara dengan Hye-in di luar. Dengan adanya saingan seperti Mi-ho, Hye-in meminta Dae-woong untuk mengungkapkan perasaannya pada dirinya sekarang juga. Hye-in bahkan menyemangati Dae-woong – memeluknya dan memegang tangannya – untuk membuat Dae-woong mengungkapkan perasaannya.

Dae-woong menyerah pada godaan itu dan mencondongkan badan untuk berciuman… sampai akhirnya, dia membayangkan Mi-ho memperingatkannya dengan keras kalau dia tidak bebas melakukan hal2 semacam itu. Dalam bayangan Dae-woong, Mi-ho menggeram, “Aku sudah mengatakan padamu untuk tidak berpasangan!” Dan Dae-woong pun bangun dari mimpi buruknya.

Mi-ho akhirnya mengerti masalah uang itu dimana hal itu menyebabkan masalah daging. Dia juga mengerti tentang promosi yang dilakukan penjual daging ayam dimana bila 10 kupon bukti pembelian di toko itu bisa ditukar dengan satu makan gratis. Mereka baru punya 8 jadi Mi-ho menuju ke tong sampah di pinggir jalan untuk mendapatkan yang lain.
Dalam perjalanan Mi-ho kesana, dia berlari kencang di sebuah mobil, dan mobil itu langsung menabraknya ketika mobil itu akan berhenti di tepian. Di dalam mobil itu ada Doo-hong yang bertanya pada Mi-ho apakah dia baik2 saja. Mi-ho bilang dia baik2 saja Mi HO menemukan kupon di dalam tong sampah tapi hembusan angin membuat kupon itu terbang ke udara. Jadi Mi-ho melompat ke atas pohon untuk mengambil kupon itu.

Doo-hong yang terpesona tidak dapat mempercayai matanya saat Mi-ho melompat dari satu cabang pohon ke cabang pohon yang lainnya untuk mengambil kupon itu. Sebagai sutradara film laga yang sedang melakukan casting untuk sebuah proyek baru, kemampuan fisik seperti itu sangatlah mengesankan. Apalagi hal itu dilakukan tanpa tali atau tipuan. Akhirnya, Doo-hong menemukan pahlawan yang dia cari selama ini.

Hari audisi untuk Dae-woong. Dia meminta pendapat Mi-ho tentang kaus yang dia kenakan. Mi-ho memilih yang berwarna coklat: “Itu adalah warna sapi!” Dengan kesal, Dae-woong menarik kaus-nya yang lain dan bertanya, “Jadi apakah ini warna babi (pink) dan ini ayam (kuning)?”
Tanpa ekspresi apa2, Mi-ho setuju dan menyusun kaus2 itu untuk dinilau sesuai seleranya: yang pertama adalah warna sapi, yang kedua babi dan yang ketiga ayam. Mi-ho menyuruh Dae-woong untuk mengenakan warna sapi yang langsung dijawab dengan cepat oleh Dae-woong kalau dia akan memakai warna rumput agar tidak membuat selera makan Mi-ho muncul.
Saat Dae-woong berangkat untuk ikut audisi, kakek tiba dan mendengarkan percakapan antara Dae-woong dan Mi-ho. Kata2 Dae-woong, “Aku akan berusaha agar kamu bisa terus makan daging sapi”. Walau terdengar biasa tapi mempunyai makna yang berbeda di telingan kakek. Khususnya saat Dae-woong mengumumkan kalau semua ini ‘untuk mendukugmu’.
Pada awalnya kakek kaget bukan main. Tapi kemudian dia terkenang pada perkataan Dae-woong kecil yang begitu dimanja. Dae-woong kecil mengatakan kalau karena kakek begitu kaya jadi dia tidak perlu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian kakek mengingat Dae-woong remaja yang mengatakan kalau dia bisa saja membangun ruang biliar dengan uang kakek. Kakek juga ingat Dae-woong yang sudah kuliah yang meminta kakek untuk membangun perusahaan manajemen jadi dia bisa menjadi bintang. Dae-woong mengumumkan, “Aku tidak suka hal2 rumit. Aku ingin melakukan hal2 besar.”

Dae-woong yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pacarnya bukanlah hal yang menngerikan. Malah, kakek merasa senang pada perubahan ini. Pendengaran Mi-ho yang tajam mendengar gumaman kakek dan mengatakan pada Dae-woong kalau seseorang sedang membicarakannya – seseorang bangga pada Dae-woong karena rasa tanggung jawabnya. Kemudian Dae-woong angkat tangan – itu pasti Dae-woong yang lain.
Asisten Doo-hong mempersiapkan segalanya untuk acara audisi hari itu dan menjelaskan pada Doo-hong tentang pilihan pemeran utama wanita. Tapi Doo-hong malah terganggu oleh pahlawan wanita yang dia lihat malam sebelumnya. Pada kenyataannya, Hye-in ikut casting sebagai pemeran utama wanita dengan banyak adegan laga, tapi wanita ini mendengarkan pembicaraan asisten Doo-hong kalau sutradara ingin memilih seorang pahlawan wanita hebat untuk peran itu – seseorang yang memiliki rambut panjang dan berbaju putih.

Dalam perjalanan menuju tempat audisi, Dae-woong memperhatikan kalau Mi-ho terlihat menderita. Mi-ho menjelaskan kalau mereka melewati sungai dan air dalam jumlah besar sangat menakutkan buat Mi-ho sebab itu adalah kelemahannya. Dae-woong tidak bisa melakukan apa2 tentang hal itu. Jadi dia mendekatkan Mi-ho ke tubuhnya dan menempelkan tangan Mi-ho ke dadanya – untuk membuat Mi-ho dekat dengan mutiara titisan serigalanya.

Mi-ho tersenyum dan menempelkan kepalanya ke dada Dae-woong serta bertanya, “Woong, apa itu pasangan?” Dae-woong bertanya kenapa dan Mi-ho menjelaskan, “Orang2 memanggil kita pasangan.” Ini Mi-ho dapat dari pendengarannya yang tajam kalau penumpang bus yang lewat memanggil mereka pasangan. Dae-woong tidak bisa terima dan mendorong Mi-ho menjauh. Jadi Mi-ho memutuskan, “Itu pasti bukan sesuatu yang bagus.” Dae-woong menggunakan alasan kalau dia ingin merentangkan tangannya karena hari ini sangat panas. Jadi Mi-ho lebih baik menjauh dari Dae-woong. Tidakkah bagus bila turun hujan yang menghilangkan panas.
Mi-ho menjawab kalau ingin turun hujan di hari yang secerah ini, maka dia harus menangis. Dae-woong bertanya dengan sedikit terkejut apakah Mi-ho menangis dan dia menjawab iya, “Ketika hujan turun di hari yang cerah, itu artinya aku sedang menangis.” Mi-ho mengatakan kalau dia akan menangis karena dia begitu lapar. Dae-woong sedang dalam mood baik dan menyarankan agar mereka berhenti untuk makan siang dalam perjalanan. Hal ini membawa senyum di wajah Mi-ho.

Dae Woong memberikan contoh daging dari supermarket! (Aduh.. ni Dae Woong pengen yang geratisan wae... ada2 ja). Karena Mi-ho bukan manusia, Dae-woong berkata pada Mi-ho kalau dia tidak perlu khawatir bila ditertawakan karena memakan lebih dari satu sample daging. Dae-woong juga menyuruh Mi-ho untuk memakan sebanyak yang dia inginkan. Dengan penasaran, Mi-ho berjalan menuju gang sambil menyanyi, “Sapi! Sapi! Sapi!”
Dong-joo juga ada di toko itu, menyaksikan Mi-ho. Sambil tersenyum, dia berpikir, “Kau pasti menikmati kehidupan manusia, Nona Gumiho.” Meskipun Dong-joo tidak mengatakannya dengan keras tapi Mi-ho mendengar kalimat itu dan mencari-cari berkeliling pemilik suara itu. Dong-joo melanjutkan, “Kau telah dikurung dalam waktu yang sangat lama – dunia telah banyak berubah, benar kan?” Dong-joo menyuruh Mi-ho untuk tidak khawatir, karena dia tidak ingin menyakiti Mi-ho sekarang (Mungkin maksudnya dia bakalan nyakitin Mi Ho suatu saat nanti).
Dong-joo menantang Mi-ho untuk menemukan dirinya. Dong-joo penasaran apakah Mi-ho dapat mencari dirinya di dalam keramaian. Mi-ho mengikuti perasaannya. Dia berkeliling di toko itu lalu bertatapan dengan Dong-joo. Pandangan ini membangunkan kenangan masa lalu Mi-ho yang telah terkubur lama tentang penjelamaan masa lalunya. Mi-ho berjalan ke tempat Dong-joo.

Mi-ho bisa merasakan hubungan diantara mereka tapi tidak bisa mengenali siapa laki2 itu dan bertanya apakah dia yang memanggilnya. Dong-joo mengiyakan. Mi-ho menyentuh wajah Dong-joo dengan tangannya dan mengatakan, “Kau juga bukan manusia.” Sebagai gantinya, Dong-joo juga menaikkan tangan untuk menyentuh wajah Mi-ho lalu mengatakan, “Dan kau juga bukan gadis yang aku kenal.” Dong-joo menjelaskan kalau ada makhluk gaib lain yang mirip dengan Mi-ho. Berikutnya, Mi-ho bertanya apakah Dong-joo juga makhluk seperti itu.
Mi-ho menduga kalau meskipun Dong-joo memang makhluk gaib tapi dia mungkin masih lebih kuat darinya. Tapi Dong-joo melawan Mi-ho – selagi Mi-ho kehilangan mutiara titisan serigalanya, Dong-joo lebih kuat dari Mi-ho! Faktanya, Mi-ho telah melemah begitu sangat hingga dia tidak bisa mengenali siapa Dong-joo sebenarnya. Jika Dong-joo berusaha menangkap Mi-ho, maka Mi-ho tidak akan mampu melawan.

Mi-ho meniru sikap kekanak-kanakan Dae-woong dan menjamin bahwa mutiara titisannya ada di tempat yang dekat dan aman. Dong-joo bertanya pada Mi-ho apakah dia benar2 mempercayai Dae-woong tidak akan lari atau mengabaikannya. Dong-joo memberikan satu nasehat bijak pada Mi-ho, “ Jangan percaya pada manusia.

Saat Dong-joo pergi, dia berjanji akan menemui Mi-ho lagi nanti. Di sisi lain, Dae-woong menuju ke counter kosmetik untuk berdandan selagi Mi-ho memakan makanannya. Disana, Dae-woong menemui Hye-in. Wanita  ini telah berubah menjadi wanita dengan rambut panjang (karena hair extension) dan mengenakan baju putih. Dia berharap penampilan ini bisa sesuai dengan keinginan sutradara. Hye-in menyapa Dae-woong dengan antusias.
Karena ingat pesan Mi-ho, Dae-woong mencoba membebaskan lengannya dari Hye-in dan wanita ini memperhatikan dengan kesal. Ketika Hye-in menyarankan agar mereka pergi ke tampat audisi bersama, Dae-woong membuat alasan kalau sebaiknya Hye-in pergi tanpa dirinya. Hye-in tidak mengerti kenapa Dae-woong  jual mahal tapi Hye-in kesal dengan reaksi Dae-woong. Padahal sebenarnya, Dae-woong meratapi keputusan untuk menyuruh Hye-in menjauh darinya.

Dae-woong kembali ke tempat daging untuk menjemput Mi-ho. Padahal sebanarnya Mi-ho berada di atas di tempat penjualan pakaian. Disana, Hye-in melihat Mi-ho (Mi-ho sedang menciumi jaket kulit lalu berusaha menggigitnya). Hye-in menebak kalau Dae-woong mengabaikannya karena Mi-ho.
Hye-in mendekati Mi-ho dan mengatakan kalimat yang merendahkan tentang Dae-woong yang pergi tanpa Mi-ho. Sebaliknya, Mi-ho justru merasakan hal yang berbeda dan yakin sekali kalau dae-woong sedang berada di dekat sini sedang mencarinya. Mi-ho melawan pernyataan Hye-in. Berikutnya, Hye-in mengatakan, “Dae-woong membuatmu menunggu. Apa kau mengira aku berbohong padamu?” Mi-ho tidak meladeni perkataan Hye-in dan dengan singkat menjawab, “Iya. Itu dia disana.” Mi-ho menunjuk Dae-woong yang sedang berada di kejauhan. Mi-ho lalu menambahkan dengan penuh percaya diri, “Kau pasti pembohong!”
Ini membuat Hye-in sangat marah dan dengan cekatan dia melakukan gerakan menantag ke arah Mi-ho. Tapi dengan gampang Mi-ho bisa mengalahkan Hye-in yang tentu saja hasilnya adalah Hye-in terkapar di lantai dengan kopi melumuri pakaian putihnya. Dae-woong berlari ke sisi Hye-in dan Hye-in menyalahkan semuanya pada Mi-ho. Hye-in benar bersandiwara, berakting sebagai sosok yang sangat sedih dan berkata kalau baju baru ini diperlukan untuk konsep audisinya.

Dae-woong bergerak untuk membereskan segalanya dan menyuruh Hye-in untuk bergegas ke tampat audisinya. Dia akan mencarikan baju pengganti untuk Hye-in dan membawanya ke tempat audisi. Dae-woong bahkan menelpon bibi Min-sook untuk mendapatkan dana tambahan guna membeli baju baru.
Setelah membeli baju, Dae-woong bergegas ke tampat audisi dimana Doo-hong memimpin semua kegiatan dan tidak senang pada para kontestan. Hye-in sebenarnya sudah memutuskan memakai baju putih karena sudah mendengar keinginan sutradara terhadap gadis tertentu yang berbaju putih, mencoba peran utama wanita. Tapi itu percuma karena peran utama wanitanya sudah ada (Iya.. itu adalah Mi Ho, walau belum di temuin). Waktu Dae-woong sampai di tempat itu, semuanya sudah selesai. Dia telah melewatkan kesempatannya untuk ikut audisi.
Melalui telpon, Dae-woong mendengar kalau Hye-in melakukan audisinya dan mencoba mengatakan kalau tidak apa bila Dae-woong melewatkan audisinya. Padahal jelas2, Dae-woong merasa super kesal. Saat semua kegilaan ini berlangsung, dia bahkan melupakan Mi-ho. Akan tetapi, berkat kemampuan penciuman gumiho yang dimiliki, Mi-ho dapat merasakan keberadaan Dae-woong. Dia sedang duduk di lobi dengan lemas.

Mi-ho tidak mengerti kalau Dae-woong menyalahkannya atas semua kejadian yang terjadi hari ini. Dimulai dengan daging sampai kopi yang terjatuh – Hye-in membuat segalanya terlihat kalau Mi-ho yang telah mendorongnya dan menyebabkan bajunya kotor. Mi-ho sama sekali tidak protes. Dengan penuh kebencian, Dae-woong menuntun Mi-ho keluar dan sampai di dermaga ferry di sungai Han.

Pelayanan makan malam sedang dipersiapkan oleh sebuah resto di atas kapal saat mereka sampai. Mi-ho tidak menyukainya sebab merasa tidak nyaman karena dikelilingi banyak air dan memohon agar pergi ke tempat lain saja. Tapi Dae-woong mengatakan dengan tegas kalau disinilah dia ingin makan malam. Dia lalu pergi ke kamar mandi selagi Mi-ho berdiri sendiri dimana dia berusaha menghilangkan rasa takutnya. Ketika makanan telah siap, Mi-ho memaksa dirinya untuk ke tempat makan.
Karena di kelilingi oleh air, kesaktian Mi-ho menjadi tidak berfungsi dan membuatnya sama sekali tidak bisa menjaga diri. Tapi dia tidak ingin protes sebab Dae-woong sedang bad mood. Jadi Mi-ho dengan setia menunggu. Dia sama sekali tidak bisa merasakan kalau Dae-woong keluar kapal. Dae-woong berlari di sepanjang dermaga dan meninggalkan Mi-ho sendirian. Mi-ho baru sadar kalau Dae-woong pergi saat dia melihat keluar dermaga dan melihat Dae-woong menjauh. Dia sangat sedih dengan kenyataan bahwa Dae Woong meninggalkannya sendiri di kapal ferry itu.

Mi-ho menjadi takut. Dia berteriak memanggil Dae-woong. Di sisi lain, Dae-woong  mengatakan pada dirinya sendiri kalau dia tidak peduli pada apapun yang terjadi pada Mi-ho. Dia bukan siapa – siapa Dae Woong.
Di atas kapal, Mi-ho jongkok di pojok kapal. Dia gemetaran. Mi Ho menyadari satu hal. “Dia mengabaikanku dan pergi. Setelah dia berjanji padaku.”
Mi-ho mulai menangis dan langit yang tadinya cerah berubah seketika menjadi gelap. Hujan gumiho atau yang biasa disebut fox rain mulai turun.

Hujan yang turun menghentikan langkah Dae-woong, dia sadar apa artinya hal ini, “Mi-ho menangis!”

Senin, 06 September 2010

Sinopsis My Girlfrieng is Gumiho Episode 2

Setelah Mi Ho menunjukan sosok Gumihonya (Serigala Berekor 9), dia mengambil kembali Mutiara Titisannya dan Dae Woong langsung jatuh lemas ke lantai. Mi Ho terbang diatas Dae Woong dan berkata bahwa dia sudah menyelamatkan Dae Woong, tapi Dae Woong malah mencampakkannya. Mi Ho, “Aku sudah tidak kenal lagi padamu”.

Dae Woong mulai memburuk dengan cepat keadaannya, dan ada asap pekat mengelilinginya. Mi Ho masih saja terbang melayang diatas Dae Woong tapidia mulai merasa sedih karena membiarkan seseorang mati dihadapannya. Tapi diapun pergi meninggalkan Dae Woong. Di perjalanan, dia jadi teringat insiden babi di hutan. Dia ingat walau Dae Woongpergi tapi dia kembali lagi untuk menyelamatkannya dari babi itu. Mi Ho pun kembali dan cahaya putihnya membuat asap hitam yang ada di sekeliling Dae Woong menhilang. Mi Ho, “Kau pernah kembali sekali untuk menyelamatkanku, jadi aku juga akan melakukan hal yang sama padamu”.

Mi Ho memberikan Mutiara Titisannya lagi pada Dae Woong. Dae Woong pun sadar dengan kepala pening. Dia kaget melihat Mi Ho ada di sampingnya dan menatapnya dengan pandangan seorang anak kecil yang mendapat mainan baru. Dia pun langsung lari ketakutan bersembunyi dari Mi Ho. Mi Ho bergumam, “Aku harus membuat takut pemuda ini agar dia selalu berada di sisiku, hehe”. Mi Ho memandang dengan geli ketika melihat Dae Woong mencoba mengeluarkan diri dari tempat persembunyiannya, tapi dia terjatuh dan bergantung pada seutas tali. Mi Ho, “Kau ingin aku membantumu?”.

Ada adegan tambahan nih... ceritanya ada sosok superhero Dae Woong yang beraksi melakukan aksi kabur dari Mi Ho sambil menyemangati Dae Woong yangg asli dengan berkata kalau Dae Woong pasti bisa kabur. Ketika Dae Woong mau loncat dan langsung kabur dari Mi Ho, kakeknya menelfon Dae Woong. Ketika akan mengangkatnya Hpnya malah jatuh. Mi Ho menatap HP itu dengan wajah penasaran. Dia mendengar suara dari HP itu dan menjawabnya. Kakek, “Dimana Dae Woong”. Mi Ho melihat ke Dae Woong yang sedang bergantung diatasnya. Mi Ho pun menjawab, “Dae Woong? Dia berada di atasku”. Kakek pun jadi kaget bukan main.

Mi Ho menyuruh Dae Woong untuk turun, tapi dia menjawab lebih baik dia diatas daripada dimakan. Dia lebih baik mati karena kelelahan bergelantung. Mi Ho menganca, akan menarik Dae Woong turun, tapi Dae Woong menjawab bahwa Mi Ho tidak bisa menariknya seperti menarik sebuah apel (Lucu loh oppa yang satu ini.. kaya anak kecil.. hehe). Mendengarnya Mi Ho langsung menunjukan kekuatan Gumihonya yang lain dan langsung terbang untuk menarik Dae Woong turun.

Mi Ho mendarat diatas Dae Woong dan itu membuat Dae Woong mengakui kalau Mi Ho memang Serigala Berekor 9. Dae Woong, “Baiklah.. kau memang Gumiho. Karena kau menarikku, jadi kau bisa memakanku”. Mi Ho, “Benarkah aku bisa memakanmu?”. Dae Woong, “Baiklah, kau bisa memakanku. Tapi jika di dunia ini ada Gumiho, maka di dunia ini juga ada hantu. Dan aku akan kembali sebagai hantu untuk balas dendam padamu”. Dae Woong menguatkan dirinya untuk berani mati dengan keberanian palsu. Mi Ho pun jadi bertanya, “Mengapa kau tidak memintaku untuk menyelamatkanmu?. Kalau kau minta aku pasti akan menyelamatkanmu..”. setelah itu Dae Woong langsung berlutut dan minta Mi Ho menyelamatkannya (Aduh oppa dari tadi kek.. gitu ja kok repot si).

Dong Joo menemukan pola nomor telfon yang ingin Dae Woong hubungi dengan HP biksu di kuil Gumiho itu. Dia lalu menghubungi Bibi Dae Woong itu. Dong Joo berpura-pura sebagai temannya Dae Woong, “Maaf aku ingin meminta nomor HP Dae Woong, aku temannya”.

Diatas gor olahraga itu, Mi Ho sedang memakan daging ayam, dihadapannya Dae Woong sedang berlutut meminta maaf karena dia tidak punya uang untuk membelikan Mi Ho daging sapi. Dae Woong bertanya pada Mi Ho sebenarnya Mi HO memberikan Mutiara Titisannya pada Dae Woong itu benar untuk menyelamatkannya atau hanya untuk bisa dekat dengannya (Ya ampun oppa.. geer bgt si...).

Dae Woong masi berlutut, dia mencari cara agar bisa kabur dari Mi Ho, dia langsung takt ketika melihat Mi Ho menghancurkan tulang ayam dengan semangat makannya. Mi Ho langsung bilang bahwa dia tidak akan meninggalkan Dae Woong selama Mutiara Titisannya ada pada dae Woong. Mi Ho, “Dae Woong, selama Mutiara itu ada padamu, kau adalah milikku”. Mi Ho tersenyum dan Dae Woong membalasnya dengan terpaksa. Dae Woong berusaha memperlakuka Mi HO dengan sopan. Walau dia takut, tapi hanya akan menganggap Mi Ho anak kecil untuk menghilangkan rasa takutnya itu.

Dae Woong masuk kedalam dan meyakinkan dirinya kalau Mi Ho diberi daging, pasti dia tidak akan memakannya. Diapun berlatih pedang (Buat jaga-jaga kalau nanti Mi Ho mau makan dia, dia bisa bela diri). Ketika sedang berlatih, dia melihat sebuah kostum laga dari besi diapun mencoba menggunakannya. Mi Ho, “Kenapa kau selalu takut padaku? Padahal aku sudah menolongmu”. Dae Woong, “Tetap saja, bagaimana jika nanti kau lapar kau akan memakan hatiku?”.

Miho membela diri, “Apa pernah kau melihatku memakan hati? Apa pernah kau melihatku mengeluarkan hati dari seseorang lalu memakannya?”. Dae Woong, “Kau ini kan Gumiho”. Mi Ho pun menyerah dan mendesah. Mi Ho,”Baik, aku Gumiho. Jadi kau harus menjaga hatimu baik-baik”. Setelah itu Mi Ho langsung pergi tidur.

Dong Joo, menemukan data Dae Woong di internet dan tersenyum pada dirinya dan berkata, “Ini adalah pemburuan yang mudah”. Ternyata Dong Joo adalah pemburu Gumiho. Dia membuka sebuah tembok rahasia yang isinya adalah semua hal tentang Gumiho. Dan dia mengambil sebuah piso dengan ukiran kuno. Dong Joo menyeringgai, “Kenapa Gumiho sangat ingin jadi manusia ketimbang tetap tinggal di tempatnya”.

Dae woong tidur diluar bengan baju besinya dan Mi hopun menjaganya. Mi Ho lalu bilang dia bersenang-senang hari ini karena Dae Woong. Lalu ada banyak nyamuk yang mengerubuti Dae Woong dan Mi Ho pun menangkapinya sambil bilang, “Hari ini nyamuk maupun aku tidak akan memakanmu”. Lalu dia naik ke atap gedung gor dan menatap keadaan lingkungan dari sini. Dia lalu berkomentar, “wah... dunia ini sudah berubah menjadi lebih indah”.

Kakek dan bibi Min Sokmenghawatirkan Dae Woong dan meratapi kalau Dae Woong itu memang bandel, tapi dia tidak pernah berhubungan dengan wanita.. tapi sekarang?. Lalu kakek meminta bibi untuk memblokir kartu kredit Dae Woong. Bibi pun bertanya, “Memangnya apa yang di ceritakan wanita itu di telfon?’. Lalu kakek menjawab bahwa bibi yang belum menikah itu, tidak usah tau masalah ini. Bibi jadi tersinggung dengan perkataan kakek lalu pergi dari sana.

Kartu kredit Dae Woong di tolak di restaurant ketika Mi Ho sudah mulai memakan makanannya. Dae Woong pun terpaksa harus membayar dengan uang kes. Ketika dia sedang berjalan bengan Mi Ho, Mi Ho menghentikannya dan minta dibelikan minuman soda. Ketika Dae Woong memasukan koinnya, mesin itu macet. Dae Woongpun menendanginya dan itu membuat Mi Ho terpancing untuk ikut menendangnya juga. Itu menyebabkan semua yang ada di dalam mesin itu keluar dan hancur. Ada satu kaleng minuman soda yang jatuh dan merekapun mengambilnya lalu langsung kabur darisana.

Ketika Bibi Min Sok sedang memakan es kopi di depan lift dan tiba-tiba esnya tersangkut di tenggorokannya. Lalu pria misterius yang waktu itu bertemu dengan bibi di lift, keluar dari lift. Dan ketika meliihat bibi tersedak es dia langsung menggandeng bbi dan melompat turun naik sampai es itu keluar. Setelah keluar, dia langsung pergi begitusaja. Bibi terlihat sangat malu oleh kejadian itu.

Dae Woong mengajak Mi Ho ke kampus dan itu membuat Mi ho terkagum-kagum ketika dia melihat gedung kampusnya karena Mi Ho hanya tahu kuil dimana banyak orang berdo’a. Mi Ho bilang bahwa Dae Woong sangat keren karena mengajaknya ke kampus, Dae Woong pun menikmati semua pujian Mi Ho itu. Dae woong bilan bahwa di kampus, orang-orangnya sangat cerdas oleh karena itu Mi Ho jangan bersikap mencurigakan. Lalu Mi Ho bertanya “Apa aku terlihat seperti manusia jika aku diam dan tidak melakukan hal yang aneh?”. Dae Woong pun mengangguk dan itu membuat Mi Ho menjadi sangat senang.

Dae Woong menghampiri teman-temannya dan ingin meminjam uang kepada mereka karena selama ini Dae Woong selalu menelaktir mereka. Tapi teman-temannya bilang mereka tidak punya uang. Mi Ho yang mempunyai penciuman yang tajam mencium ada bau uang di kantong teman-temannya Dae Woong itu. Mi Ho pun menceritakan hal itu pada Dae Woong, dan itu membuat Dae Woong malu karena ternyata temennya itu sama sekali tidak mau membantunya.

Mi ho bertanya mengapa Dae Woong tidak mempercayainya dan mengapa Dae Woong tidak marah pada temannya itu karena berbohong. “Apa kau takut?”. Kata itupun membuat Dae Woong jadi marah dan berkata bahwa sebagai manusia ada hal yang tidak boleh diungkapkan karena itu akan membuanya malu. Lalu Dae Woong pun menghampiri temannya itu dan memberikan sisa uang di kantongnya kepada temannya untuk membeli makan dan itu membuat Mi Ho bingung. diaa terus bertanya soal kebingungannya itu dan membuat Dae Woong marah. Dan berkata bahwa Mi Ho itu bukan manusia dan bilang Mi ho jangan ikut campur. Itu membuat Mi Ho berwajah masam.

Mi Ho terus mengikuti Dae Woong, ketika Dae Woong mau masuk ke perpustakaan, Mi Ho pun ingin ikut tapi Dae Woong tidak memperbolehkannya karena masuk ke perpus haru mempunyai tanda pengenal. Sedangkan Mi Ho itu tidak memiliki tanda pengenal dan tanda sosial karena Mi Ho bukan manusia. Itu membuat Mi Ho jadi sedih, dia hanya bisa mendesah, dia ingin sekali masuk ke tempat dimana manusia bisa masuk kesana.
Di perpus, Dae Woong sibuk mencari-cari tentang Gumiho. Dia sangat ingin tahu bagaimana caranya agar ia bisa lepas dari Gumiho. Tapi dia tidak bisa menemukan apapun. Dia berteriak di tengah perpus, “Apa tidak ada yang pernah melihat Gumiho? Lalu apagunanya orang-orang pintar itu? Dan mengapa ia harus memilihku diantara banyaknya orang?”.

Dae Woong mendapat ide, dia mencari tahu tentang kuil tempat Gumiho pertama kali bertemu dengannya. Lalu dia mendapat berita terbaru tentang kuil itu. Berita itu tentang lukisan yang bergambar nenek dan rubahnya, dan sekarang rubah itu hilang dari lukisannya. Dae Woong jadi sadarbahwa dia lah yang membebaskan Gumiho dengan menggambarkan 9 ekor di lukisan itu.

Mi Ho yang bosan menghampiri teman Dae Woong yang berbohong dan pada saat itu dia sedang bermain bola dan bolanya itu menghampirinya. Mi Ho pun melemparkan bola itu dengan kekuatannya sehingga teman Dae Woong itu ambruk. Lalu dia menghibur diri bahwa dia bukan manusia juga bukan teman Dae Woong, jadi tidak papa jika melakukan itu.

Dae Woong bertanya apa Mi Ho adalah rubah yang di lukisan itu? Dan Mi Ho menjawab iya. Dae Woong ingat begitu ketakutannya dia malam itu dan membuat kesalahan dengan penanya, dia menggambar titik dan itu membuat tahi lalat di bahu Mi Ho. Dia mengurungkan niatnya untuk menanyakan kenapa Mi Ho memilihnya, karena dia sadar bahwa itu juga adalah kesalahannya.

Mi Ho bilang Dae Woong harus ingat, karena Dae woong telah membebaskannya dia jadi memberikan hal paling berharga untuknya. Dan dia pun sudah meletakkan tangannya di dada Dae Woong. Jadi Dae Woongg harus memikirkan sebuah tanggung jawab padanya.
Seo Nyeon dan Byung Soo mengunjungi Dae Woong dan mereka datang ketika Mi Ho mengucapkan kata-kata terakhir (Bertanggung jawab di korea bisa diartikan dengan seks). Mendengarnya Seo Nyeon langsung berlari keluar dan menangis karena mengira perkataan Mi Ho itu sebagai arti lain. Di lain pihak, Byung soo malah mengucapkan selamat pada temannya itu seperti layaknya seorang teman sejati.

Dae woong menjelaskan bahwa gadis yang bersamanya adalah Gumiho. Dae Woong, “Maksudku namanya adalah Mi ho dan Gu adalah nama keluarganya. Dia tinggal untuk sementara waktu bersamaku karena suatu alasan”. Mi ho senang bahwa sekarang dia punya nama. Sepertinya hanya Byung soo lah teman sejati Dae woong karena hanya dialah yang memberi Dae woong uang. Byung Soo, “Aku tahu apa artinya kemarahan kakekmu”.

Mi Ho tanya mengapa Dae woong memberinya nama Gu-Mi ho?. Dae woong menjawab bahwa hanya itulah nama yang terpikir olehnya dan dia hanya mengarang. Itu membuat Mi ho marah. Dae woong yang sadar akan kemarahan Mi ho pun langsung menyambung perkataanya, “Hanya itulah nama yang sangat cocok untukmu. Dan nama Mi ho itu adalah nama yang manis untukmu”. Mi Ho jadi berbunga-bunga mendengar itu dan dia bilang dia suka jika Dae woong memanggilnya dengan nama itu. Dae Woong bilang Mi Ho tidak boleh mengganggu teman-temannya (tapi tepat di waktu itu salah seorang yang sedang main basket sedng dibawa menggunakan tandu.. hehe). Mi Ho meliriknya sebentar lalu berpaling ke Dae Woong dan bilang dia berjanji. Tentu seharusnya dia tidak melakukan itu lagi kan? Hehe.

Dong Joo berusaha memancing Dae Woong dengan memanggilnya ke kantor Administrasi. Dia sudah menunggu Mi Ho, Dae Woong datang sendiri. Dong Joo pun langsung mencari MI Ho di sekitar situ. Piso kuno yang di bawa Dong Joo bersinar, dan itu menandakan bahwa keberadaan Mi Ho dekat dengannya. Lalu Dong Joo berlari untuk menemukan Gumiho.

Mi Ho merasakan sesuatu datang mendekatinya.... dan dia membalikan kepalanya. Disisi lain, Dong Joo berlari menuruni tangga. Disisi yang lainnya, Mi Ho melihat ayam yang dibawa oleh motor, “Itu Ayam!!”. Dia kemudian berlari mengejar motor itu. Dong Joo pun ikut mengejar Mi Ho. Dong Joo berhasil mendekat dan pisaunya bersinar semakin kuat. Mi Ho berbalik ke arah Dong Joo dan itu membuatnya kaget dan dia pun menghentikan langkahnya. Dong Joo, “Gadis itu, masih sama seperti yang dulu”.
Dong Joo heran sambil gemetaran “Kenapa dia harus kembali dengan wajah yang sama”. Diapun mengingat kejadian 100 tahun yang lalu ketika dia membunuh Mi Ho dengan pisau kunonya, lalu tubuh Mi Ho jatuh di tangannya. Mereka berduapun menangis dan tubuh Mi Ho berubah menjadi abu (Oh.. tragis banget, pemburu Gumiho harus suka sama yang harus dia bunuh?).

Kembali ke masa kini... Dong Joo meyakinkan dirinya bahwa walaupun wajah mereka sama tapi mereka adalah Gumiho yang berbeda. Karena Gumiho yang waktu itu telah dia bunuh. Dong Joo “Dia hanya terlihat sama, hanya itu!!”.

Dae Woong mencoba bertanya pada Mi Ho soal roh nenek sam shin yang ada di lukisan itu, tapi Mi Ho tidak mau memberi informasi apapun. Dae Woong pun mempunyai ide bodoh yang akan membuat Mi Ho memberi tahunya, yaitu BUAT DIA MABUK, LALU CARI INFORMASI DARINYA!! (Ya ampun oppa... dia itu bukan manusia.. ada2 ja.. hehe).
Dae Woong mengguncang-guncangkan bir sehingga bir itu berbusa lalu melemparnya. Mi Ho sangat kuat minum. Dae Woong mengajak Mi Ho main batu, gunting, kertas dan berbuat curang. Dia juga mencoba mengajarkan Mi Ho menghancurkan kaleng yang ternyata itu sangat mudah bagi Mi Ho tapi sulit untuk dirinya. Dae Woong mengira Mi Ho sudah mabuk, jadi dia memulai permainannya. Dia berkata dia sudah mulai dekat dengan Mi Ho sekarang, dia juda bilang Mi Ho lebih baik dari temannya yang lain. Mi Ho juga lebih cantik dari gadis lain. Bahkan dia sempat kaget ketika bertemu dengan Mi Ho pertama kali. Tapi Mi Ho malah tidak suka katanya dia lebih suka menjadi gadis biasa saja.

Dae Woong mengucapkan banyak pujian untuk Mi Ho. Dia bilang asal Mi Ho tidak memakannya dia mau berteman dengan Mi Ho. Mi Ho bingung, ia nanya apa Dae Woong mau berteman dengannya walau dia bukan manusia? Dia juga bertanya bagaimana caranya mereka bisa jadi teman?. Lalu pria itu mengajarkan Mi Ho bersalaman ala E.T.
Mi ho begitu senang sampai mengulanginya beberapa kali. Dae Woong pun jadi sedikit menyesal karena telah membohongi Mi Ho dengan alasan ingin menjadi temannya. Tapi itu tak menghentikan tujuannya. Dia pun mulai bertanya tentang kekuatan Gumihonya.

Dari situ dia tahu bahwa sekarang Mi Ho lebih lemah karena Mutiara Titisannya ada di dirinya. Dia juga bertanya lagi apakah Mi Ho punya kelemahan?. Mi Ho menjawab tidak. Lalu dia tanya lagi apa ada yang Mi Ho takuti?. Lalu Mi Ho menjawab bahwa dia takut pada air dalam jumlah banyak. Dia langsung berpikir untuk membuang Dae Woong di danau.

Mi Ho merasa moodnya jadi bagus karena minum bir, dia lalu mengajak Dae Woong untuk melihat ekornya karena ekornya ingin keluar. Tapi Dae Woong berkata dia belum siap. Mi Ho pun terus coba menarik Dae Woong, akhirnya Dae Woong pun mau tapi sepertinya pake syarat soalnya dia bilang gini, “Baiklah, aku keluar.. tapi jangan sakiti aku.. yang pelan.. yang lembut.. dan perlakukan aku dengan baik!!”.

Hari berikutnya, Mi Ho ingin makan pagi, siang, dan malam. Dae Woong bilang mereka tidak bisa makan daging hari ini. Mata Mi Ho langsung berubah jadi biru, dan itu langsung membuat Dae Woong ketakutan. Lalu ada ibu-ibu yang menjatuhkan pot bunga dan hampir mengenai mereka tapi Mi Ho langsung terbang dan menendang pot itu sehingga pot itu ada di kepela si ibu itu. Mi Ho langsung memohon lagi dengan manis, dan bahkan dia sampai manggil Dae Woong “Woong” aja.

Min Sook kembali ke departemen store dan berharap bisa bertemu dengan pria itu lagi, tapi ketika bertemu dia kecewa karena Seo Nyeon ada bersamanya dan memanggilnya Doo Hong, jadi dia langsung kabur. Doo Hong mendekati gadis it dan dia langsung memanggilnya “Ayah”. Doo Hong melihat Min Sook yang bersembunyi kebetulan di bagian pakaian dalam pria. Pramuniaga lalu bertanya apakah Min Sook mau belanja, untuk mencari aman diapun menjawab iya. Tapi Doo Hong yang mendengarnya langsung tertunduk lemas dan pergi dari sana. Mereka berdua saling salah paham.

Di taman, Byung Soo bermain tebak-tebakan dengan Mi Ho. Dan jelas saja Mi Ho yang menang. Byung Soo memanggil Mi Ho dengan sebutan istri sahabat. Dae Woong hanya mencemooh mereka. Dae Woong lalu bertenya-tanya bagaimana jika Mi Ho melempar Byung soo ke sungai, dia pasti akan mati.

Byung Soo bilang Dae Woong tidak boleh memberi makann ikan seperti itu, itu jenis ikan langka. Lalu dia terpikir sesuatu. Diapun langsung menitipkan Mi Ho pada Byung Soo dan pergi. Dia pulang ke rumah kakek danberniat mau mengambil ikan kakek yang langka dan mau menjualnya. Tapi ketahuan oleh kakek dan dia pun langsung kabur dan dikejar oleh kakek dan bibinya. Ketika berlari ada truk yang menuju ke arah Dae Woong.

Bibi dan kakek berteriak, ikan itu terbang ke atas. Suasana pun berubah menjadi rumah sakit, dan musik yang dramatis dan terdengar suara kakek yang meminta dokter untuk menyelamatkannya. Lalu ada Dae Wooong yang keluar hanya menggunakan satu perban di kepalanya. Dan ternyata yang kakek minta untuk di selamatkan adalah ikannya (hehehe.. kakek yang aneh..).

Kakek menyuruh Dae Woong pulang tapi Dae woong menlak dan berteriak “Aku akan mati jika tidak tinggal dengan gadis itu”. Kakek tahu itu serius, lalu bibi dan kakek pun memintanya untuk membawa gadis itu kepeda kakek jika ingin menikahinya. Dae Woong, “Aku menikahinya? Aku tidak akan pernah menikahinya. Aku hanya tinggal sebentar dengannya dan aku akan membuangnya jauh-jauh”. Mendengar itu kakek pun menampar Dae Woong.

Dae woong merasa terguncang karena itu pertama kalinya kakek melakukan itu. Kakek bilang kepaadanya bahwa dia bisa hidup sesukanya. Lalu Dae woong jalan dan bertemu Seo Nyeon yang mengusirnya dari gor itu. Dia juga bilang bahwa sekarang Hye in sedang menghampiri Mi ho.

Hye in memperkenalkan diri sebagai temannya Dae woong. Dia seperti sudah membaca keadaan dan bertanya apa mi Ho pacarnya Dae woong?. Dae woong sambil berlari bilang agar mi ho jangan mengatakan apapun pada hye in. Tapi dia malah bilang “Iya”.
Lalu Dae woong datang dan langsung berteriak kalau Mi Ho bukan pacarnya. Dan itu membuat mi Ho sedih.

Selasa, 31 Agustus 2010

MY GIRLFRIEND IS A GUMIHO EPISODE 1

Maaf ya temen-temen pembaca, (itu juga kalo ada yang baca. Semoga banyak deh. Amin....) syifa baru bikin blog nih tapi udah nekat mau bikin sinopsis hehe, jadi maaf kalo masih banyak kesalahan. My Girlfriend is a Gumiho episode pertama muuulaaai....

Mi Ho wanita yang berwajah cantik itu sedang melihat Dae Woong yang menuruni tangga di dekat kampusnya. Dia pun langsung memanggil-manggil Dae Woong. Dae Woong kaget melihat Mi Ho dan dia pun langsung mengubah arah jalannyasambil pura-pura menerima telpon. Dae Woong terus berusaha menghindari Mi Ho. Tapi sayang Mi Ho berhasil menemukannya dan langsung menghampirinya.

Mi Ho, ”Apa kau tidak mendengar panggilanku?”. Dae Woong langsung bilang tidak menengarnya karena tadi dia sedang menelfon temannya. Mi Ho langsung senyum dan bilang “Ah, jika kau tidak ingin mati, aku kira kamu tidak akan berpura-pura tidak mendengarku”. Dae Woong pun senyum dengan terpaksa dan bilang bahwa dia masih ingin hidup lama. Mi Ho pun langsung menarik tangan Dae Woong dan menunjukan sesuatu yang baru ia temukan.

Mi Ho terus menarik tangan Dae Woong. Dae Woong berbicara dalam hati, “Ini pacarku, semua laki-laki iri padakukarena kau mempunyai pacar yang sangat canti”. Semua laki-laki yang melihat mereka langsung iri pada Dae Woong kare Mi Ho benar-benar gadis yang sangat cantik.

Dae Woong, “Kemana kau akan membawaku?”. Mi Ho, “kau akan melihatnya sendiri. Hari ini adalah hari yang sangat spesial”. Mi Ho terus menarik Dae Woong dan akhirnya dia melepaskan Dae Woong dan bilang kepadanya, “Di restauran sebelah sana ada sapi yang baru dipotong, aku ingin makan sapi.. kumohon”. Dae Woong kaget dan bilang “Makan sapi LAGI??? Tidak!! Mi Ho aku sedang tidak punya uang, tidak ada sapi untuk hari ini”.

Mi Ho marah dan berbisik ke telinga Dae Woong, “Kalau begitu aku akan memakanmu”. Dae Woong langsung panik dan terdiam. Mi Ho mencolek pipi Dae Woong dan bilang “Ah, rasanya pasti lezat”. Mi Ho lalu mulai menyanyi “Woong Woong apa yang kau lakukan? Apa yang kamu makan? Aku makan nasi. Apa yang akan kamu makan dengan nasi? Dae Woong yang akan menjadi lauknya”. Dae Woong jadi semakin ketakutan sementara Mi Ho kelihatan senang menggoda Dae Woong. Mi Ho,”Apakah dia hidup? Atau mati? Ah, dia hidup. Dae Woong cepat belikan aku sapi dan aku tidak akan memakanmu”.

Mi Ho langsung berlari dengan senang menuju restauran sapi itu sementara Dae Woong masih berdiri termangu dengan wajah ketakutan dan dia bicara dalam hati “Perempuan yang mau memakanku itu adalah... pacarku... dia GUMIHO”.

Flashback, cerita Dae Woong bertemu Mi Ho....
Dae Woong bersama teman-temannyasedang melakukan soothing di gedung olahraga. Dae Woong berperan menjadi super hero yang mengalahkan tiga ninja dan dia melakukan aksinya sambil terbang dengan menggunakan bantuan kawat-kawat yang ditarik oleh teman-temannya. Setelah mengalahkan tiga ninja itu, Dae Woong bertanya pada temannya Seon Nyun “Apa aku keren?”. Seon Nyun yang sedang merekkam aksi itupun langsung bilang bahwa Dae Woong benar-benar terlihat tampan. Dae Woong tersenyum senang dan memerintahkan teman-temannya yang lain untuk menurunkannya.

Setelah shooting kecil-kecilan itu Dae Woong langsung melihat rekamannya itu dan berkomentar “Bukankah aku terlihat seperti raja action? Ah jika dilihat sekilas kawat itu tidak terlihat dan aku benar-benar seperti terbang di udara”. Teman-teman Dae Woong yang sedang makan hanya manggut-manggut setuju. Dae Woong nanya “Bagaimana ice creamnya? Apa aku juga harus memesan ayam?”. Teman-teman Dae Woong langsung setuju.

Byung Soo yang merupakan salah satu teman dekat Dae woong bilang, “Jika kita masukan video itu ke internet, apakah kau pikir kau akan jadi bintang UCC? Ah aku pikir lebih baik kita buat video lain dan mengirimkannya ke acara Star king saja”. Dae Woong,”Yang ada di acara Star King hanyalah orang-orang umum, aku ini artis masa depan jadi itu tidak bagus untuk image debutku nanti”. Byung Soo mengerti maksudnya dan langsung melanjutkan makan ice cream lagi.

HP Dae Woong berbunyi dan ia pun langsung mengangkatnya, “Hallo Nuna, kau ada di sekolah? Baiklah aku kesana. Kau hitunglah sampaiseratus dan aku akan sampai disana”.dae Woong langsung mematikan Hpnya dan berlari keluar dari gedung olahraga itu sementara teman-temannya bingung mau kemana Dae Woong.

Dae Woong langsung mengendarai motornya dan menuju ke kampusnya untuk menemui orang yang dia panggil Nuna itu. Nuna itu adalah senior Dae Woong di kampusnya yang bernama Hye In, Dae Woong sebenarnya suka pada Hye In itu.

Hye In memenunggu Dae Woong disebuah ruangan dan Dae Woong pun langsung mengghampirinya. Hye In melihat sebuah buku dan Dae Woong langsung bilang bahwa dia ikut audisi main film yang diadaptasi dari buku itu dan kemungkinan besar dia akan lolos audisi. hyeIn ikut senang dan dia langsung mengacak-acak rambut Dae Woong.

Dae Woong langsungmelepaskan tangan Hye In dan bilang “Jika aku terkenal nanti, kau tidak bisa menyentuhku seperti ini. Tapi baiklah aku akan memberimu kesempata untuk menyentu wajahku, pundakku, hmm.. apa aku harus memelukmu juga?”. Hye In sedikit bengong tapi dia langsung tertawa dan bilang “Aku merasa bersyukur mengenalmu, jadi tidak usah memelukmu”. Dae Woong, “Aku akan terkenal suatu saat nanti jadi tunggu dan lihat saja!”.

Dae Woong bersama Byung Soo dan Seo Nyun sedang ada di sebuah salon milik kakek Dae Woong. Dae Woong berusaha membaca buku yang akan di filmkannya itu dan berusaha mendalami perannya. Byung Soo,”Bukankah ini audisi untuk film historical? Apa tidak papa jika rambutmu di keriting begitu?”. Dae Woong baru sadar dan dia berniat untuk bertanya tentang rambutnya itu.

Seo Nyun yang lagi ikut perawatan di salon itu nanya ke Dae Woong “Dae Woong semenjak salon ini milik kakekmu apakah ini gratis?”. Dae Woong bilang bahwa kakeknya akan memotong biaya salon itu dari uang bulanannya. Byung Soo berkomentar bahwa hidup Dae Woong itu sangat enak karna mendapat uang bulanan dari kakeknya sehingga Dae Woong bebas makan dan bermain. Seo Nyun juga ikut berkomentar bahwa diaakan lebih berteman ddekat dengan Dae Woong (Berarti secara ngak langsung dia ngakuin kalau dia matre, hehe). Dae Woong hanya tertawa sekilas dan menanyakan tentang rambutnya itu.

Dae Woong keluar dari ruangan perawatan rambut itu dan langsung kaget begitu bertemu denagn kakeknya. Kakek Dae Woong bertanya “Apakah aku menyuruhmu untuk ke salon dengan gratis lagi? Dan kenapa kau membawa teman-temanmu?”. Dae Woong langsung melihat ke kasi yang judes padanya itu dan bilang ke kakeknya, “Siapa bilang aku ke salon ini gratis? Aku akan membayarnya dan aku juga punyya uang”. Kakek,”Uang? Itu bukan uang kuliahmu kan? Aku mendapat telfon dari kampusmu dan mereka bilang kau belum bayar uang kuliahmu. Apa yang kamu lakukan dengan uang kuliahmu itu?”. Dae Woong panik dan bilang,”Ah sepertinya kau lupa membayarnya. Aku harus menyelesaikan rambutku dulu ya nanti kita bicara lagi”. Dae Woong sudah mau kabur namun kakeknya langsung menahannya.

“Kemana kamu akan pergi hah? Aku dengar kamu membeli moto baru dengan uang kuliahmu itu. Bibimu mengatakan semuanya padaku!”. Suara kakek yang teriak itu membuat kedua teman Dae Woong itu keluar dari ruang perawatan dan melihat Dae Woong yang ditahan pergi oleh kakeknya. Dae Woong bilang bahwa dia akan menyerahkan motornya itu nanti, tapi sekarang dia harus mennyelesaikan masalah rambutnya dulu karena jika semakin lama rambutnya itu mendapatkan perawatan maka rambutnya akan menjadi super keriting. Kakeknya ngak perduli dan berkata dia ingin memotong habis rambut Dae Woong itu. Dae Woong memaksa bilang bahwa dia akan ikut pergi bersama kakek asalkan dia mendapatkan perawatan untuk rambutnya itu.

Byung Soo ikut membela Dae Woong dengan meminta kakek untuk membiarkan Dae Woong merawat rambutnya dulu karena kalau tidak rambutnya Dae Woong akan semakkin keriting. Akhirnya kakek melepaskan tangan Dae Woong dan menyuruhnya membereskan rambutnya dulu. Tapi Dae Woong langsung kabur dari kakeknya. Kakeknya teriak-teriak memanggil Dae Woong tapi Dae Woong tidak peduli dan langsung pergi menggunakan motonya.

Karena Dae Woong tidak menggunakan helm, maka polisipun langsung menilangnya. Dae Woong bilang bahwa dia sedang buru-buru jadi tidak membawa helm. Si polisi bilang bahwa Dae Woong harus ikut ke kantor polisi karena motor Dae Woong ini dilaporkan adalah motor curian, tentu saja Dae Woong kaget.

Akhirnya mau ngak mau Dae Woong ikut ke kantor polisi dan dipenjarakan. Dae Woong meminta kepada polisi bahwa dia harus ke salon dulu untuk menyelesaikan masalah rambutnya, tapi polisi tidak peduli. Dae Woong terus mengoceh minta di bebaskan, “Aku ini aktor masa depan dan aku akan mengikuti audisi yang sangat penting. Jika rambutku semakin keriting aku akan meminta pertanggung jawaban dari pemerintah”. Lagi-lagi tidak ada yang peduli padanya.

Bibinya Dae Woong bilang bahwa Dae Woong sudah boleh keluar dari penjara dan kini kakeknya sedang menunggunya diluar. Dae Woong takut-takut untuk keluar dan kakeknya langsung bilang bahwa hal pertama yang harus mereka lakukan adalah mengurus rambut Dae Woong ke salon.

Akhirnya mereka pergi ke salon untuk mengurus rambut Dae Woong. Bibinya Dae Woong langsung bilang pada kakek, “Kau terlalu kejam, Ayah. Dia adalah cucumu satu-satunya, tapi kau malah melaporkan bahwa motor yang dipakainya itu adalah motor curian”. Kakek bilang bahwa dia melakukan hal ini karena Dae Woong cucunya. Kakeknya ini sudah terlalu banyak membiarkan Dae Woong bahkan dia sudah membiarkan Dae Woong kuliah mengambil jurusan film.

Kakeknya itu masih tidak habis pikir bahwa Dae Woong memakai uang kuliahnya untuk membeli motor. Bibi bilamg bahwa kakeklah yang terlalu menuruti kemauan Dae Woong karena orang tua Dae Woong sudah meninggal dan itu membuat kakek merasa bersalah. Kakek bilang mulai hari ini akan membuat Dae Woong menjadi orang yang biasa-biasa saja.

Dae woong sudah menyelesaikan rambutnya dan dia langsung meminta maaf pada kakeknya. Kakek langsung menyuruh Dae Woong naik kedalam mobil. Didalam mobil kakek bilang bahwa Dae Woong harus mengikuti ujian perguruan tinggi. Jelas Dae Woong langsung menolaknya dan bilang bahwa beberapa hari lagi dia akan ikut audisi penting. Kakek tidak mau tahu dan bilang bahwa Dae Woong harus belajar di tempat itu dan tidak boleh kembali sebelum Dae Woong menjadi manusia. Dae Woong meminta bibinya untuk menepikan mobil, namun kakek meminta bibi mempercepat jalan agar mereka bisa cepat sampai ke tempat tujuan mereka.

Di sebuah kuil, ada seorang biksu yang sedang menjelaskan kepada tamunya tentang sebuah lukisan yang ada Nenek Sam Shin dan seekor rubah. Biksu itu bilang bahwa rubah itu adalah Gumiho yang sangat cantik sekali dan berusaha untuk menjadi seorang manusia. Gumiho itu datang ke dunia manusia, tapi karena Gumiho sangat cantik, semua laki-laki langsung menyukainya dan itu membuat banyak masalah. Para istri dari laki-laki yang menyukai Gumiho itupun mengadu pada Nenek Sam Shin, Nenekpun berfikir jika gumiho menikah maka keadaan akan kembali damai. Tapi para ibu itu menyebarkan gosip buruk mengenai Gumiho, jadi tidak ada satu lelaki pun yang mau menikahinya.

Gumiho yang pada awalnya ceriapun menjadi sedih karena tidak ada satu laki-laki pun yang mau melamarnya. Akhirnya Nenek Sam Shinpun memotong ke sembilan ekor Gumiho dan memenjarakannya di dalam sebuah lukisan.

Para tamu itu pun bilang bahwa Gumiho itu memiiliki nasib yang sangat malang. Biksu itu bilang bahwa sebaiknya mereka pergi dari kuil itu dan berdo’a di luar. Para tamu itupun berniat pergi dari kuil itu namun mereka kaget ketika melihat sosis yang dibawanya menghilang. Tamu yang satu lagi bilang bahwa mungkin sosis itu sudah dimakannya tadi pagi, jadi lebih baik mereka makan di kantin yang ada di dekat kuil saja.

Biksu itu dan para tamu pun langsung keluar dari kuil. Gumiho yang ada di dalam kuil pun jadi kesal pada biksu itu dan berkata, “Ah, biksu palsu itu sangat menyebalkan. Kenapa dia membawa tamu kesini? Padahal dulu ketika dia kecil dia amat sangat lucu dan tampan, tapi ketika dia tua, dia jadi sangat cerewet. Dia seenaknya saja bercerita tentangku padahal dia tidak tahu cerita sesungguhnya”. Gumiho lalu mengeluarkan sosis yang tadi dia ambil dan langsung memuntahkannya karena itu bukanlah daging sungguhan. Gumiho pun langsung berteriak, “Aaaaaaaaaaaaaah... aku ingin sekali memakan daging!”.

Dae Woong dan kakeknya berhenti di tempat peristirahatan di pinggir jalan karena Dae Woong bilang dia ingin ke kamar kecil. Kakek terus ingin mengawasi Dae Woong dan Dae Woongpun meminta agar kakek tidak mengikutinya sampai ke kamar mandi, lagipula HP dan dompet Dae Woong sudah ada di kakeknya jadi tidak mungkin dia kabur. Kakekpun lalu meminta jaminan satu sepatu Dae Woong. Dae Woong memberikan satu buah sepatunya dan pergi ke kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Dae Woong bilang bahwa dia sudah banyak menonton action tapi baru kali ini ada action yang jagoannya melarikan diri dengan sepatu sebelah. Dae woong lalu melihat ada sebuah jendela di kamar mandi dan dia mendapatkan ide. Sementara kakek sedang asyik senyum-senyum sendiri karena memegang sepatu Dae Woong dan dia yakin Dae Woong tidak akan bisa kabur.

Kakekpun kesal menunngu dia lalu menengok kamar mandi dan ternyata tidak ada sosok Dae Woong dalam kamar mandi. Kakek melihat ada satu jendela kamar mandi yang terbuka dan dia sadar kalau Dae Woong kabur. Kakek marah besar dan langsung melemparkan sepatunya Dae Woong dan lansung pergi keluar dari kamar mandi untuk mencari Dae Woong. Ketika kakek pergi, Dae Woong keluar dari sebuah plastik hitam yang sangat besar di dalam kamar mandi dan langsung tersenyum sambil memakai sepatu yang tadi dilempar oleh kakek.

Kakek menghampiri bibi dan bilang kalau Dae Woong melarikan diri. Bibi bilang bahwa dia sama sekali tidak melihat Dae Woong keluar dari kamar mandi.selagi kakek dan bib berdebat Dae Woong keluar dari kamar mandi dan naik ke dalam truk sayuran. Truk sayuran itupun mulai maju membawa Dae Woong pergi, sementara kakek marah sekaligus sedih karena Dae Woong malah pergi.

Truk sayuran yang membawa Dae Woong berhenti di suatu tempat dan Dae Woong pun langsung turun dari truk itu. Hari sudah mulai gelap dan mulai turun hujan. Dae Woong bingung kemana dia akan pergi dan dia pun jadi menyesal karena kabur terlalu terburu-buru. Ada sebuah mobil yang melintas dan ternyata itu adalah mobil biksu yang ada di kuil Gumiho. Dae Woong meminta tumpangan dan biksu itupun mengijinkannya.

Biksu itu memberinya makan dan memperbolehkannya menginap di sebuah kamar yang ada di kuil itu. Lalu Dae Woong meminjam HP untuk menelfon bibinya. Dae Woong akan menelfon bibinya tapi dia sedikit lupa nomor telfon bibinya itu. Jadi dia berusaha mencoba satu persatu nomornya (aneh ya kan kemungkinannya kecil banget, mati-mati tuh nyobanya. Hehe). Karena sinyalnya tidak terlalu bagus dan batre Hpnya pun sudah mulai habis, Dae Woong berusaha mencari sinyal dengan berkeliling kuil. Ketika akhirnya dia menemukan sinyal bagus, hujan turun. Disana ada sebuah kuil do’a diapun berteduh di kuil do’a itu.

Dae Woong terus berusaha menelfon bibinya di kuil itu. Dai kuil itu adalah kuil tempat Gumiho berada. Akhirnya telfon itu tersambung juga, tetapi bukan ke bibinya melainkan ke nomor Gumiho. Dan gumiho langsung bilang kalau dia seneng banget karena akhirnya ada seseorang yang datang. Dae Woong menyangka kalau Gumiho itu adalah perempuan yang suka mencari teman kencan melalui telefon yang salah sambung, jadi dia menjawab kalau dia ngak tertarik sama Gumiho.

Gumiho,”Apakah kamu adalah pemuda yang baru saja melepaskan topi mu? Kau terlihat lebih manis tampa topi”. Kebetulan saat itu Dae Woong baru saja melepas topinya. Dae woong jadi bingung, dia ikir dia melakukan video call tapi ternyata Hpnya telah mati karena abis batre. Dengan takut-takut dia meletakan HP itu di telinganya dan nanya, “Hallo?”. Gumiho,”Kenapa kamu berkata hallo? Sekarang juga aku sedang menatapmu”. Dae Woong semakin takut dia lalu melihat kesana kemari. Gumiho,”Apa kamu mencariku? Kamu ngak akan bisa melihatku”.

Dae Woong jadi tambah takut dan akan mencoba kabur. Tapi Gumiho mencegahnya dan bilang kalau Dae Woong pergi, dia tidak akan memaafkannya. Dae Woong,”Kenapa kau melakukan hal ini padaku?”. Gumiho,”Aku ingin kamu melakukan sesuatu untuk ku, sekarang kau masuk ke kuil dan kau akan melihat lukisan disana”. Dae Wooong bilang dia melihatnya, itu adalah lukisan Nenek dan anjingnya, katanya. Gumiho langsung bilang bahwa itu bukan anjing melainkan adalah rubah. Dae Woongpun langsung minta maaf atas kesalahannya itu.

Gumiho,”Kau lihat kan kalau di lukisan itu si rubah tidak memiliki ekor? Gambarlah sembilan ekor disana”. Dae Woong bilang jika dirinya menggambar di lukisan bersejarah, dia bisa di penjara. Gumiho bilang bahwa itu bukanlah masalah. Dae Woong pun mulai menggambar ekor pada rubah itu, hujanpun turun semakin lebat. Anjing yang ada di kuil itupun menggonggong sehingga si biksu pergi ke kuil itu.
Gumiho meminta Dea Woong cepat karena para biksu sepertinya telah mulai menuju kesitu. Akhirnya Dae Woong selesai menggambar dan hujan pun semakin lebat. Angin mematikan semua lilin yang ada di kuil itu. Dae Woong yang ketakutan pun langsung keluar dari kuil itu dan langsung lari ke hutan.

Para biksu datang ke kuil itu dan mereka langsung kaget karena gambar rubah di lukisan itu hilang.

Dae Woong masih berlari di hutan dan dia tersandung sehingga membuatnya terjatuh. Gumiho menghampiri Dae Woong yang jatuh dan tampak sangat kesakitan. Gumiho bilang bahwa Dae Woong sepertinya mau mati, jadi dia akan menyelamatkan Dae Woong karena Dae woong sudah menyelamatkannya. Akhirnya gumiho membantu Dae Woong yang kesakitan.
Esok paginya, Dae Woong bangun dan dia kaget karena dia ada di atas pohon. Dae Woong jadi tambah bingung karena badannya tidak apa-apa padahal semalam dia jatuh dari gunung. Gumiho muncul dan menanyakan kabarnya Dae Woong. Dae Woong terpesona oleh kecantikan Gumiho. Gumiho,”Aku menaikkan kamu ke atas pohon karena tadi ada babi hutan”.

Dae Woong, “Sipa kamu?”. Gumiho langsung senyum dan balik nanya “Kamu tidak ingat aku? Padahal kemarin kita mengobrol”. Dae Woong yang masih terpesona nanya balik, “Kapan?”. Gumiho senyum dan bilang kalau Dae Woong tampak lebih manis jika terkena sinar matahari. Dae Woong jadi ingat kalau wanita yang menelfonnya semalam juga bilang dia manis. Dae Woong langsung ketakutan sehingga dia jatuh dari pohon. Dae Woong,”Ha.. ha.. hantu.. pergi sana!”. Tapi Gumiho malah menghampiri Dae Woong dan bilang kalau ia bukanlah hantu. Dae Woong pun jadi sadar kalau siang hari ngak akan ada hantu, jadi dia percaya kalau Gumiho bukan hantu tapi manusia biasa. Gumiho senang dikira manusia dan langsung nanya, “Apakah aku terlihat seperti itu?”.

Biksu di kuil melaporkan hilangnya lukisan rubah itu pada polisi. Si polisi datang bersama dengan seorang wartawan. Wartawan,”Apakah anjing itu selalu menggonggong?”. Biksu itu bilang bahwa anjing itu menggonggong sejak malam, waktu itu ada seorang pemuda yang datang ke kuil karena ada HP di kuil itu. Polisi,”Di kuil ini tidak terlihat ada seorang pun yang masuk”. Biksu,”Saya bukan mau mencurigai pemuda itu, tapi saya khawatir akan suatu hal”.

Dae Woong bilang bahwa semalam itu permainan Gumiho sangat membuatnya ketakutan. Gumiho mengingatka bahwa saking ketakutannya Dae Woong sampai menggambar ekor di dalam lukisan. Dae Woong langsung ingat dan meminta Gumiho ke kuil untuk bertanggung jawab karena merusak benda bersejarah.

Gumiho bilang bahwa dia tidak ingin kembali ke kuil itu lagi. Dae Woong lalu menggandeng tangan Gumiho dan membawanya menuju kuil untuk bertanggung jawab karena sudah membuatnya menggambar di lukisan itu. Gumiho membela dirinya dengan mengatakan kalau dia melakukan itu untuk membebaskan diri karena dia sudah lama terperangkap di kuil itu dan ia ingin bebas. Dae woong,”Kau pasti memiliki masalah, jadi kau dikurung di kuil itu”.

Dae woong bilang kalau Gumiho pasti dikurung disana karena neneknya. “Aku mengerti keadaanmu karena kakekku juga begitu terhadapku. Berapa lama kau terperangkap disana?”. Gumiho,”500 tahun!”. Dae Woong langsung berhenti berjalan karena kaget, “500 tahun?”. Gumiho bilang pada Dae Woong bahwa dia telah ditangkap oleh Nenek Sam Shin dan sudah lebih dari 500 ada di kuil itu. Dae Woong, “Nenek Sam Shin? Lalu siapa kau itu?”. Gumiho pun jujur mengaku bahwa dia adalah Gumiho.
Dae Woong, “Gumiho? Ah, itu sebabnya kau memintaku untuk menggambar 9 ekor pada rubah itu?”. Gumiho mengangguk dan berkata, “Tapi aku juga sudah menyelamatkanmu. Aku menaruh manik rubahku di tubuhmu, karena itulah kau tidak sakit sama sekali”.

Dae Woong kesal dan jadi menyangka Gumiho adalah orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa dan akan sia-sia meminta pertanggung jawabannya itu artinya dia yang akan mendapat masalah.

Gumiho,”Kau tidak percaya padaku? Kau hidup karena aku”. Dae Woong,”Aku mati karenamu! Kenapa kau bersikap sepeprti orang normal? Seharusnya kau memakai bunga kalau kau gila! Ah, kau bilang kau ini Gumiho? Lalu mana ekormu itu?”. Gumiho,”Kau tidak bisa melihatnya sekarang, nanti ketika ada sinar bulan kau akan bisa melihatnya”. Dae Woong makin streess, dia memutuskan untuk pergi sendiri.

Gumiho,”Kau mau kemana?”. Dae Woong,”Akuu mau ke Seoul, jadi sebaiknya kau pergi ke arah yang berlawanan”. Dae woong meninggalkan gumiho. Gumiho,”Di jalan itu ada babi hutan”. Namun Dae Woong tidak mendengarkannya.

Dae Woong tenang karena sudah jauh dari Gumiho. Tapi tiba-tiba terdengar suara aneh dan dia kaget karena suara itu terdengar dari babi hutan yang ada di dekatnya. Dae Woong sudah berlari jauh, namun dia jadi ingat sosok gumiho diapun mencari Gumiho. Gumiho yang sudah tahu itu akan terjadipun hanya menunggu Dae Woong dan langsung tersenyum ketika tahu Dae Woong datang dan langsung mengajaknya berlari untuk menyelamatkan diri.

Mereka lalu bersembunyi di balik sebuah pohon besar. Gumiho hanya tertawa senang karena melihat wajah Dae Woong yang ketakutan. Setelah aman, maraka pun keluar dari hutan menuju ke jalanan.

Dae Woong melihat penampilan Gumiho dan menyuruhnya kembali ke kuil dan tidak berkeliaran dihutan karena banyak babi hutan. Dia bilang bahwa ia tidak takut babi hutan samaa sekali. Dae Woong mengerti dan bilang lagi bahwa akan sangat berbahaya jika berkeliaran di hutan dengan pakaian seperti itu. Lalu dia melepaskan kemejanya dan memberikannya pada gumiho. Gumiho bilang kalau Dae Woong cukup bermanfaat. Dae Woong menyuruh Gumiho ke kuil dan mengakui kalau dia yang mencoret lukisan itu, dan dia pamit pergi.

Kakek bertanya pada bibi, “Apakah kau sudah mencari ke semua tempat?”. Bibi menjawab ia sudah mencari dan ia berkata bahwa kakek harus melepaskan Dae Woong jika dia ingin pergi. Tentu saja kakek tidak mau, dia sampai mau menjual motor Dae woong agar dia kembali ke rumah. Lalu dia bertanya pada diri sendiri, “Tunggu apa aku kalah lagi dari anak itu?”.

Byung Soo dan Seo Nyun sedang membicarakan Dae Woong yang berani kabur dari kakeknya. Byung Soo bilang seharusnya ia bisa merasakan naik motor Dae Woong sekali sebelum dijual kakeknya, sementara Seo Nyeon bilang bahwa Dae Woong keren brani kabur seperti itu. Byung Soo,”Apa aku juga keren jika kabur seperti itu?”. Tapi Seo Nyeon malah bilang Byungg Soo malah akan terlihat seperti pembuat masalah.

Byung Soo tidak terima dan malah mengejek rambut Dae Woong itu kuno keriting seperti bibi-bibi. Tapi wanita itu malah bilang, “Ah, keriting dan berputar? Itu sangat lucu”. Byung Soo pun tak bisa berkomentar lagi. Lalu Seo Nyeon berkata padanya jika Dae Woong datang padanya dia akan melindungi Dae Woong, “kalau kau tahu beritahu aku secepatnya ya”.

Biksu memanggil Dong Joo ke kuil agar dia melihat anjing pemberian Dong Joo yang sangat berharga, karena sejak malam dia terus menggonggong biksu takut dia sakit. Dong Joo bilang dia akan kesitu karena sekalian ada keperluan bisnis. Lalu dia bertanya apa terjadi sesuatu tadi malam?. Biksu itupun membawanya ke kuil dan memeperlihatkan lukisan itu padanya. Biksu itu keluar duluan dari kuil, sementara Dong Joo masih menatap lukisan itu dengan seksama. Dong Joo, “Aku sengaja menaruh anjing untuk melindunginya. Ada yang mengeluarkannya sehingga dia kabur, siapa orang itu?”.

Dae woong menjual kalung agar dapat uang. Lalu dia menuju telfon umum untuk menelfon dan dia melihat sosok Gumiho yang duduk di kursi. Dae Woong kesal karena dia diikuti oleh Gumiho. Gumiho bilang bahwa dunia ini kini telah berubah. Lalu ada seseorang yang membuang kaleng minuman soda, Gumiho pun mengambilnya dan meminum sisanya. Dae Woong berkomentar, “Dia cukup cantik”.

Dae Woong ternyata menelfon kampusnya menanyakan apakah uang kuliahnya sudah dibayar?. “Tunngu akan diperiksa dulu” kata pihak kampus. Gumiho yang memiliki pendengaran tajam mendengarkan itu semua. Selagi menunggu dia bicara sendiri, “Aku ada audisi yang sangat penting dan aku ragu meninggalkannya, Ah semua akan baik-baik saja karena dia tidak tahu siapa aku”. Pihak kampus lalu memberi tahu bahwa uang sekolahnya telah di bayar kakek. Mendengar itu dia langsung mematikan telfonnya dan berniat untuk makan sesuatu yang enak.

Gumiho yang melihatnya keluarpun akan mengikutinya lagi. Dae Woong kesal, “Mengapa kamu mengikutiku hah?”. Gumiho, “Biarkan aku ikut makan denganmu. Aku ingin daging, selama di kuil aku tidak pernah makan daging. Sapi.. ya sapi.. aku ingin makan sapi”. Dae Woong menghampirinya, “Putri Gumiho, kita tidak saling mengenal jadi sebaiknya kita mengambil jalan yang berbeda”.

Dae Woong sudah mau berjalan pergi tapi ia berhenti karena mendengar Gumiho memanggilnya, “Belikan aku sapi, Dae Woong”. Dae Woong memutar badannya dan bertanya, “Darimana kau tahu namaku?”. Gumiho, “Kau adalah mahasiswa jurusan seni di universitas Han Gang angkatan 2009, Dae Woong. Itulah yang kamu katakan”. Gumiho langsung tersenyum namun Dae Woong malah jadi bingung.

Akhirnya dia pun mengijinkan Gumiho makan bersamannya. Dae Woong, “Kamu bisa tahu informasiku itu pasti karena menguping, tapi jarak antara tempat dudukmu dan telfon umum itu jauh tidak mungkin bisa menguping”. Gumiho bilang dia bisa melakukan hal itu sejak dia menjadi Gumiho. Dae Woong mengerti dan bilang, “ah, sejak otakmu melemah, bagian tubuhmu yang lain semakin menguat ya”.

Lalu Dae Woong membuat kesepakatan, “Karena aku sudah membelikanmu daging, kamu harus merahasiakan tentang masalah di kuil itu ya”. Gumiho, “Kamu juga haruus janji tidak memberi tahu orang-orang bahwa aku ini adalah Gumiho”. Dae Woong pun setuju untuk saling menjaga rahasia.

Gumiho yang melihat daging mentah ingin langsung memakannya, tapi dia mengurungkan niatnya karena dia tahu sifat manusia yang tidak memakan daging mentah. Dae Woong nanya, “Kamu kan Gumiho, kenapa kamu tidak makan daging mentah? Kenapa mau makan daging masak?”. Gumiho menjawab bahwa dia ingin menjadi amnusia jadi dia harus melakukan apapun yang manusia lakukan. Dae Woong mengejek hal yang dilakukan Gumiho itu terdengar mudah. Tapi Gumiho bilang itu sangatlah sulit.

Dagingnya sudah matang dan Gumiho pun langsung memakannya dengan lahap. Dae Woong, “Ah, pasti sangat sulit bagimu untuk tinggal di kuil karena kau sangat suka daging. Sebenarnya dimana rumahmu? Apa aku harus menelfon keluargamu?”. Gumiho bilang dia itu tidak punya siapapun. Dae Woong diam sebentar lalu tanya, “kau tidak memiliki orang tua?”. Gumiho, “ia, karena kau bukan manusia”. Dae Woong, “Ah benar kau ini bukan manusia, kau adalah rubah berekor sembilan!! Apa aku bisa menbicaraka pembicaraan seriu dengangadis ini?”. Gumiho memakan semua daging itu dan membuatnya berebutan satu daging yang tersisa dengan Dae Woong. Ketika Dae Woong mau memakannya, diapun langsung membentak dan marah besar sehingga Dae Woong pun memberikan dagingnya. Setelah menerimanya Gumiho pun kembali ceria. Dae woong lalu bilang dia mau ke kamar mandi dan menyuruh Gumiho menunggu di restauran.

Ternyata dia bukan mau ke kamar mandi melainkan ke telfon umum untuk menelfon kuil dan memberi tahu bahwa ada orang yang kabur dari kuil itu, setelah selesai diapun menutuo telfonnya. Dae woong, “apa mereka akn percaya bahwa orang gila itu yang mencoret lukisan tua itu?”. Dae Woong menghilangkan pikirannya itu dan langsung pergi.

Gumiho yang penasaran kemana Dae Woong pergipun menyusulnya ke kamar mandi sambil membawa tulang dan mendapati Dae Woong yang tidak ada. Ketika melihat ada closet, Gumiho terlihat takjub “kenapa ada tempat duduk disini? Ah, ini bukan kusi melainkan sumber air. Tempatnya bagus tapi airnya tidak bersih”. Tidak sengaja tulang yang dibawa Gumiho itu jatuh ke closet dan ketika dia mau menganmbilnya tulang itu sudah disedot oleh closetnya. Ketika dia mau mengambil lagi tulang dagingnya, dia mendengar suara biksu dikuil dan dia pun langsung bersembunyi.

Biksu, Dong Joo, dan polisi mencari Dae Woong dan Gumiho di restauran itu. Pemilik restaurannya bilang bahwa tadi memang ada pemuda dan pacarnya yang sangat cantik. Dong Joo langsung terlihat cemburu mendengarnya. Biksu itu bilang mungkin kemarin dia minjem HP buat nelfon perempuan itu. Dong Joo bilang dia ingin meminjam HP itu dan pamit pulang ke Seoul, jika ada kabar dia akan langsung memberi tahu biksu itu.

Di perjalanan, Dong Joo bilang bisa mencari orang hilang dari telfon. Asistennya mengira bahwa yang hilang adalah peliharaannya, “peliharaanmu hilang lagi?”. Dong Joo, “Ini sedikit seram untuk dikatakan hewan peliharaan dan ini juga sedikit berbahaya”. Asistennya nanya lagi, “lalu hewan apa itu?”. Dong Joo, “Ini bisa dibandingkan dengan Mutan”.

Gumiho naik ke atap untuk mencari Dae Woong, dia menggunakan inda penciumannya untuk menemuka Dae Woong. Dia mencium bau Dae Woong di dekat terminal, dia pun langsung berangkat ke terminal. Di perjalanan dia melihat bapa-bapa membeli minuman soda seperti yang tadi dia temukan di tempat sampah. Bapa-bapa itu sadar bahwa Gumiho pasti mau minuman itu, dia pun langsung memberikannya. Gumiho minum dan berkomentar, “ini semua penuh gelembung dan ini adalah pengalaman pertamaku meminum minuman yang unik ini”.

Mobilnya Dong Joo melintasi gumiho namun dia tidak tahu bahwa itu adalah Gumiho. Asistennya bertanya lagi, “Seperti apa dia itu?”. Dong Joo, “Aku belum pernah melihatnya di dunia nyata. Tapi pasti dia sangat cantik dan kecantikannya itu cukup untuk menggoda para pria”.

Bibi Dae Woong ada di sebuah mall, dia menelfon Byung Soo untuk menanyakan kabar Dae Woong. Lalu bibi masuk kedalam Lift, di Lift dia tidak sengaja kentut karena merrasa tidak enak badan. Lift berhenti disebuah lantai, dia pun langsung panik dan ingin menghilangkan bau kentut nya itu. Ternyata ada seorang laki-laki seusianya yang naik Lift itu, bibi pun langsung bersikap tenang dan pura-pura tidak menyadari bau kentutnya itu.

Lalu Lift berhenti di sebuah lantai dan ada 2 ibu-ibu yang masuk, ketika pintu di tutup ibu itu bilang bahwa ada bau tidak sedap di Lift. Tiba-tiba laki-laki itu bilang dia yang kentut karena sedang tidak enak badan. Bibi pun kaget mendengarnya. Pintu Lift pun terbuka lagi, laki-laki itu pun keluar. Sebelum pintu tertutup kembali, bibi pun tersenyum mengucapkan terima kasih. Dan di luar Lift laki-laki itu langsung bilang, “Ah, dia manis”.

Dae Woong berniat meninggalkan gumiho makannya dia langsung naik bis menuju Seoul. Ketika duduk dia langsung menutup mukanya memakai masker. Kondektur bis meminta tiket kepada Dae Woong dan dia pun memberikannya. Tepi kondektur itu minta dua tiket, jelas Dae Woong jadi bingung, ketika dia membuka matanya dia pun berteriak kaget melihat Gumiho ada di kursi sampingnya. Dae Woong, “Ngapain kamu ada disini?”. Gumiho, “Kita harus pergi bersama-sama”.

Dia pun langsung menarik Gumiho turun dan meminta agar Gumiho tidak mengikutinya lagi. Gumiho bilang dia mengikuti Dae Woong dengan cara mencium bau Dae Woong. Gumiho melihat Dea Woong membawa plastik hitam, “Ah, kau membawa greentea seperti biksu. Kau juga membawa sosis dan strawberry”. Dae Woong, “Dari mana kau tahu? Apa kau terus mengikutiku dan melihat apa yang aku beli?”. Gumiho bilang lagi bahwa dia bisa tahu karena mencium bau Dae Woong.

Dae Woong udah bener-bener kesal dia nanya, “Kenapa kamu mengikutiku terus?”. Dengan polos dia menjawab, “Karena aku menyukaimu”. Dae Woong mulai marah dan mendorong gumiho, “Kamu bertingkah seperti orang gila hanya untuk mengikutiku kan? Aku sudah sering melihat wanita yang terus mengikuti laki-laki tapi ini pertama kalinya aku melihat yang sepertimu. Sensasional!! Iya aku mengakui bahwa metode gilamu ini benar-benar segar tapi ini aneh. Kau itu menyeramkan dan terlihat seperti penguntit”.

Gumiho bilang dia tidak berbohong. Dae Woong, “Jadi kau adalah Gumiho?”. Dia mengaku iya. Dae Woong, “Gumiho itu menarik laki-laki... dia rubah berekor sembilan.. apakah seperti itu? Gumiho itu menggali dan mengambil hati laki-laki untuk dimakan. Gumiho seperti itu?”. Gumiho, “Aku ini sudah menyelamatkanmu”. Dae Woong kesal karena menyangka Gumiho tetap pura-pura gila. Diapun menantang Gumiho, “Aku akan pergi dan kau boleh mengikutiku dengan indra penciumanmu itu. Ketika bulan muncul,tunjukan ekormu itu padaku dan ambil mutiara titisan itu agar aku percaya”.

Dae Woongpun pergi dan Gumiho bilang, “Aku akan mengikutimu dan membuatmu percaya, lalu kau kan mati”. Dae Woong tidak peduli dan langsung masuk ke bis. Didalam bis Dae Woong melihat keluar dan melihat sosok Gumiho yang memandangnya tajam. Ketika kedua kalinya dia melihat sosok Gumiho pun sudah menghilang.

Akhirnya dia sampai di terminal Seoul dan dia merasa ada yang terus mengikutinya. Ketika dalam keretapun dia melihat ada sosok perempuan yang menggunakan gaun putih dan berambut panjang, dia sudah ketakutan tapi ternyata itu bukanlah Gumiho. Keetika berjalan di sebuah taman ada yang menepuk pundaknya dan dia pun jadi semakin ketakutan, tapi ternyata itu adalah Byung Soo dan Seo Nyeon.

Merekapun pergi ke sebuah gor tempat latihan basket dan Byung Soo memberikan tas dan HP kepada Dae Woong dari bibinya, bibi juga berpesan Dae Woong jangan dulu pulang sampai bibi berhasil membuat kakek tenang dulu. Seo Nyeon bilang bahwa untuk sementara waktu Dae Woong bisa tinggal di gor itu dan dia ijin keluar sebentar untuk mengambil kuncinya.

Dae Woong mencium bau tidak sedap dan diapun berfikir untuk melepaskan bajunya. Byung Soo melihat punggung Dae Woong yang penuh memar dan bertanya, “Kau mendapatkan luka dan sepertinya luka ini membuat tulangmu patah. Apa kau tidak merasa sakit?”. Dae Woong, “Tidak terasa sakit sama sekali”. Dae Woong ingat dia terjatuh di hutan dan yakin bahwa itu yang membuatnya luka tapi anehnya benar-benar tidak terasa sakit sama sekali. Dae Woongg ingat bahwa Gumiho bilang dia telah menyelamatkan nyawa Dae Woong tapi dia berusaha menyangkal bahwa yang dikatakan Gumiho itu tidak mungkin benar.

Byung Soo, “Tidak mungkin apanya?”. Dae Woongg bilang bahwa dia bertemu wanita aneh hari ini yang mengaku dirinya adalah Gumiho, lalu dia bilang, “Ah, aku tidak boleh mengatakan ini pada siapapun atau aku akan di bunuh”. Byung Soo bilang kalau perempuan itu memang Gumiho harusnya dia jangan memberi tahunya, karena menurut cerita jaman dulu jika ada yang mengetahui rahasianya dan membongkarkan pada orang lain maka Gumiho akan memakan hati pria-pria. Dae Woong langsung panik dan Byung Soo bilang bahwa itu hanyalah sebuah cerita.

Seo Nyeon lalu datang sambil membawa kunci. Byung Soo pamit karena ia harus kerja sambilan dulu. Dae Woong minta agar mereka tetap bersamanya di gor, lalu Seo Nyeon bilang dia dengan senang hati akan menemaninya. Byung Soo cemburu dan bilang bahwa Seo Nyeon harus segera pulang karena ayahnya akan khawatir nanti. Dae Woong jadi takut di tinggal sendiri, Byung Soo lalu bilang bahwa Dae Woong harus menjaga hatinya agar tidak di makan Gumiho. Ketika mereka keluar Dae Woong berteriak “JANGAN MATIKAN LAMPUNYA!!!”. Tapi lampu malah dimatikan (Atuh nyalain lagi ja oppa Seung Gi, kan oppa punya kaki. Haha).

Dae Woong pun ke kamar mandi dan mengganti baju dan memcuci mukanya. Lalu dia ingak kata-kata Gumiho, “Aku akan menemukanmu dan membuatmu percaya. Dan jika saatnya tiba, aku akan membunuhmu!!”. Lalu dia berkomentar bahwa hal itu cukup mengerikan.
Untuk menghilangkan rasa takutnya dia bermain basket di gor itu. Bola basketnya terlepas dari tangan Dae Woong dan saat Dae Woong akan mengambilnya bola itupun menghampirinya sendiri. Dae Woong mencoda berfikiran positif, bahwa bola itu memantul ke tembok sehingga bolanya kembali kepadanya. Tiba-tiba saja semua bola yang ada dalam gor itu menghampirinya dan Gumiho pun datang menghampirinya.

Dae Woong kaget melihat Gumiho. Gumiho bilang bahwa sebelumnya dia sudah mengatakan akan menemukan Dae Woong. Dae Woong sudah tidakbisa bicara apa-apa lagi, dan hanya bilang bahwa Gumiho itu sangat luar biasa hebatnya. Gumiho bilang bahwa dia memang benar adalah Gumiho dan dia akan menunjukan ekornya saat bulan muncul. Gumiho berjalan menjauh dari Dae Woong, dan ketika bulan benar-benar terlihat jelas, kesembilan ekor Gumiho itupun muncul dan itu membuat Dae Woong tercengang dan menjatuhkan bola basketnya (Kalau aku si udah pasrah aja, mau digimanain juga).

Gumiho bilang bahwa dia ini memang Gumiho dan sekarang dia akan mengambil titisan rubah yang ada di Dae Woong. Gumiho pun mulai mendekat dan menempelkan bibirnya ke bibir Dae Woong (Sengaja pake bahasa yang agak halus, masih di bawah umur. Hehe) untuk mengambil mutiara titisan di Dae Woong.